Hoseok berencana untuk mengajak Hyunji pergi ke Los Angeles, tempat dimana Hoseok dan Jihyun menghabiskan masa anak-anak dan remaja bersama sebelum Hoseok pindah ke Beverly Hills. Hyunji juga sangat penasaran dengan rupa Jihyun, dan di kediaman Paman Will-lah dimana ia bisa melihat wajah Jihyun sepuas-puasnya.
Hoseok mengatakan bahwa keluarga Paman Will sangat menyayangi Jihyun layaknya anaknya sendiri, jadi mereka sangat suka mengambil foto Jihyun dan menempelkannya di dinding rumah atau pun diselipkan di dalam album foto. Hoseok pernah melihat album fotonya sekali, di sana penuh dengan aib Jihyun saat masih balita.
Setelah pembicaraan malam itu, mereka berdua memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan paginya bertemu lagi untuk berangkat ke Los Angeles. Mereka berencana untuk menggunakan mobil Hoseok saja, agar mobil Jihyun tidak terlalu mencolok di daerah sana. Tepat pukul tujuh pagi, mereka berangkat menuju Los Angeles dengan Hoseok yang menyetir.
Jarak dari Beverly Hills menuju Los Angeles lumayan banyak menghabiskan waktu. Sekitar setengah jam sampai satu jam. Tapi Hyunji sama sekali tidak keberatan, bahkan gadis itu sangat antusias karena ia benar-benar penasaran akan Jo Jihyun.
Untuk memecah keheningan selama di mobil, Hyunji memutuskan untuk bertanya sesuatu pada Hoseok. "Hoseok-ah," panggil Hyunji.
"Hm?"
"Sebenarnya kau ada masalah apa dengan Jihyun?" Sebenarnya Hyunji sudah sangat penasaran sekali dengan masalah ini, tapi ia tidak pernah ada timing yang pas untuk menanyakannya.
Raut wajah Hoseok berubah tegang dan Hyunji menyadari itu. Ia merutuki dirinya sendiri karena bertanya yang tidak-tidak. Jelas-jelas itu privasi orang lain. "Tidak usah dijawab. Maaf aku terlalu ikut campur," ujar Hyunji dengan rasa bersalah.
Hoseok tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Lagi pula aku butuh seseorang untuk mendengar ceritaku. Kau tahu, rasanya menyesakkan karena aku menyimpan semuanya sendiri karena tidak ada yang mempercayaiku."
"Keluarkan saja semuanya. Kalau meyakinkan, aku akan mempercayaimu."
Hoseok tertawa kecil mendengar balasan Hyunji. "Aku dan Jihyun sudah berpacaran sejak tahun awal masuk SMA. Kami awalnya dekat karena kami berasal dari Korea, walaupun sudah tinggal di Amerika sejak kecil. Hubungan kami baik-baik saja, tetapi awal mula masalah terjadi sehari setelah upacara kelulusan SMA di sekolah, angkatan kami mengadakan prom night."
Hyunji mendengarkan dengan seksama. Ia sangat suka mendengarkan cerita.
"Yah ... prom night ala-ala anak SMA nakal sih, tanpa sepengetahuan orang dewasa."
Hoseok tersenyum mengingat-ingat masa SMAnya. "Prom night terasa seperti club. Musik berdentum dengan sangat keras, lampu kerlap kerlip terpasang hingga membuat matamu sakit. Jangan lupakan dengan minuman keras yang disiapkan panitia pesta. Yah ... kami adalah angkatan yang sangat nakal, belum semua orang legal untuk minum-minuman keras, termasuk aku dan Jihyun."
"Tapi sialnya aku tidak sengaja meminum champagne karena kukira air putih. Aku sangat gembira saat di lantai dansa, hingga merasakan tenggorokanku kering karena haus. Itu adalah alkohol pertama dalam hidupku, dan setelah itu aku merasakan pemandanganku berputar, efek yang diberikan alkohol."
"Merasa pusing, aku melangkah keluar gedung pesta, mencari udara segar sembari bersender di tembok, mencoba untuk menghilangkan efek alkohol, tapi hasilnya sia-sia."
Hyunji masih dengan senantiasa mendengar cerita Hoseok. Walaupun Hoseok sedang menyetir, pembicaraannya seakan-akan tidak mengalihkannya dari jalanan.
"Tiba-tiba saja Clarissa datang, musuh bebuyutan Jihyun sejak awal masuk SMA. Gadis itu sangat bitchy. Dia sudah terbiasa minum alkohol, melakukan seks, dan ada rumor beredar bahwa ia menggunakan narkoba. Walaupun begitu, ia adalah anak yang pintar, tapi selalu saja kalah dengan ranking Jihyun. Clarissa ..."
Hoseok mendengus pelan. Ia meneguk ludahnya, ia seperti tidak berani mengucapkan cerita selanjutnya. "Kami ... hampir saja melakukan seks jika saja Jihyun tidak melihat kami. Jaden juga ada di sana. Jaden ditugaskan untuk membawakan ponsel dan dompet Jihyun yang tertinggal di rumah."
Tanpa melanjutkannya lebih jauh lagi, Hyunji sudah tahu apa inti dari masalahnya. Gadis itu tahu pasti Jihyun sangat marah kepada Hoseok. Gadis mana yang tidak marah saat menemukan pacarnya hampir melakukan seks dengan gadis lain?
"Hey, tidak usah merasa bersalah begitu. Akan aku pastikan gadis bernama Jo Jihyun itu akan menyesal setelah putus denganmu," ucap Hyunji, mencoba membuat keadaan Hoseok lebih baik.
"Terima kasih Hyunji-ya." Walaupun begitu, Hoseok tetaplah Hoseok yang bertanggung jawab dan tidak bisa melupakan masalah yang ia perbuat. Lelaki itu sudah terlanjur sangat menyayangi Jihyun, jadi ia tidak bisa menganggap itu bukanlah salahnya.
Setelah beberapa menit berkendara, mereka akhirnya sampai di perumahan rumah Paman Will.
"Bersiaplah, Hyun. Aku harap kau tidak terlalu terkejut melihat wajah Jihyun."
>>----------<<
Aku tau part ini kurang greget, tapi masa lalu Hoseok sama Jihyun ga boleh terlewatkan begitu aja ;)
Jangan berpaling dari fanfic ini ya, aku minta maaf banget kalau udah mulai membosankan, tapi aku usahain biar ceritanya greget sampai end ;)
Title: Perks Of Knowing You; kth
Description:
i'm just happy to know you.***
Selingan Switched guys ;)
Sudah aku publish 5 parts cuz i know im extra. ceritanya udah hampir end, kasian kalau dibiarin berdebu di draft. ga kalah seru kok sama Switched. mungkin bakal lebih sering update di sana. Jangan lupa mampir ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched; pjm | ✔
FanfictionSemua ini salah Jeon Jungkook yang memaksa Jo Jihyun untuk membawa seorang lelaki mabuk ke rumahnya. Seandainya kalau Jihyun menolak tawaran Jungkook, gadis itu pasti tidak akan terjebak dalam permainan cinta Park Jimin. Dan seandainya jika Jimin me...