Uhm.. annyeong, ada yang rindu tatachim? 😌😏
gaada nih? yodah gapapa. aku ok ko.
happy reading! 🌸
***
Namjoon menggertakan giginya seiringan dengan langkah lebar kelewat cepat menuju salah satu kamar yang berada di lantai dua dorm mereka.
Pikirannya kacau. Rasa khawatir berlebihan menghinggapi dada, mencekik hingga rasanya hampir gila. Wajah remeh Yoongi kala memaparkan keadaan Taehyung sejenak melintasi pikirannya.
Jemari Namjoon mengepal erat. Sikap Yoongi yang terlihat begitu tak acuh sekalipun keadaan Taehyung terdengar kacau membuat sesuatu di hatinya seperti dihujam pisau tak kasat mata.
Apa Taehyung sebegitu tak penting eksistensinya di mata anak itu?
Namjoon menarik nafas panjang untuk mengusir sesak yang tiba-tiba memenuhi hatinya. Langkah lebarnya melambat kala tempat tujuan sudah di depan mata.
Kepalan tangan kanan itu terangkat dengan ragu, berniat mengetuk pintu di hadapannya sebelum terurungkan karena rungunya menangkap suara-suara aneh dari dalam sana.
Mata Namjoon membulat saat bunyi benturan keras diikuti erangan lirih dari balik pintu menyapa rungunya. Tanpa menunggu lebih lama, ia mengetuk pintu itu cukup keras.
Tok! Tok! Tok!
"Tae, apa kau ada di dalam?" tanyanya khawatir. Sedetik kemudian terdengar benturan yang lebih keras, membuat perasaan buruk semakin nyaman bersemayam di hati Namjoon.
Ia mengernyit, "Taehyung, gwaenchana?!" serunya dengan nada naik setengah oktaf, berharap keadaan pemuda di balik pintu sana tidak seburuk dugaannya.
Rintihan samar-samar dari balik pintu membuat Namjoon bergerak cepat mencengkram knop pintu dan berusaha membukanya, namun ia gagal. pintu itu terkunci.
"Ya! jawab aku, Tae! apa kau baik-baik saja?!" ia berulang kali memutar knop pintu seperti orang kesetanan. "Sial—" umpatnya sembari memukul pintu dengan kasar.
"Tae, aku akan mendobrak pintu ini dalam hitungan ketiga jika kau masih belum menjawab!"
"Satu!"
Belum ada balasan.
"Dua!"
Bahkan sampai hitungan ke dua pun masih tak ada balasan yang berarti. Namjoon menggeram sembari memundurkan tubuhnya dengan cepat, "Persetan. Tiga—"
Cklek!
Pintu itu terbuka tepat ketika hitungan terakhir dilontarkan Namjoon, membuat ia yang sudah bersiap mendobrak pintu cukup kesulitan menahan pergerakan tubuhnya sendiri.
Namjoon terpaku ketika mendapati pemuda yang sedari tadi ia khawatirkan kini berdiri tepat di hadapannya, dengan wajah pucat dan luka sobek menghiasi bibir tebal anak itu.
Tanpa sadar nafasnya tercekat kala sepasang manik redup itu menatapnya dengan sorot mata tak terbaca. Bibir Namjoon sontak bergerak kaku, "Y—ya! neon gwaenchana?"
Pertanyaan bodoh memang. Ini semua karena ia terlalu panik dan khawatir hingga tak bisa berpikir cermat. Padahal dari sisi manapun, Taehyung sama sekali tidak terlihat baik saat ini..
KAMU SEDANG MEMBACA
deepest [kth]
FanfictionSeharusnya tidak akan terasa sakit, sama sekali tidak bagi seorang Kim Taehyung yang nampaknya hanya tahu bagaimana cara menjadi brengsek di hadapan member grupnya. Seharusnya tidak akan terasa menyakitkan, karena walau orang-orang tak pernah tahu...