08

116 20 1
                                    

------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------------------------

Deon memapah Rafa ke arah tempat duduknya, lirikkan teman-teman sekelasnya pun tak ayal bedanya seperti tatapan-tatapan orang-orang yang menderanya tadi. Awalnya Rafa tak memperdulikannya tapi kasak-kusuk orang-orang itu sangat mengganggu.

"Kenapa sih De, kok yang lain pada aneh banget hari ini?" tanya Rafa dengan kening yang berkerut.

Deon meneguk ludahnya dan kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku celana, cowok itu menunjukkan sebuah artikel yang baru saja diupdate tadi pagi di website SMA Bina Internasional.

"Kata-kata Henry bener sob..." ucap Deon lesu.

"Ck..." Rafa berdecak, tangannya mengacak rambutnya yang hitam legam.

"Nggak nyangka gue, Oliv segitunya. Percuma pinter, ternyata moral nggak punya. Omong kosong doang mulutnya..." ucap Rafa terbakar api kemarahan.

"Gue nggak bisa ngasih saran apa-apa ke lo, tapi gue mohon lo jangan labrak cewek jalang itu. Percuma, pasti imbasnya balik lagi ke lo..." sahut Deon.

"Gue nggak sedangkal itu. Nggak mungkin juga gue berkelahi trus cakar-cakaran sama cewek, yang ada gue dibilang ngondek beneran..." ucap Rafa menggelengkan kepalanya.

Suara high heels yang menggema menelusup ke seluruh telinga siswa-siswi kelas XI IPA 3, membuat mereka terkocar-kacir untuk berebutan duduk di tempatnya masing-masing. Jam pertama hari ini adalah Fisika, mata pelajaran yang ketemu dua kali dalam seminggu. Dan tak salah lagi dari suara sepatu itu, yang ngajar kali ini pasti Bu Wijaya.

Benar saja, guru bertubuh makmur itu masuk ke dalam kelas dengan anggunnya. Rafa pun langsung memberi aba-aba kepada teman-temannya untuk berdiri melakukan penghormatan.

"Ibu Rini hari ini nggak bisa ngajar lagi, jadi ibu lagi yang gantiin. Tapi berhubung ibu juga sangat sibuk, jadi ibu akan memberikan kalian tugas. Nah di kertas ini sudah ada materi tentang Fluida, dan ada soal di bawah materinya. Jadi ibu ingin kalian belajar mandiri. Bisa?" tanya Bu Wijaya sembari menggoyang-goyangkan lembaran kertas yang penuh dengan tulisan dan gambaran.

"Bisa..." jawab para siswa serentak.

"Oke, kalau begitu ibu tinggal dulu ya..." ucap Bu Wijaya, ia meletakkan tumpukan kertas itu di atas meja.

"Mmm, untuk Rafa temui ibu sebentar..." kata Bu Wijaya sesaat sebelum meninggalkan kelas.

Rafa tertunduk lesu, apalagi coba? Jangan-jangan Ibu Wijaya akan bertanya soal artikel bodoh itu. Malas, tapi Rafa tak bisa menolak permintaan kepala sekolah. Cowok itu kemudian mendatangi kepala sekolah di ruangannya ditemani oleh Deon.

"Kaki kamu kenapa?" tanya Bu Wijaya ketika kedua pemuda itu telah berada di ruangannya.

"Terkilir Bu, saya jatuh dari tangga..." jawab Rafa sedikit nyengir.

Beautiful DetentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang