"To be honest, maybe you didn't know, I already feel the warm in your heart althought just a little bit"
-Naila Evangeline-
----------------------------------------
Kedua kelopak mata yang tadinya memejam itu mulai terusik oleh alam bawah sadar yang menuntut nalurinya untuk bersiaga. Mereka akhirnya membuka dan mulai menangkap intensitas cahaya yang ada dalam ruangan. Naila tersadar, ia sudah tidak ingat apapun lagi setelah menyelesaikan perintah Rafa semalam. Dan kini gadis itu mendapati dirinya tengah terbungkus selimut di dalam sebuah kamar yang luas dan terbilang cukup mewah untuknya.
Saat menatap sekeliling sejenak tak ada yang aneh dari kamar ini, namun akhirnya Naila tertegun ketika melihat foto Rafa terpajang di atas nakas. Gadis itu kemudian bangun dan mendapati foto Rafa yang berukuran lumayan besar berada tepat di dinding atas tempat tidur. Sontak saja Naila melompat panik dari tempat tidur setelah sekilas otaknya membayangkan hal yang aneh-aneh, karena beberapa pertanyaan yang bercokol di pikirannya. Pertama bagaimana dia bisa berada di dalam kamar ini? Dan mengapa bajunya telah berubah menjadi sepasang piyama bergambar brown dari Line Friends? Atau jangan-jangan...
Naila langsung keluar dari kamar itu tanpa memperhatikan rambutnya yang acak-acakan. Gadis itu dengan lincahnya berlari menuruni tangga dan mendapati Rafa tengah mengangkat sebuah barbel kecil khusus untuk lengan di ruang fitnesnya yang berada tepat di samping ruang makan yang hanya dipisahi oleh sekat kaca.
"Eh si Kebo udah bangun lo?" ucap Rafa, cowok itu meletakkan barbelnya dan mengambil handuk yang berada tepat disampingnya.
"Enak aja bilang gue kebo... kenapa gue bisa ada di kamar lo? Lo nggak apa-apain gue kan?" ucap Naila dengan wajah memerah sambil memeluk dadanya membentuk sebuah huruh X.
Bukannya menanggapi kepanikan Naila, Rafa malah meledakkan tawanya, dengan tertatih-tatih cowok itu berjalan sambil melompat-lompat ringan untuk mengambil tongkatnya sebelum ia mengambil jus yang berada di ruang makan.
"Rafa, jawab pertanyaan gue... kok lo malah ketawa?" sergah Naila.
"Jangan mikir yang aneh-aneh Kebo, jijik kali gue ngapa-ngapain lo!" ucap Rafa sinis setelah meneguk segelas jus.
"Tapi kenapa gue bisa pake piyama ini?"
"Bi Anci yang gantiin, katanya baju lo terlalu ketat kasian kalo tidur nanti nggak nyaman. Tidur sih kayak Kebo, diapa-apain juga nggak nyadar..."
"Beneran?" Tanya Naila tersipu.
"Iyalah... dasar ya, lo tuh aneh, unik banget. Gue bingung lo tuh spesies apa? Tidur kayak Kebo, sekarang bangun-bangun kayak singa, begonya kayak monyet, eh bukan masih lebih pinter kayak simpanse. Nanti lo mau berubah jadi apa lagi kebo?" sahut Rafa sambil melepaskan kekehannya lagi.
Naila memicingkan matanya, "lo kira gue kebun binatang, apa?" ucap Naila, sambil meraba-raba rambutnya yang memang telah mengembang mirip singa.
"Tuh kan bener kayak singa, nggak malu banget lo ketemu sama gue kayak gitu. Mendingan lo mandi gih, trus temenin gue jalan-jalan..." kata Rafa.
"Kaki lo kan lagi sakit Raf..."
"Iya tahu, tapi gue bosen di rumah terus jadi lo temenin gue jalan-jalan. Masak hari minggu gini gue di rumah aja?" gerutu Rafa dengan kedua alisnya yang menyatu.
"Iya... iya... pak bos" sahut Naila, gadis itu kemudian berbalik menuju kamar Rafa untuk bersiap-siap. Sementara Rafa hanya menyunggingkan sebuah senyuman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Detention
JugendliteraturBerawal dari sebuah kecerobohan kita bisa mengalami sesuatu di luar dugaan. Berawal dari sebuah kesombongan kita bisa mengalami sesuatu di luar prediksi. Berawal dari sebuah keikhlasan kita bisa mengalami sesuatu yang luar biasa. Ketika hati lebih...