13

6.7K 824 205
                                    

long chap, ati2 bosen.

btw, aku nulis part ini sambil dengerin lagu diatas.





"Kudengar dari Sejin, Jungkook tidak boleh kelelahan. Operasi itu membuatnya harus beristirahat. Benar?" tanya sang pelatih yang bermarga Hwang itu sembari berkacak pinggang.

Matanya menatap satu persatu wajah anak didik yang biasa dilatihnya dengan tajam. Mereka sontak menunduk, menatap lantai kayu ruangan dance yang berjarak cukup dekat karena posisi duduk bersila.

Awalnya merasa bingung, karena biasanya mereka akan langsung memulai latihan tanpa basa-basi sedikitpun. Namun kali ini sang pelatih menyuruh mereka duduk untuk mendengarkannya berbicara.

Setelah mendengar pertanyaan tersebut ekspresi muka mereka langsung berubah, seakan sudah tahu bahwa hal ini pasti akan dibahas.

"Benar, pelatih Hwang." beberapa dari mereka menyahut menjawab pertanyaan tersebut. Sang pelatih menghembuskan nafas berat mendengarnya.

"Ini masalah serius. Jungkook adalah center, dia memegang banyak peranan dalam lagu. Tidak mungkin kita kosongkan part Jungkook, itu terlalu banyak. Pasti akan kacau," ucapnya menyuarakan pemikiran.

Mendengar itu yang berada dihadapannya saling menatap, dalam hati setuju dengan pernyataan tersebut. Mereka terdiam untuk berpikir, membiarkan keadaan hening untuk beberapa saat.

"Kita punya dua pilihan." Namjoon berinisiatif untuk memberikan solusi, membuat mereka semua menoleh kearahnya ingin tahu.

"Apa itu?" tanya Seokjin membuat Namjoon sedikit memiringkan kepalanya sebelum menjawab, "Salah satu dari kita mengisi part Jungkook, atau kita membawakannya secara klasik--maksudku, tanpa menari."

"Tanpa tarian itu tidak mungkin!" tuntut Jimin tak terima. Baginya, menari itu sudah menjadi belahan jiwa. Perlu dan harus ada untuk tetap hidup.

Lagipula hampir semua lagu mereka enerjik, akan aneh jika tidak ada tarian sulit yang cepat dan menyenangkan untuk mengiringinya.

Lagi-lagi keadaan kembali sunyi setelah penolakan Jimin terhadap pendapat Namjoon. Mereka fokus dengan pikiran masing-masing, Memikirkan kemungkinan yang akan terjadi dari masing-masing pilihan tersebut.

Pelatih Hwang memperhatikan ekspresi mereka yang terlihat rumit dan bingung. Ia terkekeh pelan sembari menggelengkan kepala. "Sudah, lupakan hal itu. Kita latihan dulu. Ayo, ayo!"

Sang pelatih menepuk telapak tangannya keras, mencoba membangkitkan semangat yang redup karena pembicaraan serius.

Mereka bangkit dan bersiap dalam posisi masing-masing. Melakukan peregangan dan pemanasan yang dipandu sang pelatih, agar tubuh tidak kaku atau keram saat latihan berlangsung.

Lima belas menit berlalu, membuat sang pelatih menghentikan pemanasan tersebut saat dirasa cukup.

Ia berjalan kearah tape yang berada disisi kanan ruangan, memasukan CD disana sembari mengatakan, "Kita mulai dengan DNA."

"Ne!" setelah balasan tersebut dilontarkan, mereka langsung mengatur posisi mereka seperti dalam koreo yang ada.

"Hana, dul, set..." setelah berhitung pelatih Hwang menekan tombol on yang tertera di tape, menghasilkan lantunan nada dengan siulan khas disana.

Mereka mulai menggerakan tubuh mereka mengikuti beat dari lagu. Sang pelatih sendiri, memperhatikan mereka sembari sedikit membenarkan gerakan Seokjin yang kurang terbuka.

deepest [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang