Part 2

18K 1K 65
                                    

Jungkook menghentikan mobilnya di depan sebuah cafè yang dimaksud Nayeom. K-Cafè. Apa Nayeon sudah sampai? Apa ia yang sampai lebih dulu? Jungkook adalah tipe orang yang cepat bosan dan tidak suka menunggu lama-lama. Kecuali untuk menunggu Lisa. Satu abad pun ia rela.

Jungkook memasuki cafe besar itu dan mencari-cari sosok yang akan ditemuinya.

"Ah oppa! Disini!"

Mata Jungkook langsung menangkap sosok seorang gadis yang dicarinya. Nayeon tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Langsung ke intinya saja. Untuk apa kau menyuruhku kemari?" Jungkook mendaratkan pantatnya pada kursi.

"Ah sebentar. Kurang rasanya jika berbicara tanpa minuman atau makanan kan? Bagaimana kalau aku pesankan minuman? Oppa mau apa? Choco hazelnut? Kesukaan oppa dulu! Aku masih mengingatnya dengan baik."

Jungkook menghela napas. "Kopi biasa saja."

"Kenapa? Biasanya oppa pesan itu kan?"

"Aku sudah tidak begitu suka."

"Hmm.. oke. Kau mau kupesankan makanan?"

"Tidak, aku tidak begitu suka makanan manis."

"Oppa dulu suka memesan pai. Oppa mau ?"

"Tidak."

"Lalu? Choco cake? Atau.. cheesecake? Atau semacamnya?"

"Sudah kubilang aku tidak suka makanan manis. Tidak usah tanya apa-apa lagi padaku. Kalau kau ingin pesan, pesan saja. Aku juga tidak akan memakannya."

"Yak.. yak.. Oppa dingin sekali. Kalau begitu, aku pesan dulu."

Jungkook tidak menjawab. 5 menit kemudian, gadis itu kembali membawa pesanannya dan juga minuman Jungkook. "Ini. Punyamu oppa." Nayeon menyodorkan segelas hot coffee pada Jungkook. "Maaf, aku pesan cheesecake karena aku lapar. Kalau oppa mau ambil saja punyaku."

"Tidak." Jungkook menyeruput minumannya. "Sekarang. Untuk apa kau menyuruhku kesini?"

"Aku hanya ingin mengulang kenangan aku dan oppa." Nayeon memotong cake-nya.

"Untuk apa? Aku sudah mempunyai istri."

"Yak! Memangnya seberapa besar perasaanmu pada istrimu itu? Pasti tidak sebesar perasaanmu padaku dulu, kan?" Nayeon tersenyum penuh percaya diri. "Lagipula, keluarga kalian itu seorang pebisnis besar. Kalau menikah, ya pasti tidak jauh-jauh dari yang namanya dijodohkan. Benar, kan?"

Rahang Jungkook mengeras.

"Perasaanmu pada istrimu pasti biasa saja. Walaupun kalian sudah mempunyai anak dan sudah bercinta.., tapi kau tidak sepenuhnya mencintai istrimu, kan?"

"Kenapa kau bisa bicara seperti itu?"

"Hahaha! Astaga oppa... sudah banyak kejadian seperti itu! Anak dari orang-orang yang memiliki jabatan tinggi, pasti kisah hidupnya tidak jauh-jauh dari perjodohan. Menikah hanya karena paksaan, bisnis, untuk mendapatkan keuntungan perusahaan mereka dan ujung-ujungnya? Bercerai. Hanya beberapa saja yang memang hidupnya berjalan dengan baik."

"Apa kau sudah yakin benar dengan ucapanmu?"

"Tentu saja!" Seru Nayeon sambil memasukkan potongan cake kedalam mulutnya.

"Tapi sayangnya, cerita konyolmu itu tidak terjadi di kehidupanku." Ucap Jungkook tajam. "Aku sama sekali tidak dijodohkan. Keluargaku tidak selemah itu yang mencari keuntungan lewat hal semacam bodoh itu. Perusahaan kami masih bisa berdiri tegak tanpa adanya perjodohan kuno. Appa dan eomma juga tidak memaksa soal itu. Dan aku, menikah dengan istriku tanpa adanya paksaan. Murni dari hatiku sendiri."

PROTECT - liskook -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang