Jimin membawa Jihyun ke Shaperon untuk mengambil baju untuk pesta. Sepertinya Jimin sudah memesan dengan karyawan di sana baju apa saja yang akan mereka gunakan, terlihat dari bagaimana karyawan di sana dengan cekatan mengantarkan mereka berdua ke ruang ganti yang sudah disiapkan baju masing-masing.
Tidak hanya itu, Jihyun juga dibantu untuk menggunakan gaun dan make-up pada wajahnya. Butik ini terasa seperti salon untuknya. Jihyun tidak tahu bahwa selama ini Hyunji juga punya ruang make-up-nya pribadi di dalam Shaperon. Gadis itu jadi merasa ngeri terhadap Hyunji yang berada jauh di atas level-nya.
Setelah selesai dengan rambutnya dan menyelipkan kakinya pada stiletto berwarna perak, Jihyun akhirnya selesai bertransformasi. Butuh waktu yang cukup lama hanya untuk berdandan ke pesta yang dimaksud Jimin. Pasti pesta yang mereka akan kunjungi benar-benar mewah dan penuh dengan orang-orang kaya di dalamnya.
Memikirkannya saja sudah membuat Jihyun ngeri. Ia bingung apa yang harus ia lakukan. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan jika tiba-tiba saja klien Hyunji menyapanya. Ia juga takut jika perusahaan lain datang untuk meminta kerja sama, seperti pada film-film yang ia tonton. Jihyun sama sekali tidak mengerti apapun tentang bisnis.
"Kau sudah selesai?" tanya Jimin dari seberang pintu. Sepertinya ia sudah selesai bersiap-siap sedari tadi.
"Ya, aku sudah selesai," jawab Jihyun, kemudian pintu terbuka dan menampilkan Jimin dengan tuxedo yang melekat pas pada tubuhnya.
Jihyun terdiam, memerhatikan Jimin dari atas sampai bawah. Lelaki itu terlihat tampan dan menawan. Tidak heran kenapa Dahye seperti anak remaja membicarakan Jimin, karena pada kenyataannya Jimin memang terlihat seperti orang yang diidam-idamkan banyak orang.
Jimin tersenyum melihat Jihyun yang hanya diam menatapnya. Lelaki itu menyeringai, berjalan mendekat. "Aku tahu aku tampan. Tidak usah menatapku seakan-akan kau akan menelanjangiku, karena aku yang akan menelanjangimu duluan."
Pipi Jihyun langsung memerah saat ia sadar apa yang barusan ia lakukan. Berani-beraninya Jimin mengatakan seperti itu, pikirnya.
"Apa yang kau bicarakan, hah? Dasar mesum!" Jihyun melipat kedua tangannya di depan dada, kesal. Gadis itu segera berjalan melewati JImin, hendak membuka pintu keluar, namun segera ditahan oleh Jimin.
"Mau kemana, princess?"
"Tentu saja ke pesta. Nanti kita telat."
Jimin menyeringai. "No no. Tidak secepat itu."
Jihyun mengerutkan keningnya. Ia tidak bisa membaca pikiran Jimin sama sekali. Mereka hanya berdua di ruangan itu dan Jimin kali ini menatapnya dengan seringaian aneh di wajahnya. Tentu saja hal ini membuat Jihyun gugup.
"A-Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Jihyun dengan suara yang bergetar.
Jimin mendekat. Semakin dekat sampai Jihyun bisa merasakan bau mint khas Jimin.
"Kau terlihat cantik hari ini," ujar Jimin, dan langsung membuat Jihyun rasanya terkena serangan jantung. Lelaki ini suka sekali memainkan perasaannya.
Jimin menangkup pipi kiri Jihyun, kemudian mengelus jempolnya di kulit gadis itu. Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jihyun, membuat kedua hidung mereka bersentuhan. Jimin menatapnya dengan intens, membuat Jihyun semakin gila. Bau maskulin Jimin membuatnya melayang.
Jihyun menutup matanya, jika ia menatap Jimin lebih lama lagi, ia bisa gila. Namun setelah Jihyun menutup matanya, ia bisa mendengar tawaan kecil Jimin. Bau mint Jimin semakin menjauh, dan tangannya sudah lepas dari pipinya.
Jihyun langsung membuka matanya, melihat Jimin dengan senyuman mengejeknya. Seketika gadis itu merasa kesal. Ugh, apa yang ia harapkan?
"Aku tahu kau ingin ciumanku. Tapi aku tidak akan tahan hanya melakukan ciuman kecil yang tidak merusak riasanmu. Atau kita tidak usah ke pesta dan ke apartemenku saja?"
Pipi Jihyun merona merah. Hal itu membuat Jimin semakin gemas. Ia mencubit pelan pipi gadis itu. "Kau tahu, aku sangat menyukai rona merah pipimu."
"J-Jimin, s-sebaiknya kita berangkat sekarang. Nanti kita terlambat."
Jimin mendesah pelan. "Tadi kau tidak ingin ke pesta, dan sekarang kau ingin cepat-cepat kesana. Apa yang kau ingin kan sebenarnya sih?"
"Ayo cepat."
Dengan langkah yang gontai Jimin berjalan menuju mobilnya dan melaju ke tempat pestanya berada.
>>---------<<
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched; pjm | ✔
FanfictionSemua ini salah Jeon Jungkook yang memaksa Jo Jihyun untuk membawa seorang lelaki mabuk ke rumahnya. Seandainya kalau Jihyun menolak tawaran Jungkook, gadis itu pasti tidak akan terjebak dalam permainan cinta Park Jimin. Dan seandainya jika Jimin me...