"Kau belum pernah hadir dalam sketsa mimpiku namun kau membangkitkan perasaan yang terpendam di jiwaku"
------------------------------------
"Naila..." gumam Rafa pelan, akhirnya ia menemukan apa yang dicarinya.
Langsung saja tanpa basa basi Rafa langsung menggenggam tangan gadis itu dan menariknya menuju tangga. Genggaman Rafa yang kuat itu membuat Naila yang meronta-ronta menjadi tak berdaya.
"Ma...ma...maaf... gue salah apa ya?" tanya Naila terbata-bata sambil menunduk ketakutan. Mimpi apa dirinya sampai bisa berurusan dengan pangeran es SMA Bina Internasional.
"Mmm... coba gue lihat dulu..." ucap Rafa meletakkan tangannya tepat di samping kepala gadis yang sedang tersandar di dinding dengan tubuh yang gemetaran.
"Lo ternyata emang jelek banget ya..." lanjut Rafa nyeleneh, Naila langsung mendongakkan kepalanya. Kata-kata yang paling anti itu kini ia dengarkan lagi.
Emosi langsung menguasai otak Naila, entah mengapa ia merasa marah sekali. Tentu saja, ini sudah termasuk pelecehan namanya. Tanpa memikirkan apa pun Naila langsung mendorong Rafa sekuat tenaga. Cowok itu berhasil terdorong dan ia tak bisa mengendalikan keseimbangannya, tubuhnya langsung terjungkal jatuh terguling dari tangga.
"Oh ya ampun!" pekik Naila, ia tak berpikir akan menjadi separah itu.
Cekatan, Naila langsung menolong Rafa yang telah terjatuh dalam posisi menelungkup. Wajah Naila mengerut ia sangat panik.
"Aduh ma...ma...maafin gue..." ucap Naila gemetaran.
"Uh, sakit banget. Lo mau bunuh gue ya?" Rafa melotot marah, kakinya sakit sekali sepertinya terkilir.
"Kalo lo nggak nyaman sama kelakuan gue barusan suruh aja gue mundur, nggak usah isi acara dorong-dorong gini..." gerutu Rafa, ia mencoba menggerakkan kakinya tapi terlalu sakit dan membuatnya mengerang.
"Ma..ma...maaf... gue bantuin ya..." ucap Naila, ia meletakkan tangan kiri Rafa di pundaknya dan membantunya berdiri.
"Memang harusnya lo bantuin gue..." ucap Rafa mendelik membuat Naila tertunduk seperti kucing yang melihat macan.
Naila mengantarkan Rafa ke UKS, petugas UKS terlihat sangat heran mengapa bisa Rafa bersama seorang gadis cupu seperti itu.
"Aduh Rafa, kamu kenapa?" tanya Kak Helen, wanita berumur dua puluh satu tahun itu terlihat berbinar-binar saat menatap pasiennya yang tampan.
"Jatuh dari tangga kak, sepertinya kaki saya terkilir..." ucap Rafa menunjuk kaki kanannya dengan wajah yang menahan sakit.
"Jatuh dari tangga? Kok bisa?" tanya Kak Helen sembari memeriksa kaki Rafa dan mengambil kotak perban.
"Nih gara-gara si Naila." Ucap Rafa melemparkan tatapannya sinis pada gadis yang berdiri di depannya.
"Ceroboh banget sih kamu..." ucap Kak Helen ikut-ikutan menatap sinis pada Naila.
Perkataan-perkataan itu membuat Naila merasa bersalah, gadis itu menunduk dengan tangan yang saling menggenggam. Ia tak berani menatap Rafa yang masih melemparkan tatapan mengerikan padanya.
"Udah selesai, tapi Rafa kayaknya kamu nggak bisa jalan deh selama dua minggu. Kaki kamu bener-bener terkilir, kalau bisa nanti kamu cari tongkat saja." Ucap Kak Helen, senyuman manis merekah di bibirnya sebelum ia kembali ke ruangannya.
"Iya kak, makasih..." balas Rafa.
Naila yang tertunduk perlahan-lahan berusaha mendongakkan kepalanya. Rafa sedang berbaring, ia terlihat menghembuskan napas berat. Cowok itu kemudian bangun dan membentuk posisi duduk di ranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Detention
Teen FictionBerawal dari sebuah kecerobohan kita bisa mengalami sesuatu di luar dugaan. Berawal dari sebuah kesombongan kita bisa mengalami sesuatu di luar prediksi. Berawal dari sebuah keikhlasan kita bisa mengalami sesuatu yang luar biasa. Ketika hati lebih...