Halo, maaf baru bisa up lagi heheh.
HAPPY INDEPENDENCE DAY! 🇲🇨
warning, long chapter!
📚 selamat membaca 📚
***
Taehyung sedang menuruni tangga—berniat menuju dapur untuk melegakan tenggorokan yang kering setelah berlatih vokal kurang lebih empat jam lamanya.
Ia bisa melihat teman-temannya sedang berkumpul di ruang bersantai—kecuali dirinya, tentu saja. Mereka nampak sedang bercanda gurau dan tertawa bersama.
Taehyung berdecih, "Berisik sekali mereka..." gerutunya walau dalam hati meronta ingin ikut merasakan serunya berbagi tawa bersama.
Taehyung sedikit tersentak saat Seokjin menyadari keberadaannya. Sepertinya ia membisikkan sesuatu kepada teman-temannya, sehingga yang lain sontak ikut menoleh.
Taehyung mendengus saat para member mulai berbisik-bisik lalu tertawa kearahnya. Oh, tidak semua. Namjoon hanya diam menatap dirinya kasihan—ugh, Taehyung benci sekali tatapan itu.
Tanpa memerdulikan mereka, ia kembali berjalan untuk melaksanakan niatnya untuk mengambil air minum.
"Hei, bodoh!"
Taehyung menaikkan alisnya mendengar suara Jimin yang kelewat keras, membuat ia memutar bola mata malas. Ia amat tahu jika Jimin memanggil dirinya.
Ia mengendikkan bahu tak peduli, lalu mengarahkan gelas yang diambilnya di rak kaca kepada dispenser di hadapannya.
"Kim brengsek Taehyung!" Jimin lagi-lagi berteriak, kini lebih melengking dan amat menyebalkan. Taehyung meremat gelas yang berada di dalam genggamannya.
Sialan.
Ia setengah membalikkan diri. Mata tajamnya melirik kearah Jimin dan kawan-kawan yang sedang menatapnya tidak suka dan sinis. Taehyung tersenyum tipis, "Ada apa, Park sampah sekolah Jimin?"
Jimin membulatkan matanya lebar-lebar, lalu seketika ia melempar asal bantal dalam pangkuannya dan bangkit dengan tangan yang dikepal keras. "BANGS—"
"Jim...!" Namjoon dengan sigap menahan tubuh Jimin yang bergerak cepat menuju Taehyung. Ia menggelengkan kepalanya pelan, "Tahan emosimu."
"Dia memanggilku sampah, hyung! Bedebah sialan itu!!!" geramnya menunjuk Taehyung dengan sangat emosi . Taehyung hanya diam tak membalas sembari menyeruput air yang tadi ia ambil.
"Well... setidaknya kau lebih baik dari dia—si sampah masyarakat." tiba-tiba Yoongi ikut menyahut.
Taehyung tersenyum remeh masih dalam posisi meneguk air, lalu menyudahi kegiatan itu diikuti desahan lega sebab tenggorokannya terasa lebih baik.
Ia melirik Yoongi yang kini menatapnya rendah dan sinis. Tahyung menganggukkan kepalanya sembari pura-pura berfikir, "Yah.... setidaknya dimanapun tempatnya, sampah itu—ya, tetap sampah."
Jimin semakin terbakar emosi mendengar kalimat santai nan merendahkan itu. Giginya bergemeletuk, "Hei—"
"Ya! sudahlah... ini salahku karena meminta Jimin untuk memanggil Taehyung!" teriak Seokjin dengan suaranya yang serak—mungkin kelelahan karena latihan tadi siang yang sangat memforsir tenaga.
"Sudah ku bilang, bukan ide bagus menyuruh Jimin untuk memanggil anak itu." sahut Hoseok kepada Seokjin yang duduk di hadapannya.
Hoseok sendiri sedang mengelus rambut Jungkook yang tertunduk dalam dengan amat hati-hati, mungkin karena takut melukai bekas operasi kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
deepest [kth]
FanfictionSeharusnya tidak akan terasa sakit, sama sekali tidak bagi seorang Kim Taehyung yang nampaknya hanya tahu bagaimana cara menjadi brengsek di hadapan member grupnya. Seharusnya tidak akan terasa menyakitkan, karena walau orang-orang tak pernah tahu...