"Lisa." Panggilnya.
Lisa menoleh, tatapan matanya yang tajam menatap mata laki-laki dihadapannya. Terlihat ketulusan, kesedihan, penyesalan dari matanya. Sebenarnya, Lisa sendiri sudah memaafkan orang itu dari awal. Hatinya terus mengatakan, bahwa ia mencintai laki-laki itu. Begitu kuat hatinya berbicara, sampai Lisa sendiri pun tidak mampu melawannya walaupun sudah berbagai cara ia lakukan untuk menolak perlakuan laki-laki itu.
"Aku tahu sulit bagimu memaafkanku. Dan orang sepertiku tidak seharusnya dimaafkan. Tapi aku mengakui kesalahanku." Ucap laki-laki itu. "Dan jika kau mau memberiku kesempatan lagi, aku berjanji akan melindungimu. Aku berjanji akan melakukan apapun itu asal baik untukmu. Dan jika aku melakukan kesalahan yang sama, kau boleh mencaciku terserah apa yang ingin kau lakukan padaku. Tapi aku berusaha untuk tidak melakukannya karena aku.."
Lisa kembali menatap laki-laki yang tertunduk dihadapannya itu.
"Aku mencintaimu Lisa.." Lanjut laki-laki itu. Kini dengan mata yang berkaca-kaca. Tentu saja Lisa terkejut. Dan matanya tanpa sadar mengeluarkan air mata juga. Tetesan bening itu meluncur dengan mulus di pipinya yang lembut setelah mendengar kata-kata tulus yang keluar dari mulut laki-laki itu. "Kau mau memaafkanku?"
Lisa mengusap air matanya. "Dari dulu aku memang sudah memaafkanmu. Aku juga minta maaf karena aku bersikap seolah-olah aku sangat membencimu."
"Tidak. Kau tidak perlu meminta maaf. Itu memang pantas untukku. Dan kau dari dulu memang gadis baik yang mau memaafkan kesalahanku."
Lisa tersenyum kecil.
"Dengar. Aku tidak mau melakukan kesalahan yang sama seperti dulu dan untuk itu.." laki-laki itu memutuskan ucapannya, lalu merogoh saku celananya. "Aku ingin kau menjadi istriku karena jika kita sudah terikat, aku hanya milikmu dan kau hanya milikku. Aku memastikan tidak akan ada yang dapat memasuki celah diantara kita dan kau.. kau akan menjadi milikku sepenuhnya dan aku tidak akan melakukan kesalahan itu lagi. Apa kau mau menikah denganku?"
Mata Lisa membulat. Lagi-lagi mata bulatnya itu meneteskan air mata. Apa yang barusan didengarnya? Kata-kata lamaran? Tidak, bukan. Bukan hanya sekedar lamaran biasa. Lamaran itu memiliki arti. Memiliki alasan yang begitu tulus.
Lisa menatap laki-laki itu dengan lekat, lalu menganggukkan kepalanya. "Ya, aku mau."
Laki-laki itu memeluk Lisa erat. Kejadian itu disaksikan oleh indahnya taman disudut kota Seoul. Disaksikan langit dan seluruh alam. "Aku mencintaimu Lisa."
"Aku juga."
.
.
.
.
."Nyonya? Tatanannya sudah selesai."
Lisa tersadar dari ingatannya. Kini, ia berada didalam ruang rias pengantin. Ya, hari ini adalah hari pernikahannya. Lisa menatap dirinya didepan cermin yang dibaluti dengan gaun putih yang menjuntai panjang. Gaun yang sangat cantik. Lisa menyukainya. Lisa tersenyum lebar. "Bagus sekali. Sangat natural."
"Aku tahu kau menyukai makeup natural. Dan kau terlihat sangat cantik." Puji sang perias.
"Pengantin wanita! Ayo bersiap-siap. Sebentar lagi akan dimulai!"
"Ya! Tunggu sebentar." Lisa segera berdiri dari duduknya.
Pesta pernikahan yang diambilnya bertema Garden Party karena menurutnya itu terlihat sederhana walaupun biaya yang dikeluarkan untuk itu, cukup banyak. Tapi calon suaminya itu merasa tidak keberatan dan justru dia yang membuat biayanya semakin mahal karena yah.. ia memang kaya. Yang diundang juga hanya keluarga dan teman-teman terdekat mereka berdua karena mereka tidak mau terlalu ribet dengan banyaknya tamu. Lisa bersama ibunya melangkahkan kakinya menuju tempat resepsi. Sebenarnya, Ia cukup gugup. Lisa mengangkat kepalanya, didepannya telah berdiri calon suaminya, Jeon Jungkook dengan mengenakan tuxedo putih. Jujur saja, Lisa terpana dengan penampilan Jungkook yang begitu tampan dan memesona. Begitu juga dengan Jungkook. Dimatanya, Lisa sangat-sangat cantik dan anggun. Ia begitu bersyukur mendapatkan Lisa yang menjadi pasangannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROTECT - liskook -
Fanfiction"aku sangat mencintainya maka dari itu aku ingin melindunginya." JK -JEON FAMILY LIFE- 🔞🔞🔞🔞⚠️⚠️⚠️