"WAH!"
"Kau suka?"
Jihyun menganggukkan kepalanya. "Aku menyukainya. Sangat indah."
Jimin tersenyum penuh kemenangan. Ia kira 'Hyunji' akan ingat tentangnya dan semuanya setelah ini.
Jihyun menolehkan kepalanya ke arah Jimin. "Kenapa kita kesini?"
"Apa kau tidak ingat tempat ini?" Jimin menarik tangan Jihyun kemudian mendudukkan dirinya di atas bebatuan. Jihyun ikut duduk di sebelah lelaki itu. Yang mereka bisa lihat kali ini hanyalah hamparan laut yang luas. Angin laut menerbangkan setiap anak rambut mereka dan rasanya sangat menyegarkan.
"Ini baru pertama kalinya aku kesini. Ini sangat indah, terima kasih karena membawaku kesini, Park Jimin."
JImin tersenyum senang. Sepertinya membawa gadisnya ke tempat ini adalah pilihan yang tepat. "Tidak usah memanggilku seperti itu. Cukup 'Jim' saja seperti biasanya."
"B-baiklah, J-Jim?"
"Good girl." Jimin mengelus rambut Jihyun penuh kasih sayang.
"Ingin mendengarkan sebuah cerita?"
Jihyun menganggukkan kepalanya. Ia sangat suka cerita. Ia menjadi teringat Paman Will yang suka sekali menceritakan pengalamannya selama ia masih muda. Jihyun juga tiba-tiba merindukan Jaden dan Jack yang selalu antusias tiap kali Paman Will bercerita.
"Dulu ...." Jimin memulai ceritanya. "Ada seorang gadis yang sangat manis dan polos. Ia menjadi idaman setiap lelaki dimana pun. Dia gadis yang ceria, pintar, dan sangat suka berekspresi."
Jihyun menyimak cerita Jimin baik-baik.
"Tiba-tiba saja datang seorang lelaki yang benar-benar brengsek. Dia seorang playboy, peminum berat, dan suka sekali merokok. Dan kau tahu? Lelaki itu benar-benar menyukai gadis tadi. Lelaki itu terus mengejarnya, hingga mereka berdua sama-sama jatuh cinta,"
"Gadis itu merubah setiap kelakuan buruk lelaki itu. Walaupun ia masih minum alkohol walaupun tidak banyak, tapi ia berhenti merokok dan berhenti bermain dengan para wanita."
Jimin menghela napasnya panjang kemudian menunduk. Lalu ia kembali mengangkat pandangannya ke arah lautan luas.
"Dan pada akhirnya mereka berpacaran. Kau tahu? Ternyata lelaki itu menyatakan perasaannya kepada gadis itu di tempat ini."
"Lalu apakah gadis itu menerimanya?" tanya Jihyun.
"Tentu saja." Jimin tersenyum lebar.
"Cerita yang klasik, Jim. Tapi aku menyukainya," ucap Jihyun. "Ngomong-ngomong bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah mereka hidup bahagia? Apakah mereka menikah dan punya anak?"
Jimin mendesah berat. "Kau ingin tahu kelanjutannya?"
Jihyun menganggukkan kepalanya antusias.
Jimin beralih menghadap ke arah Jihyun, menatap gadis itu yang matanya berbinar, tidak sabaran mengetahui kelanjutannya. Jimin tersenyum kecil melihat 'Hyunji-nya' yang sangat antusias.
Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke arah Jihyun, menempelkan bibir tebalnya di bibir cherry milik Jihyun. Jimin memeluk pinggang Jihyun posesif, menggerakkan bibirnya, merasakan setiap inci bibir milik Jihyun. Bibir manis yang ia tidak bisa ia lewatkan tiap harinya.
Jihyun shock mendapat perlakuan tiba-tiba ini dari Jimin. Ia tidak mengerti kenapa lelaki ini tiba-tiba saja menciumnya. Saat Jimin dengan lembut menyapu bibirnya, Jihyun tidak bisa melakukan apapun. Tangan lelaki itu memeluknya posesif, seakan tidak pernah membiarkan gadis itu pergi.
Tapi jujur saja, Jihyun menikmati permainan Jimin. Tentu saja Jihyun seorang manusia biasa yang bisa merasakan hormonnya bergejolak aneh pada saat seorang lelaki tampan menciumnya dengan lembut dan penuh kehati-hatian.
Dengan perlahan Jihyun menutup matanya, menikmati dan membalas ciuman Jimin. Tangan gadis itu ia lingkarkan pada leher Jimin, menarik lelaki itu menjadi lebih dekat. Entah kenapa sentuhan lelaki itu memiliki kesan adiktif dan Jihyun tidak ingin ini berakhir.
Jimin tersenyum di sela-sela ciumannya. Ia merasa bahwa ia telah melakukan hal yang baik dengan membawa gadis itu kesini.
Setelah merasa kekurangan pasukan oksigen, mereka melepas tautan mereka. Jimin menatap tajam mata Jihyun. Ia menangkupkan salah satu tangannya di pipi Jihyun dan mengelus pelan bibir gadis itu menggunakan jempolnya.
"Aku mencintaimu, Lee Hyunji."
>>----------<<
Ada yang masih melek? Lagi bentar mau penilaian akhir semester dan aku sama sekali ga ada niatan belajar. Ya tuhan, gimana caranya biar punya niat belajar? Buka buku 15 menit aja udah ngantuk :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Switched; pjm | ✔
Fiksi PenggemarSemua ini salah Jeon Jungkook yang memaksa Jo Jihyun untuk membawa seorang lelaki mabuk ke rumahnya. Seandainya kalau Jihyun menolak tawaran Jungkook, gadis itu pasti tidak akan terjebak dalam permainan cinta Park Jimin. Dan seandainya jika Jimin me...