Part 11

10.5K 702 65
                                    

Serius Rakha senyum?

---Part 11---

Selesai makan malam bersama keluarganya, Zahra memutuskan untuk kembali ke kamar. Cewek itu tidak tahu ingin melakukan apa, karena tugas juga tidak ada. Alhasil, dia memilih ke balkon, melihat gemerlap bintang-bintang yang bersinar dalam gelapnya malam.

"Zahra!" cewek itu terkejut saat mendengar suara seseorang berteriak memanggil namanya. Bulu kuduknya seketika berdiri, membuatnya takut.

Zahra menoleh ke kanan-kiri, lalu melihat pintu kamarnya yang tertutup rapat. Lalu ... siapa yang memanggilnya. Apa Aldo sedang mengerjainya? Tetapi tidak mungkin. Karena sehabis makan malam tadi, Aldo langsung kembali ke kamar untuk melanjutkan tugas kuliahnya. Zahra menelan salivanya susah payah.

"Oy!" suara itu kembali terdengar. Terasa familier di telinganya.

Cewek itu langsung berdiri dan melihat ke bawah. Di depan pagarnya ada seorang cowok dengan motor ninja hitam yang bertengger manis disana. Zahra menyipitkan matanya, mencoba mengingat sesuatu dan---

Rakha?

Cowok itu melambaikan tangannya. Kemudian memberi kode dengan menggoyang-goyangkan ponselnya. Zahra mengerti, buru-buru dia kembali ke kamarnya untuk mengambil ponselnya yang berada di nakas.

5 pesan dan 3 panggilan tak terjawab, dari Rani dan Rakha. Tumben sekali.

Tok... Tok... Tok...

Zahra mengalihkan pandangannya ke pintu kamarnya yang tertutup.

"Ara, ada temen kamu di bawah," ucap bunda dari balik pintu.

"Iya bun," jawab Zahra. Kemudian cewek itu langsung keluar kamar, menuruni satu persatu anak tangga rumahnya. Dan saat itu juga, dia menangkap siluet Rakha yang sedang bercerita dengan kakaknya.

"Nah, ini Zahra-nya. Gue mau lanjut nugas dulu kalau gitu," ucap Aldo beranjak dari duduknya. Langsung pergi menuju kamarnya.

Zahra duduk di sofa seberang Rakha. Sebenarnya dia bingung, ada apa cowok itu datang ke rumahnya malam-malam begini. Eh, belum malam juga sih, masih jam delapan.

"Lo mau ngapain, Kha?" tanya Zahra, membuat Rakha melihatnya.

"Mau ngajak lo jalan," jawabnya.

Zahra sempat terkejut sebentar. Tapi sebisa mungkin dia bersikap biasa saja. Hei, apa dia tidak salah dengar? Apa kupingnya sedang bermasalah atau bagaimana. Tidak mungkin Rakha mengajaknya jalan. Apa ini halusinasinya saja? Tetapi tidak mungkin, jelas-jelas ia mendengarnya.

"Mau nggak?" Rakha bertanya. Salah satu alisnya terangkat, menunggu jawaban Zahra.

"Lo ... beneran?" cicit Zahra, tak percaya.

Siapa tahu kan cuma prank?

"Apa untungnya kalo gue bohong?" tanya Rakha dengan raut datar, membuat Zahra kesal.

"Emang mau kemana?"

"Ikut aja," balas Rakha sekenanya.

"Berdua aja?"

"Lo mau ngajak siapa? Bunda, ayah, sama abang lo mau ajak juga?" ucapan dengan intonasi menyebalkan itu membuat Zahra geram.

"Ngeselin lo!" cibir Zahra. Wajahnya sedikit ditekuk.

Rakha tersenyum melihatnya. Sampai Zahra melihatnya jadi heran.

''Dia tadi beneran senyum?'' batin Zahra.

Zahra & RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang