dibuat ulang, karena yg sblmnya ke delete :)
"Ya, aku pun setuju." balas Namjoon dengan sangat terpaksa. Kalau bukan karena Taehyung yang memintanya untuk berpura-pura, ia pasti sudah membuat wajah mereka penuh dengan lebam.
Mata tajamnya menatap satu persatu wajah kawan-kawannya dengan kesal. Hidung bangirnya kembang kempis tanpa bisa ia tahan.
Ia menghembuskan nafas kasar sebelum melangkahkan kakinya menuju sofa yang terletak di pojok ruangan. Jujur, kakinya sedikit pegal karena berjalan cukup lama tadi.
Oke, berlebihan memang. Ia hanya berjalan sekitar 300 meter, tapi latihan kemarin yang memfokuskan pada gerakan kaki membuat betisnya sekeras batu.
Belum lagi saat mengejar dan menggendong Taehyung semalam. Ugh, sekarang kakinya bak ditumpangi makhluk tak kasat mata. Kebas dan pegal, tapi tak bisa berbuat apa-apa untuk menghilangkan rasa tak nyaman itu.
Dahinya mengkerut kala menangkap sesuatu di selipan sofa. Tangannya meraih benda itu secara perlahan, diikuti mata yang melebar kaget setelah benda tersebut sudah digenggamnya.
Namjoon menoleh kearah kawan-kawannya yang sedang berbincang. "Hei." serunya. Mereka semua sontak menoleh heran kearah Namjoon yang sedang mendengus kasar.
"Milik siapa?"
Tangannya menghadap ke depan, memperlihatkan benda temuannya yang kini berada dalam genggaman. Sebuah cutter tajam yang pengaitnya telah digeser, sehingga mata pisaunya naik---sangat berbahaya jika salah-salah memegang maupun mendudukinya.
Mereka menggeleng, ada juga yang mengendikkan bahu. Semuanya menjawab, namun sama sekali tidak membuat Namjoon puas. Ia menggertakan gigi, "Jujur, siapa pemilik benda ini?"
Lagi-lagi gelengan yang Namjoon dapatkan. Tatapan tajam ia layangkan kepada mereka, memerhatikan dengan sangat teliti. Alisnya menaik kala mendapati wajah panik disana.
"Jungkook? ini milikmu?" Jungkook tersentak dari kegiatan menggigit bibirnya. Mulutnya membuka menutup dengan pandangan mata berkelana kesana-kemari.
"Bu---bukan." cicit Jungkook pelan, tangannya bergerak memilin kaus. Wajahnya terlihat amat panik, membua Namjoon menatapnya penuh selidik.
"Kau tahu ini milik siapa?" Namjoon memiringkan kepalanya bingung, tidak melepaskan tatapan tajamnya pada Jungkook sama sekali. Jungkook mengangguk ragu.
"Milik siapa?" tanyanya mengintimidasi. Jungkook menunduk dalam, takut dengan tatapan Namjoon. Melihat itu Seokjin mencoba menengahi, "Sudahlah, Namjoon. Mungkin salah satu dari kita lupa menaruhnya kembali."
"Cutter ini terbuka, tergeletak begitu saja di sofa. Kau tahu apa akibatnya apabila salah satu dari kita menduduki benda itu?!" suara keras Namjoon memenuhi ruangan tersebut.
"Fatal, hyung." Seokjin menghela nafas mendengar ucapan penuh emosi milik Namjoon. Ia perlahan mengangguk, mencoba mengerti bahwa Namjoon hanya tidak ingin mereka terluka.
"Milik siapa, kook?!" bentak sang leader disaat kesabarannya sudah mulai menipis. Melihat itu, yang lain ikut tegang dan penasaran disaat yang sama.
Jungkook menggigit bibirnya, tak peduli sudah mengecap rasa asin disana. Ia menelan ludahnya susah payah sebelum berucap,
"V... V-hyung."
"MWO?!"
Jungkook mengepalkan jemarinya erat disaat teriakan menggema di indra pendengarannya. Ia terpaksa berbohong, ia tidak ingin rahasianya terbongkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
deepest [kth]
FanfictionSeharusnya tidak akan terasa sakit, sama sekali tidak bagi seorang Kim Taehyung yang nampaknya hanya tahu bagaimana cara menjadi brengsek di hadapan member grupnya. Seharusnya tidak akan terasa menyakitkan, karena walau orang-orang tak pernah tahu...