"Kau tahu, hidup di kota terkadang sangat menyesakkan. Sejak orang tuaku pindah dari Los Angeles ke Beverly Hills, tempat ini adalah satu-satunya tempat di mana aku bisa menenangkan pikiranku."
Hyunji menganggukkan kepalanya setuju. Gadis itu menyukai tempat ini. Ia bisa merasakan angin sejuk mengenai setiap inci kulitnya, dan pemandangan hutan terbentang di depannya.
Sekarang mereka berdua berada di Franklin Canyon Park, salah satu taman di Beverly Hills yang terkenal dengan pemandangannya yang menakjubkan.
Hoseok tiba-tiba menarik tangan Hyunji dan mengarahkannya ke sebuah pohon di depan danau. Lelaki itu mendudukkan dirinya di sana dan Hyunji ikut duduk di sebelah lelaki itu.
"Kenapa kau tiba-tiba datang ke Beverly Hills? Apakah kau merindukanku?" tanya Hoseok kemudian terkekeh kecil.
Hyunji mengerutkan keningnya. Mulutnya sudah gatal sekali untuk mengatakan bahwa ia tidak mengenal lelaki itu. Tetapi melihat bagaimana lelaki itu terasa sangat senang berada di sebelahnya membuat Hyunji mengurungkan niatnya.
Gadis itu menangkap sesuatu yang berbeda dari Hoseok. Hoseok sepertinya pria baik-baik yang tidak memperlihatkan hawa nafsunya seperti Jimin yang selalu menempel kepadanya setiap detik. Hyunji berpikir dalam hati bahwa siapapun gadis yang seharusnya berada di tempatnya saat ini adalah gadis yang beruntung. Hoseok adalah pria yang benar-benar menawan.
Tidak ingin merusak fantasinya dengan gadis yang seharusnya bersama Hoseok hari ini, Hyunji berencana untuk bermain sedikit. Siapa tahu jika Hoseok bertemu dengan gadis yang sesungguhnya, hubungan mereka akan membaik mengingat Hoseok sedari tadi terus meminta maaf.
"Ya. Aku sangat merindukanmu, Hoseok."
Hoseok terkejut. Ia sangat tidak menyangka mendapat respon seperti ini. "Apa kau serius?" tanya Hoseok kembali.
Hyunji tersenyum lebar. "Tentu saja. Kau pikir kenapa aku rela mengendarai mobil dari Los Angeles menuju Beverly Hills?"
Hoseok tidak bisa menyembunyikan kesenangannya. Lelaki itu langsung memeluk Hyunji dengan sangat erat, membuat gadis itu tersentak. Namun Hyunji tetap melingkarkan tangannya pada Hoseok, melanjutkan permainan yang dibuatnya.
Hoseok mengendurkan pelukannya menatap Hyunji dalam. "Itu berarti kau memaafkanku?" tanyanya.
Hyunji menggigit bibirnya. Ia bingung harus menjawab apa. Ia tidak tahu apa yang harus dimaafkan jadi dia tidak bisa sembarangan memaafkannya. Namun entah kenapa perasaan Hyunji bergetar melihat bagaimana tulusnya tatapan Hoseok kepadanya.
Hyunji hanya menganggukkan kepalanya, namun Hoseok merespon berlebihan. Lelaki itu kembali memeluk Hyunji dengan sangat-sangat erat.
"Terima kasih, Jo Jihyun. Aku janji ini yang terakhir kalinya. I love you so much, Jo Jihyun."
>>----------<<
Belum pernah ke Amerika sih, tapi aku udah re-search beberapa tempat yang bagus. And ... seriously, aku harap suatu saat nanti bakal bisa kesana :))
Btw, gue kuker banget kemarin. Tampilan isi fanfic ini gue ubah-ubah dikit. Semoga kalian ga keberatan^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched; pjm | ✔
FanfictionSemua ini salah Jeon Jungkook yang memaksa Jo Jihyun untuk membawa seorang lelaki mabuk ke rumahnya. Seandainya kalau Jihyun menolak tawaran Jungkook, gadis itu pasti tidak akan terjebak dalam permainan cinta Park Jimin. Dan seandainya jika Jimin me...