fifty

5.8K 795 43
                                    

JO JIHYUN/LEE JIHYUN'S POV

Aku tidak bisa menahan senyumku saat melihat pipi tembam Jisung naik turun tat kala bocah kecil itu makan es krim cokelatnya. Bocah itu terlihat sangat imut, aku jadinya sangat fokus padanya, membersihkan es krim yang blepotan di sekitar mulutnya dengan tisu.

Aku terlalu fokus dengan Jisung sampai aku tidak sadar sedari tadi Jimin tengah memerhatikanku. Lelaki itu duduk di sebelah Jisung, dan aku di depan mereka.

Aku berdeham pelan, membasahkan tenggorokanku yang entah kenapa terasa sangat kering kemudian mengalihkan pandanganku ke arah Jimin yang tengah memerhatikanku. Lelaki terlihat jauh lebih mengerikan dari pada sebelumnya. Dia benar-benar terlihat seperti zombie. Lingkaran hitam tercetak jelas di bawah matanya, tapi sepertinya lelaki itu mencoba untuk menutupinya dengan make up tipis.

Aku bahkan ragu. Apakah Jimin benar-benar senang menikah dengan Hyunji? Lelaki itu tidak terlihat seperti orang yang akan menikah beberapa hari lagi. Dia terlihat seperti mayat hidup. Tidak berperasaan, bahkan terlihat sangat lesu, letih. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan lelaki itu atau apa yang dikerjakannya selama ini, tapi entah kenapa aku sangat ingin memeluknya, memberikannya semangat bahwa semuanya akan berjalan dengan baik.

"Hm, ku dengar kau akan menikah dengan Hyunji beberapa hari lagi," ucapku, memecah keheningan di antara aku dan Jimin. Untuk sesaat kami tidak terlalu fokus kepada Jisung yang sangat serius dengan es krim cokelatnya. "Selamat untuk itu." Aku tersenyum kecut, setengah tulus. Tidak salah, 'kan? Bohong kalau aku tidak menyimpan perasaan pada Jimin saat ini, tetapi aku tidak bisa melakukan apapun.

Jimin sama sekali tidak tersenyum. Ekspresinya datar, tatapan matanya sungguh kelam, sungguh gelap. "Terima kasih," ucapnya datar.

Aku melebarkan senyumku, mencoba untuk bersikap biasa saja.

Hening.

Ugh, kenapa semuanya terasa sangat canggung? Aku ingin segera pergi saja dari sini.

"Imo, sudah habis. Ayo kita pulang. Aku mengantuk," ujar Jisung dengan nada manjanya kemudian meletakkan cup es krimnya di meja. Aku bisa bernapas lega setelah akhirnya Jisung menghancurkan es di antara kami. Aku harus berterima kasih kepada Jisung.

Aku tersenyum hangat, mengambil tisu dan membersihkan es krim yang belepotan di sekitar mulut Jisung. "Kau pasti kelelahan. Ayo pulang," ucapku kemudian berdiri. Jisung ikut berdiri dan tangan kecilnya menggamit tanganku.

Aku memerhatikan Jimin yang diam saja, tidak bangun. Lelaki itu seperti memikirkan sesuatu entah apa itu. Aku mengguncang bahu lelaki itu, membuatnya terlonjak.

"Oh, kau sudah selesai? Ayo pulang," ujar Jimin kemudian berdiri dan berjalan duluan menuju mobil.





----->>♥<<-----





Setelah mengantar Jisung pulang, aku bersikeras pada Jimin bahwa aku pulang menggunakan bis saja. Ya, aku berencana untuk menghindari lelaki itu, setidaknya sampai pernikahannya dengan Hyunji terlaksana. Aku merasa aneh berada di sekitarnya, sangat canggung. Aku juga harus membiasakan diri agar bisa terlepas dari Jimin seluruhnya. Aku tidak mau menjadi seorang perusak hubungan orang. Sudah cukup dengan pertengkaranku dengan Hyunji waktu itu, aku tidak mau mengulanginya lagi.

Tapi sayangnya, Jimin memaksaku untuk masuk ke dalam mobilnya. Lelaki itu sangat keras kepala. Ia mengatakan bahwa ia merasa seperti lelaki yang tidak bertanggung jawab karena tidak mengantarkanku pulang.

Pada akhirnya, aku duduk di sebelah kursi kemudi, melihat keluar jendela atau apapun kecuali Jimin. Hawa di antara kami berdua sangat canggung, kami bahkan tidak mengatakan sepatah kata pun. Aku hanya ingin pulang dan tidur di apartemenku kecilku.

Aku malah mengerutkan keningku ketika mobil Jimin malah masuk ke dalam basement. "Kau bisa menurunkanku di depan saja, Jim."

Jimin tidak menggubrisnya sampai lelaki itu selesai memakirkan mobilnya. "Aku sudah lama tidak meminum teh hijau buatanmu," ujarnya.





>>----------<<

Cerita ini bakal selesai ga lama lagi :(

Btw, aku udah ga sabar publish cerita baru pengganti cerita ini :)

Switched; pjm | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang