twenty eight

5.6K 761 12
                                    

Tanpa ba-bi-bu Jisung langsung menyuapkan es krim cokelat kesukaannya. Senyuman langsung merekah di wajah bocah itu, padahal di mobil tadi wajah Jisung tertekuk, seperti tengah memikirkan sesuatu. Tetapi melihat bagaimana Jisung sangat antusias memakan es krim entah kenapa membuat Jimin dan Jihyun lega.

"Pelan-pelan dong makannya, nanti bajumu kotor," ucap Jihyun kemudian mengambil tisu dan mengelap mulut Jisung yang sudah blepotan oleh es krim cokelat.

Jimin yang sedari tadi duduk di sebelah Jihyun hanya tersenyum. Lelaki itu menopang dagunya, menatap Jihyun dengan senyuman yang tidak bisa lepas dari wajahnya.

Ini adalah kemajuan besar. Walaupun Hyunji juga bersikap baik kepada Jisung, gadis itu tidak pernah se-cekatan ini mengurus Jisung. Hati Jimin berdesir melihat tingkah Jihyun, seperti memerhatikan anak dan istrinya.

"Sudah selesai, kan? Ayo kita pulang," ucap Jihyun setelah melihat Jisung menyuapkan sendok terakhir es krimnya.

"Tidak! Aku tidak mau! Aku masih bermain bersama samchon dan imo!"

Jihyun melirik ke arah Jimin, tetapi lelaki itu diam saja, seperti tidak bisa meng-iyakan permintaan Jisung. Jihyun yakin pasti saat ini Jimin sedang sibuk, tapi lelaki itu rela menyempatkan dirinya untuk menjemput Jisung.

Jihyun menghela napasnya kasar sebelum menatap ke arah Jisung. Gadis itu mengelus rambut dan pipi Jisung lembut dan berkata,"Jisung-ah, kita main lain kali saja, hm? Hari sudah semakin sore, pasti kedua orang tuamu sangat khawatir padamu."

Mendengar kata 'orang tua' air muka Jisung kembali berubah. Jisung terlihat sangat tidak suka dengan kedua orang tuanya. Jihyun yang melihat perubahan wajah Jisung kembali panik. Gadis itu segera bangun dan berjongkok di depan Jisung yang masih duduk pada kursinya.

Sebenarnya Jihyun merasa iba dengan Jisung. Pasti bocah itu sangat kesepian karena orang tuanya yang selalu sibuk. Mungkin saja selama ini Jiminlah yang menjadi teman bocah kecil itu.

"Kita main lain kali saja, ya? Kau mau kemana? Nanti akan imo antar. Bukankah kau punya PR untuk dikerjakan? Jisung tidak mau dihukum besok, kan?"

Jisung menggelengkan kepalanya. Jihyun langsung tersenyum lembut, menangkupkan tangannya kepada tangan Jisung kemudian mengusap pipi tembam bocah itu pelan.

"Kalau begitu ayo kita pulang." Jisung tidak menolak lagi. Bocah itu kemudian berdiri sambil menggandeng tangan Jihyun. Mereka bertiga akhirnya masuk ke dalam mobil dan mengantar Jisung pulang ke rumahnya.






----->>♥<<-----







"Kau tidak perlu se-baik itu pada Jisung. Nanti dia menjadi anak yang manja," ucap Jimin dalam perjalanan pulang sehabis dari kediaman Jisung.

"Kenapa? Dia masih kecil dan sepertinya butuh perhatian. Aku yakin aku akan menjadi anak yang sama seperti Jisung jika posisiku sama dengannya." Jihyun membela Jisung. Gadis itu benar-benar tidak tega dengan Jisung yang sepertinya selama ini sangat kesepian di rumahnya.

"Kau tahu? Terkadang aku merasa bahwa kau dan Jisung terlihat seperti istri dan anakku. Apakah seperti itu gambaran masa depan kita?"

Wajah Jihyun langsung memerah, bahkan sampai ke telinganya. Mulai lagi deh, gombalan Jimin.

"Ish! Fokuslah menyetir, dan jangan bicara yang aneh-aneh!" Jihyun memukul lengan Jimin, membuat lelaki itu meringis, padahal sebenarnya pukulan Jihyun tidak ada apa-apanya. Senyuman tercetak jelas pada wajah Jimin saat ia rasa berhasil menggoda Jihyun.

"Aku serius. Apa kau tidak ada rencana menikah denganku?" tanya Jimin.

Jihyun langsung terdiam. Gadis itu tidak tahu harus merespon apa. Sampai saat ini pun gadis itu belum bisa menjelaskan bahwa dia bukanlah Lee Hyunji. Bukannya ia tidak senang saat Jimin mengatakan hal-hal manis kepadanya, hanya saja semua ucapan Jimin bukan tertuju padanya. Selama ini Jimin menganggapnya sebagai orang lain, bukan dirinya. Jihyun tidak bisa menepis fakta itu. Bahkan setiap kali Jihyun ingin menjelaskannya, lidah gadis itu kelu. Ia tidak mau Jimin marah padanya dan mereka hidup terpisah. Ia tidak mau terpisah dengan Jimin.

Katakanlah Jihyun egois, memang kenyataannya seperti itu. Gadis itu tidak memikirkan Lee Hyunji yang sebenarnya. Gadis itu tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika Hyunji benar-benar sudah kembali.

Jihyun sendiri terheran-heran. Kenapa semua orang memanggilnya dengan Hyunji. Jihyun penasaran dengan wajah Hyunji. Apakah dirinya semirip itu kah dengan Hyunji?




>>---------<<



IT'S MY RAY OF SUNSHINE'S BIRTHDAY!

IT'S MY RAY OF SUNSHINE'S BIRTHDAY!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Berpikir untuk melakukan double update hari ini. Anyone excited? ;)

Switched; pjm | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang