Chapnya agak panjang, jd siap-siap bosen.😆
***
"Eomma pergi dulu, nde..."
Wanita berparas cantik itu mengusap rambut halus Taehyung kecil dengan penuh kelembutan. Wajahnya terlihat sendu namun tak ayal lengkung tipis tetap terlukis manis disana.
"Eomma 'ngin temana? napa ndak ajak Tae?" bibir mungil itu berceloteh dengan sedikit tersendat. Mata bulatnya memanas, tangan kecil itu meraih jemari wanita yang kini bertekuk lutut dihadapannya.
"Eomma ingin mencari appa..." jawab sang eomma dengan suara yang terdengar menyedihkan, membuat Taehyung kecil terpaku sesaat mendengarnya.
"Tae 'kut..." pintanya dengan suara bergetar. Ia juga mau ikut mencari appa kesayangannya yang sudah lama pergi. Ia rindu pelukan appa, ia rindu suara lembut appa saat membacakan dongeng sebelum tidur.
Eomma terkekeh sembari mengacak-acak rambut Taehyung, namun bibirnya enggan membalas permintaan dari si kecil yang kini berkaca-kaca.
"Eomma..." Taehyung kecil merengkuh wanita dihadapannya dengan amat erat, air mata mengalir di pipi tembamnya. Ia takut eomma kesayangannya pergi. Ia takut sekali.
Wanita cantik itu tertawa manis sembari perlahan melepas rengkuhan Taehyung. Ia menatap bola mata yang berkaca-kaca itu dengan tatapan yang menenangkan. "Mengapa Tae menangis?"
Jemari itu mengusap air mata yang meluruh di pipi tembam Taehyung. Taehyung terisak keras, tidak memperdulikan sang eomma yang kini kesulitan menenangkan dirinya. "Eomma jan pelgi... Tae 'ngin 'kut!"
Sang eomma tersenyum tipis, lalu menggeleng."Tae jangan ikut, disini saja ya. Eomma harus pergi."
"Tae cendili... Tae ndak mo!" rajuk Taehyung dengan air mata yang semakin menderas. Tangannya kembali merengkuh erat sang eomma, tidak membiarkan barang sedikitpun untuk pergi.
"Aigoo... anak eomma kok jadi manja begini?" canda sang eomma namun tak dihiraukan si kecil yang terus menangis tanpa henti. Wanita itu menghela nafas panjang, lalu membalas rengkuhan Taehyung dengan amat erat.
"Tae... dengarkan eomma. Tae harus selalu ingat bahwa eomma dan appa selalu berada disini, sekalipun kami tidak ada di depan matamu." lirih sang eomma sembari menunjuk dada milik Taehyung kecil.
Taehyung menatap telunjuk kurus milik eomma yang berada didepan dadanya sembari sesekali terisak. ia mengalihkan tatapannya menuju mata indah sang eomma yang entah mengapa terlihat berkilauan.
Taehyung terdiam sesaat sembelum menggeleng keras, "Tae ndak! Tae 'ngin 'kut!!!" racaunya dengan kepala yang mengeleng ke kanan dan ke kiri berulang kali.
"Jangan menangis, kekeke. Dimana anak kesayangan eomma, hm?" sang eomma lagi-lagi terkekeh, hanya berusaha menutupi kesedihan yang benar-benar menyesakkan dada.
"Dicini..." Taehyung mengusap wajahnya yang berurai air mata dengan kasar, lalu memegang dada dengan maksud menunjuk diri sendiri. Sang eomma sontak tersenyum melihat Taehyung yang cerdas namun lucu disaat bersamaan.
"Eomma ndak boleh pelgi..." Taehyung menggeleng cepat dengan suara yang parau. Sang eomma mencubit pipi tembam itu dengan gemas, "Tae jangan jadi anak yang nakal, ya... patuh dengan samchon, ne?"
"Eomm---'"
"Sstt," sang eomma menaruh jari telunjuknya didepan bibir mungil Taehyung, lalu tersenyum hingga matanya tenggelam. "Tae, buat perjanjian dengan eomma?"
KAMU SEDANG MEMBACA
deepest [kth]
FanfictionSeharusnya tidak akan terasa sakit, sama sekali tidak bagi seorang Kim Taehyung yang nampaknya hanya tahu bagaimana cara menjadi brengsek di hadapan member grupnya. Seharusnya tidak akan terasa menyakitkan, karena walau orang-orang tak pernah tahu...