"Aku akan selalu berjuang keras untukmu 'tuan putri'"
~Pangeran dari negeri dongeng~
--------------------------------------------------------------
"Woohooo... Rafa you proved to us if you weren't a gay!!!" pekik Samuel.
"Eh, dari dulu juga gue bukan gay kali!" balas Rafa sedikit memicingkan matanya.
"We, gue jadi penasaran sama si CECU, bisa nggak lo ajak dia nongkrong bareng?" tanya Henry sambil membenarkan posisi kaca matanya.
"Gimana mau ngajak nongkrong bareng, dia lagi marah berat tuh sama gue gara-gara gue cium..." ucap Rafa dengan pipi memerah.
"Lo sih, main cium-cium anak orang kayak om-om mesum aja..." sahut Arlo sambil terkikik.
"Yeh, gue kan reflek..." kata Rafa menunduk malu dengan wajahnya yang kemerahan,"tapi sekarang gue harus gimana?" tanyanya.
Pertanyaan itu membuat teman-temannya terdiam, kalau diingat-ingat ini pertama kalinya Rafa bereaksi seperti itu pada seorang cewek. Padahal biasanya dia akan dingin atau acuh saja kalau ada cewek yang mendekatinya.
"Yosh! Serahkan saja padaku, karena aku adalah sang pangeran hahaha..." ucap Samuel melompat dari tempat duduknya dan menirukan gaya Ren, si 'pangeran' dari klub drama.
"Haaa???" tiba-tiba saja suara itu merambat bersamaan dengan menganganya kelima sahabatnya, reaksi dari aksi yang dilakukan oleh Samuel.
"Yeiy, Sam hebat!!!" seru Siena kencang sambil bertepuk tangan.
"Wah,beneran Sien? Beneran aku hebat?" ucap Samuel dengan mata berbinar-binar cerah pada Siena. Samuel melemparkan pandangannya pada kelima sahabatnya, tajam.
"Ahahaha... iya Sam hebat... ahahaha..." ucap Henry menyenggol Deon agar cowok itu ikut tertawa juga.
"Kenapa kita harus selalu begini?" bisik Rafa pada Arlo.
"Lo tahu kan Raf, kalo Sam nggak kita puji dia bakal malu setengah mati. Yang gue kasihan tuh si Siena, padahal dia nggak bisa ngelihat pacarnya tapi dia harus pura-pura ngelihat..." sahut Arlo ikut berbisik.
"Sssttt, jangan bilang kayak gitu. Selain Naila, menurut gue Siena itu juga cewek yang keren, yah walau dia nggak sempurna tapi dia tetap berusaha untuk sempurna." Balas Rafa sambil manggut-manggut takjub.
"Hoh, jadi menurut lo Naila keren? Baru tahu gue..." kata Arlo cekikikan.
"Mmm jangan bilang kayak gitu..." sahut Rafa tersipu malu.
Samuel mengetuk meja tiga kali, cowok itu kemudian mengeluarkan ponselnya dan menyeringai di hadapan teman-temannya sambil menunjukkan nomer yang tertera di ponselnya.
"Sam, lo mau ngapain nunjukin nomernya Ren?" tanya Arlo gemetaran.
"Yah maksud gue tadi emang mau ngubungin dia buat bantuin Rafa, sang pangeran dengan rambut berwarna hitam berkilau, mata yang tajam, garis wajah yang tegas, badan yang tinggi dan perkasa, pujaan cewek-cewek. Gue yakin dia bisa bantuin lo..."ucap Samuel bersemangat.
"Emangnya lo nggak ngerasa disaingin?" tanya Henry.
"Predikat gue sebagai playboy sudah hilang sejak gue bertemu Siena, iya kan sayang..." jawab Samuel sambil mengelus kepala Siena, dan dibalas anggukan oleh cewek itu.
"Kok gue mual ya ngelihatnya. Sien jangan kayak gitu, lo jadi lebih mirip jadi anjingnya ketimbang pacar..." ucap Arlo sewot.
"Nggak apa-apa kok Lo, gue bahagia kok diginiin." Balas Siena sambil tersenyum manis, membuat Arlo menepuk jidat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Detention
TienerfictieBerawal dari sebuah kecerobohan kita bisa mengalami sesuatu di luar dugaan. Berawal dari sebuah kesombongan kita bisa mengalami sesuatu di luar prediksi. Berawal dari sebuah keikhlasan kita bisa mengalami sesuatu yang luar biasa. Ketika hati lebih...