12

6.6K 772 257
                                    

Setelah menjemput para hyung beserta Jungkook yang memaksa untuk ikut pulang---walau dokter awalnya tak mengizinkan, akhirnya mereka pulang bersama menggunakan van.

Terjadi sedikit perdebatan karena Jimin yang ingin dekat dengan Jungkook dan para hyung yang tidak sudi bersebelahan dengan Taehyung.

Terlebih Yoongi yang terus memaki ketika Taehyung duduk di sebelahnya, membuat Taehyung mendengus kasar dan berniat untuk pulang sendiri.

Namun Namjoon bertanya dengan sinis, dagunya terangkat naik. "Mau kemana kau?! hari ini ada latihan. Bolos lagi ku pukul kau!"

Dalam hati Taehyung mengumpat, lalu aku harus bagaimana, jika untuk duduk pun aku tidak bisa?

Pada akhirnya, Taehyung memutuskan untuk duduk di sebelah sang pengemudi, Sejin. Perjalanan terasa membosankan, apalagi dengan perut Taehyung yang kosong.

Ia terdiam saat mereka bersenda gurau dibelakang sana. Hoseok yang pandai melawak, lelucon garing Seokjin, dan mulut tajam Yoongi seakan menjadi hiburan tersendiri bagi mereka.

Taehyung meremas ujung hoodie-nya. Dalam hati ada rasa iri, ingin ikut bercanda dan tertawa lepas seakan tak punya beban.

Lengkung tipis muncul, membayangkan betapa serunya bertingkah konyol bersama para hyung dan Jungkook.

Ia menggeleng keras kala ucapan sang kakak memenuhi pikiran untuk kesekian kalinya. Senyum itu pergi, kini hanya ada wajah sinis dan menyebalkan disana.

Ia menggertakan gigi dan menoleh kesal, "Berisik! tahu malu tidak, sih?" sangat amat sukses membuat yang mendengar naik pitam.

Mereka semua terdiam dan menoleh ke arah Taehyung dengan marah. "Brengsek!" nafas Yoongi memburu. Matanya menatap tajam Taehyung yang dibalas dengan tatapan tak peduli.

"Apa maksudmu?!" Jimin menyalak tidak percaya, Taehyung semakin kesini semakin tidak tahu diri. Ia berdiri, tak peduli dengan keadaan van yang sempit.

Bahunya mengeras, dengan ekspresi siap membunuh kapan saja. Namun Jungkook yang berada disampingnya memeluk erat Jimin, "Hyung, berhenti! jangan seperti ini!"

Jimin memejamkan matanya erat, berniat menahan emosi yang benar-benar mengendalikan dirinya. Ia kembali duduk sembari memijat kepalanya.

Taehyung yang masih menoleh ke belakang menatap Jimin remeh, ia terkekeh kecil. "Mau pukul aku?! sini, tapi ak---"

"CUKUP! BERHENTI!" Sejin berteriak emosi, van ia hentikan begitu saja. Ia menghembuskan nafas kasar sebelum menatap Taehyung yang kini terdiam karenanya. "Jaga ucapanmu, Tae..."

Ia mengalihkan pandangannya ke belakang, memandang satu persatu anak asuhnya. "Jangan terlalu berisik, lagipula kalian akan latihan. Aku khawatir kalian akan cepat kelelahan nanti. Arraseo?"

"Arraseo." Mereka mengangguk acuh, kecuali Taehyung tentunya. Taehyung mencebikkan bibirnya sembari menoleh sesaat ke belakang.

Hanya untuk melihat ekspresi masing-masing dari teman satu grup-nya. Dan tangan itu mengepal saat matanya mendapati satu seringaian diantara muka penuh emosi.

Ia membenarkan posisinya lalu memejamkan mata sembari menggigit bibir dalamnya. Aku harap kau puas, hyung.

***

"Makanan sudah datang, cepat makan. Satu jam lagi kalian latihan." ucap sang manager sembari membawa plastik berisi makanan untuk anak asuhnya.

Ia mengeluarkan beberapa kotak makanan dari sana dan menaruhnya di meja yang telah ditempati Namjoon, Seokjin dan Hoseok.

"Yang dua ini, untuk Jungkook dan Taehyung." tangannya menunjukkan kotak berisi bubur kepada mereka bertiga. Namjoon menaikkan alisnya, "Taehyung?"

deepest [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang