"あなたは、とくべつなひと です
-Anata wa tokubetsuna hito desu-(Kamu adalah orang yang spesial bagiku)"
------------------------------------------------
Keributan yang terjadi tiba-tiba itu membuat kelas XI IPA 2 seperti kerumunan orang yang sedang menonton pertandingan tinju.
"No, si Naila dikeroyok tuh..." ucap Kenneth, sahabat Noel.
Noel hanya meliriknya dan berusaha tak peduli. Ia sudah mengambil sikap untuk tetap berpegang teguh pada prinsipnya bahwa ia akan selalu menganggap Naila sebagai sahabat dan itu tak akan pernah berubah, apa pun yang terjadi. Bukannya karena tak ada alas an, melainkan karena didasari oleh alasan yang besar sehingga Noel mengambil sikap seperti itu, yaitu ia tak ingin kehilangan Naila seperti Kenneth yang kehilangan Keisya, hanya karena sebuah pernyataan cinta yang akhirnya merusak hubungan mereka.
Namun memang benar seberapapun kuatnya Noel menghentikan perasaan itu hingga ia harus berbohong jika ia telah menaksir salah satu adik kelas yang popular, Elisa. Dinding-dinding yang ia bangun itu tetap akan ambruk. Terutama saat melihat Pangeran Es SMA Bina Internasional ikut campur dalam peristiwa yang terjadi di kerumunan itu.
"Lo bener-bener nggak kenapa-kenapa No? Tuh lihat katanya Naila itu kacungnya Rafa, itu bener?" Tanya Ken.
"Apa kacung?!" Kata Noel mengepalkan tangannya, ia tidak pernah tahu itu. Setahunya Naila hanya bertanggung jawab pada cowok itu karena kecerobohannya. Bukannya dijadikan kacung.
Saat Rafa hendak meninggalkan kelas IPA 2, tiba-tiba saja Noel langsung menghantamkan sebuah tinju pada Rafa yang membuatnya langsung ambruk. Peristiwa spontan itu membuat semua mata yang menyaksikannya kaget bukan kepalang.
"Noel! Apa yang lo lakuin?!" pekik Naila langsung menolong Rafa yang telah tertidur di lantai, sementara Lucy yang belum kembali ke tempat duduknya juga hendak membantu namun dicegat dengan cepat oleh Leo.
"Brengsek!!!" ucap Rafa, dengan kemarahan yang menggebu-gebu ia langsung membalas pukulan Noel.
Mereka berdua akhirnya berkelahi, sementara Naila yang berusaha menghentikan mereka berdua hanya ikut menerima pukulan. Gadis itu jatuh terduduk di lantai sambil menangis.
"Tolong, hentikan mereka!" pekik Naila, namun semuanya hanya terdiam dengan tubuh yang gemetar.
"Sean, suruh mereka berhenti! Please!!" ucap Naila diiringi tangisnya, tapi Sean hanya meneguk ludah dan menggeleng.
"Yosh..." desah Leo.
Cowok itu kemudian mendekat ke arah dua cowok yang sedang beradu jotos itu. Naila dan yang lainnya sudah bernapas lega karena Leo terlihat hendak menghentikan mereka berdua. Namun beberapa detik kemudian, wibawa hendak melerai itu berubah ketika Leo melompat dengan sebuah teriakkan dan melancarkan tinju pada Rafa dan Noel, alhasil bukannya melerai tapi ia malah ikut bergabung dalam pertarungan.
"Leooo...!!!" Naila berteriak sekeras-kerasnya.
"Lucy, hentikan pacarmu sekarang!" ucap Sean dengan tubuh gemetaran.
"Ih, masa bodoh gue sama Leo. Rafa tuh yang kesusahan harusnya lo yang tolongin!" tukas Lucy sambil mendorong-dorong Sean yang bersikukuh berdiri di tempatnya.
"Berhenti!!!" tiba-tiba teriakan menggelegar itu membuat kelas yang tadinya riuh serta adu jotos diantara ketiga pemuda itu terhenti.
Bu Wijaya dengan wajah sangarnya memasuki kelas diikuti oleh Deon, suasana tiba-tiba berubah sangat mencekam, serasa bukan manusia yang sedang memasuki ruangan itu melainkan seorang iblis yang menyeramkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Detention
Teen FictionBerawal dari sebuah kecerobohan kita bisa mengalami sesuatu di luar dugaan. Berawal dari sebuah kesombongan kita bisa mengalami sesuatu di luar prediksi. Berawal dari sebuah keikhlasan kita bisa mengalami sesuatu yang luar biasa. Ketika hati lebih...