thirty one

5.3K 693 6
                                    

"What are you doing here, Jung Hoseok?"

"Jaden?" tanya Hoseok memastikan.

"Don't say my name with the dirty mouth of yours!" Jaden setengah berteriak, membuat Hyunji dan Hoseok terkejut.

Hoseok sangat tahu kenapa Jaden menjadi sangat marah, tapi tidak dengan Hyunji. Gadis itu benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Apakah ini ada hubungannya dengan Jihyun? Hyunji tidak tahu sama sekali.

"Kita sebaiknya pergi, Ji. Aku malas bertemu lelaki ini," ucap Jaden terang-terangan. Gadis itu segera bangun menarik tangan Hyunji, namun Hyunji tidak bergeming dari tempatnya.

"Apa masalahnya, Jaden?" tanya Hyunji tidak mengerti.

"Apa kau lupa? Dia lelaki yang menyakitimu! Kau bahkan mengunci dirimu di kamar dan tidak makan hampir seminggu penuh hanya karena lelaki brengsek ini!" Jaden masih di ambang kemarahannya, dan Hoseok yang mendengar penuturan Jaden hanya bisa diam. Merasa terpojokkan, ia merasa sangat bersalah. Ia tidak tahu perbuatan bodohnya di masa lalu membuat Jihyun seperti itu.

Hyunji sebenarnya agak bingung menghadapi ini. Ia tidak tahu apa yang Hoseok lakukan selama ini pada gadis yang bernama Jo Jihyun itu. Hyunji seharusnya tidak ikut campur, tapi ia sadar bahwa tindakannya sudah terlalu jauh. Ia sudah ikut campur terlalu jauh, dan Hyunji merasa bersalah akan hal itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur, ia tidak bisa mengulang dan menarik ucapannya waktu itu.

"Now we're fine. Me and him, we're fine," ucap Hyunji tegas. Hoseok tersenyum, agaknya ia gadis itu mengingat apa yang terjadi beberapa hari lalu saat dirinya mengajak Hyunji ke taman.

Jaden masih cemberut. Wajahnya kentara sekali mengatakan bahwa ia tampak tidak senang. Kulitnya berubah merah, menunjukkan bahwa gadis itu sudah marah dan sudah kehilangan kesabarannya. "Apa? Kau gila? Kau memaafkannya?"

"Aku tidak memaafkannya sepenuhnya. But why don't give him a chance?"

Hoseok sangat mengerti kenapa Jihyun tidak memaafkannya sepenuhnya. Karena lelaki itu tahu, bahwa akar dari seluruh alasan mengapa saat ini Jaden sangat membencinya berasal dari dirinya. Hoseok tidak mau menepis fakta tersebut, walaupun hati kecilnya mengatakan bahwa ia mengharapkan Jihyun akan kembali ke dalam pelukannya lagi.

Ini sebenarnya berawal dari kesalah pahaman kecil yang berujung menjadi masalah besar. Walaupun Hoseok sudah berulang kali menjelaskan, ia tidak bisa dipercaya Jaden lagi.

Hoseok sangat tahu bahwa ini hanyalah masalah dirinya dengan Jihyun, tapi Jaden adalah anak yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Walaupun Jaden bukanlah orang yang memiliki hubungan darah dengan Jihyun, ikatan batin mereka sangat kuat bagaikan kakak dan adik sungguhan.

Jaden yang umurnya tiga tahun lebih muda dari Jihyun itu terkadang bersikap seperti kakak. Dia sangat overprotective dengan apa yang Jihyun lakukan. Jaden bahkan mengetahui semua rahasia Jihyun, dan sebaliknya Jihyun mengetahui seluruh rahasia Jaden. Mereka adalah saudara tidak sedarah yang tidak terpisahkan, sampai akhirnya Jihyun memutuskan untuk kembali ke Korea Selatan.

"Kau sangat tahu, aku tidak akan benar-benar memaafkanmu, Jung Hoseok," dengus Jaden sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Hoseok tersenyum, agak lega saat merasakan singa betina di depannya mulai menjinak, walaupun belum sepenuhnya.

"Ekhm ... ayo kita cepat makan. Aku ada urusan," ucap Hyunji memecah atmosfir tegang yang terjadi antara Hoseok dan Jaden.

"Urusan apa? Kenapa kau terlihat sangat sibuk?" tanya Jaden.

"Aku harus bekerja."

"Bekerja?" tanya Jaden tidak percaya. "Kau sudah dapat pekerjaan?"

Hyunji menganggukkan kepalanya. Apakah dia melakukan hal yang benar? Gadis itu tidak tahu bahwa Jihyun adalah seorang pengangguran, jadi tidak apa kan kalau sekarang mengakui dirinya punya pekerjaan?

"Ya. Aku kira aku butuh sesuatu untuk dikerjakan," ucap Hyunji, mencoba untuk se-netral mungkin.

"Wah, ini benar-benar tidak dipercaya. Kau bekerja dimana?" tanya Jaden.

Hyunji menggigit bibirnya. Ia tidak harus menjawab apa. Sangat tidak mungkin ia menjadi menjadi seorang designer dan CEO Lee Enterprise.

"Uhm ... Shaperon."

"Apa?! Shaperon? Kau berjaga di sana?"

"Uhm ... i-iya, aku berjaga di sana."

Tiba-tiba saja Hoseok berdeham, memecah percakapan antara Hyunji dan Jaden. "Kalian mau pesan apa? Aku masih ada pelanggan lain yang menunggu."

Seakan baru terngat dengan kehadiran Hoseok, kedua gadis yang di meja tersebut langsung teringat tujuan utama mereka kemari.

"Pilihkan aku. Aku tidak tahu apapun," ujar Jaden, bingung melihat menu di depannya.

Hyunji tersenyum meng-iyakan kemudian memesan makanan.

>>---------<<

Btw, aku kena Hope World fever. why is he so damn hot?

I can't help but post this pic

Imagine kalian lagi dinner sama hoseok kaya gini /mimisan/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Imagine kalian lagi dinner sama hoseok kaya gini
/mimisan/

Switched; pjm | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang