"You are the truly angel I've ever seen"
-Rafael Kingsley-
Tatapan sendu itu terus menghiasi wajah Rafa, hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi dan menaruh sejumlah tip di mejanya.
"Ntar lo ambil ya, makasih udah main cukup lama..." ucap Rafa, cowok itu kemudian menyangga tubuhnya di tongkat dan beranjak pergi.
Naila tertegun, apa mungkin Rafa seperti itu karena pertengkaran dengannya barusan? Ah, tapi tidak mungkin, Rafa bukanlah tipe orang yang terguncang hanya karena masalah bersama seorang gadis. Pasti ada hal lain yang menyebabkannya menjadi seperti itu, dan itulah yang diyakini oleh Naila sekarang.
Setelah menyelesaikan permainannya Naila mohon ijin untuk pulang pada manajer café, namun ketika ia hendak meninggalkan café itu Noel yang baru saja kembali entah dari mana mencegatnya. Cowok itu mencekal tangan Naila.
"Nai, bisa nggak lo jangan deket-deket sama si Rafa itu?" cetus Noel membuat Naila mengernyit.
"Emang kenapa sih No? Kok lo jadi posesifan gini ke gue, lo nggak biasanya kayak gini..." ucap Naila, matanya menatap dalam mata Noel.
"Gue suka sama lo..." andai aja lo bilang ke gue kayak gitu No. kata Naila dalam hati, kalau sampai Noel mengatakan hal itu Naila pasti langsung akan menyatakan untuk pembatalan kontrak dengan Rafa, bahkan walaupun Rafa benar-benar sampai menggiringnya ke penjara, ia siap.
"Gue cuma nggak pengen lo kenapa-napa Nai, lo udah gue anggap kayak adek gue sendiri." Ucap Noel, mendengar kata-kata itu hati Naila langsung remuk, rasanya seperti sebutir telur yang jatuh dari sarangnya, hancur berkeping-keping. Hal itu sama saja seperti ia telah kalah duluan padahal perang belum dimulai, seperti telah ditolak terlebih dahulu padahal belum menyatakan.
"Oh, gitu ya? Jadi karena lo nganggep gue adek lo, lo jadi posesif kayak gini? Basi tahu nggak..." kata Naila, ia mengempaskan tangan Noel, dengan mata berkaca-kaca Naila berlari meninggalkan café.
"Naila..."
"Naila..."
"Naila..."
Noel mengejar gadis itu dan beberapa kali memanggil namanya. Namun Naila tak berhenti, ia kemudian masuk ke dalam salah satu taksi dan menghilang dari pandangan Noel.
***
Naila masuk ke dalam kamarnya diiringi lelehan air mata yang mengucur deras, Nova yang terkejut melihat anaknya pulang-pulang dalam keadaan seperti itu ikut berlari mengikuti Naila. Namun gadis itu terlebih dahulu telah mengunci pintu kamarnya dari dalam.
"Naila sayang, kamu kenapa nak?" Tanya Nova panik sembari menggedor-gedor pintu kamar Naila.
"Nggak ma... Naila nggak kenapa-napa..." ucap Naila sesenggukan di kamarnya.
"Mana mungkin kamu nggak kenapa-napa, kamu kira mama bodoh ya?" tukas Nova.
Naila kemudian membuka pintu kamarnya dan langsung memeluk tubuh Nova sementara air matanya masih terus mengalir, berkali-kali Nova bertanya lagi tapi Naila tetap tak mau memberikan jawaban. Hingga akhirnya bel berbunyi...
Ting tong- ting tong
"Tunggu dulu ya, mama mau bukain pintu." Ucap Nova melepaskan pelukan Naila.
Nova kemudian membukakan pintu, Pak Udin bersama dua orang lainnya yang tak ia kenal telah berdiri di depan rumahnya.
"Ini ada apa ya pak?" Tanya Nova.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Detention
Teen FictionBerawal dari sebuah kecerobohan kita bisa mengalami sesuatu di luar dugaan. Berawal dari sebuah kesombongan kita bisa mengalami sesuatu di luar prediksi. Berawal dari sebuah keikhlasan kita bisa mengalami sesuatu yang luar biasa. Ketika hati lebih...