8

6.8K 824 70
                                    

hii, tatachim is here. 😄

fast update for u guys ;)

🌸selamat membaca🌸

***

'Bisakah kalian menjelaskan foto yang ramai diperbincangkan itu?'

'Mengapa kalian semua berada di rumah sakit?'

'Apakah salah satu dari kalian sakit?'

'Ada rumor bahwa kalian terlibat pengeroyokan. Apakah itu benar?'

'Tolong konfirmasi!'

'Dimana V dan Jungkook?'

'Apakah V telah dipukuli segerombolan orang tak bertanggung jawab?'

'Mengapa kalian hanya berlima? Dimana Jungkook serta V?'

Namjoon memaksakan dirinya untuk tersenyum dikala rentetan pertanyaan terus menyerbunya bagai gerombolan lebah. Tangannya meraih mic yang telah disediakan, menghela nafas lalu berniat untuk memulai pembicaraan.

Saat ini ia beserta Seokjin, Yoongi, Hoseok, dan Jimin sedang berada suatu confess untuk mengklarifikasi foto seperti yang telah direncanakan kemarin.

Ia selaku leader grup mewakili member yang lain untuk berbicara. Senyum tak luput dari wajah manisnya kala ia berbicara.

"Kami disini akan mengklarifikasi foto-foto serta rumor yang telah beredar. Sebelumnya, saya mohon agar kalian semua mempersilahkan kami untuk berbicara."

Dan yang sebelumnya terus berkicau menuntut jawaban dari mereka pun terdiam. Hanya terdengar suara blitz kamera yang tak ada hentinya.

"Hal pertama, kami akan mengklarifikasi ketidakhadiran Jungkook." mata Namjoon bergerak mengitari kamera yang menyorot mereka saat ini.

"Jungkook mengalami insiden saat berada di dorm. Tidak cukup parah, hanya cedera di bagian kepala." Namjoon memperdalam lesung pipitnya.

Terdengar suara penuh kesedihan dari berbagai penjuru. Mereka kembali bertanya ini-itu. Bahkan beberapa penggemar yang menonton pun menangis.

"Kalian---army tak usah khawatir. Jungkook akan sembuh secepatnya! aku akan merawatnya..." sahut Jimin sambil terkekeh. Membuat para hyung disana menoleh dan tersenyum kecut.

Para army dan wartawan mulai kembali ricuh. Namun kali ini penuh dengan godaan dan pertanyaan seputar keakraban Jimin dengan Jungkook. Jimin sendiri hanya bisa tertawa kecil dan menjawab sekadarnya.

Namjoon dan Seokjin melirik dan saling bertatap mata. Mereka terus tersenyum, walau tatapan mereka saling mengisyaratkan kebohongan.

Ucapan Jimin tak sepenuhnya benar. Namun Namjoon tahu, Jimin hanya tidak ingin membuat army khawatir.

Dirinya sendiri pun berbohong jika luka Jungkook tidak terlalu parah. Namun ia harus melakukan ini semua, agar keadaan kembali seperti semula.

'Bagaimana dengan V? apakah dia juga sakit?'

'Betul! ada sebuah foto yang menunjukkan V dengan wajah lebamnya. Apa yang terjadi?'

Namjoon tersentak ketika pertanyaan kembali menyerbunya. Namjoon melirik kearah yang lain lalu berucap dengan ragu, "V... dia--- saat itu baru selesai shooting sebuah drama, dan ingin mengunjungi Jungkook."

"Aish.. jinjja. Sebenarnya V ingin merahasiakan ini agar kalian terkejut..." keluh Yoongi membuat Namjoon menoleh kearahnya. Wajah merajuk Yoongi membuat Namjoon mengangguk dan terkekeh.

'Lalu mengapa ia tidak menghapus make upnya?'

Namjoon berdecak, dalam hati memaki sang pembuat onar yang membuat mereka semua kesusahan dengan semua ulahnya yang menjengkelkan.

'Brengsek kau, Taehyung. Jika saja kau datang atau setidaknya memberi kabar, kami tak akan sesusah ini!' batin Namjoon.

"Dia sudah tak sabar bertemu dongsaeng-nya, kalian tahu sendiri bagaimana semangat V!" Seokjin berbicara dengan nada cepat andalannya membuat para fans maupun wartawan tertawa.

"Saat ini Taehyung menemani Jungkook. Jungkook sendiri yang memintanya, aku sampai iri." Jimin merajuk lalu terkekeh. Namjoon tersenyum mendengar jawaban dan ekspresi Jimin yang terdengar natural.

Ia heran dengan para member yang dengan mudahnya berbicara walau itu bukanlah kebenaran yang sesungguhnya.

Bahkan semua yang mereka ucapkan terdengar seolah memang itulah yang terjadi. Mereka memang cocok menjadi aktor, Namjoon mengakuinya.

Beberapa klarifikasi dan selesailah acara tersebut. Mereka mengakhiri dengan hormat dan salam ala bangtan sebelum berjalan kearah backstage.

"Aku lelah," ucap Namjoon sembari membuka tutup botol yang dipegangnya. Jimin yang berada di belakangnya pun menyahut, "Lelah membual maksudmu?"

"Hh... jika saja bukan karena grup ini, aku tak sudi membela dia." Namjoon berdecih kesal sembari menaruh botol di atas meja terdekat. Jimin tertawa kecil, ia bergerak menuju sebuah sofa lalu mendudukinya.

"Aku mual karena berkata bahwa aku iri padanya," ia bersikap seolah ingin muntah membuat Namjoon tertawa karena wajah Jimin yang terlihat konyol.

"Yoongi hyung, kau mau kemana?" Jimin menyudahi akting muntahnya ketika melihat Yoongi yang berjalan menuju pintu keluar ruangan tersebut.

Namjoon ikut menoleh kearah Yoongi lalu mengernyit heran, "Ada apa, hyung?"

Yoongi membalikkan wajahnya lalu tampaklah wajah emosinya, "Ingin mencari anak itu dan memukulnya hingga mati."

Namjoon dan Jimin ternganga, kaget mendengar pernyataan Yoongi. Jimin tersadar lalu dengan cepat menghampiri Yoongi, dan memeluk tangannya.

"Andwae..." Namjoon memasang muka remehnya ketika mendengar rajukan Jimin. Namjoon terkekeh lalu bersedekap dada, "Uri Jimin-ie tidak ingin sahabatnya terluka, rupanya."

Jimin membulatkan matanya, "Aniyo!" bantahnya. Lalu ia tersenyum manis hingga matanya berbentuk sabit, namun kata yang keluar dari mulutnya berkebalikan. "Kita buat ia tersiksa dulu, baru ia boleh mati."

Yoongi dan Namjoon bertatapan mendengar ucapan Jimin. Lalu keduanya tertawa, karena Jimin terlihat imut ketimbang jahat. Mereka malah mengabaikan rencana Jimin yang terdengar sadis itu.

Lalu mereka berjalan mendekati manager yang sedang bersama Seokjin dan Hoseok ketika manager-hyung memanggil mereka untuk rundingan selanjutnya.

Andai mereka tahu, saat ini yang dibenci sedang bertaruh dengan nyawa seorang diri.


***

tbc.

lagi ada mood nulis, jadi aku lanjutin aja.


Sebenernya 8 part ini masih pembukaan. Belum masuk ke inti, so.. sabar heheh

gomawo sangat untuk kalian yg udh vote sama comment, aku jadi semangat buat nulis wkwk.

-tatachim🐯

deepest [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang