3

10.3K 991 42
                                    

"Jungkook, ayo makan." ucap Seokjin sembari mengarahkan sesendok bubur kearah Jungkook. Jungkook menggeleng keras sembari melipat tangannya didada.

"Shireo. Aku ingin bertemu V-hyung.." melasnya. Jungkook baru saja sadar dan akan disuapi oleh Seokjin. Tapi perkataannya membuat Yoongi yang berada di sofa bersama Namjoon dan Hoseok menatap tajam Jungkook, "Tidak."

"Waeyo?! Aku ingin meminta maaf padanya!" Tidak sopan memang Jungkook berteriak seperti itu pada yang lebih tua. Tetapi ia mau tidak mau harus seperti itu. Ia harus minta maaf.

"Kau bodoh? kau terluka, dan itu karena KIM TAEHYUNG kesayanganmu!" Yoongi berteriak kesal membuat Seokjin tersentak cukup hebat sampai-sampai buburnya hampir tumpah.

"Tahu apa kau, Hyung? Aku terluka karena ulahku sendiri!" balas Jungkook tak kalah keras. Tak peduli ia telah memancing emosi yang lebih tua darinya. Ia memang berkata jujur.

Seokjin tak mengindahkan pertengkaran mereka. Ia mengarahkan sendoknya kearah Jungkook, "Kookie, makan dulu baru boleh bertemu dengan Tae."

Jungkook terdiam untuk beberapa saat lalu membuka mulutnya untuk melahap bubur yang disuapkan oleh Seokjan.

"Hyung! apa maksudmu?!" kesal Yoongi dan Namjoon secara bersamaan. Mereka tak setuju dengan ucapan Seokjin. Merpertemukan Taehyung dengan Jungkook? gila. Yang ada Jungkook semakin terluka.

"Ikuti apa kataku. Biar aku jelaskan nanti."

Satu suapan terakhir dan habislah bubur Jungkook. Seokjin membelai rambut halus Jungkook, "Kau harus tidur."

"Ne. Tapi hyung harus menepati janjimu," ucap Jungkook dengan mata yang mulai memberat. Seokjin menghela nafas kasar lalu mengangguk.

Tak lama Jungkook pun tertidur. Yoongi yang telah menahan suaranya sedari tadi pun angkat bicara. "Apa maksudmu, Hyung?!"

"Kami tidak setuju jika ia bertemu Taehyung." Namjoon menambahkan. Seokjin memijit pelipisnya pelan, terlihat lelah. "Kalian bodoh, ya?"

Ucapan Seokjin sukses membuat ketiga namja lebih muda darinya mebelalak. Sedikit terkejut sebab baru kali ini Seokjin mengumpat dengan mudahnya.

"Jungkook tak boleh berdebat atau ia akan tertekan, kalian tahu sendiri ada apa dikepalanya. Turuti saja apa maunya setidaknya hingga ia sembuh. Tolong mengerti, "

Yoongi mengangguk pasrah, lain lagi dengan Namjoon. Ia terlihat tak terima, "Tapi, Hyung---"

"Cukup. Aku akan menjaga Jungkook---Maksudku, kita. Ia takkan terluka jika kita berada bersamanya. Kecuali Taehyung memang sangat niat."

Namjoon menghela nafas lelah, "Baiklah. Mari kita jaga Jungkook. Aku percaya padamu, Hyung,"






















Sedangkan Hoseok hanya terdiam.


























Taehyung membuka matanya perlahan diikuti rasa sakit yang menyengat diarea perut serta wajahnya. Ia mendesis sakit sembari mengedarkan pandangan kearah sekitar.

Ruangan putih, bau obat-obatan. Tipikal rumah sakit sekali. Ia menatap tangan panjangnya yang terpasang infus. Lalu melenguh ketika perutnya kembali memberontak.

"Sialan---akh!" Rasa sakit itu menjadi-jadi. Perut sakit ditambah wajah perih, cukuplah sudah. Namun seharusnya ia bersyukur, ini tak sesakit kemarin. Ia hampir saja menitikkan air mata ketika pintu ruang rawat itu terbuka.

"Eh---Tae? kau sudah bangun?! Tunggu! akan kupanggilkan Minho!"

Taehyung tersenyum tipis menatap Bogum---hyung penolongnya. Rasa khawatirnya itu kentara sekali, membuat hati Taehyung menghangat. Tak sadar rasa sakitnya sedikit memudar.

deepest [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang