Nafas memburu nyatanya tak menghambat mereka untuk tetap memberikan senyum terbaik kepada ribuan penonton yang berada dihadapan mereka.
Sorakan demi sorakan menguar di udara, bercampur menjadi satu kesatuan yang terdengar menyenangkan. Gemerlapan indah dari ratusan army bomb rasanya benar-benar menjernihkan mata.
Dengan dada yang masih naik turun mereka saling menatap. Terkekeh kecil sebelum menghampiri satu sama lain. Hoseok menghampiri Jimin, Jimin menghampiri Namjoon, dan seterusnya. Tangan mereka mengait satu sama lain, lalu membungkuk dalam hingga dapat melihat ujung sepatu mereka sendiri.
"Kamsahamnida~!" pekik mereka secara bersahutan, diikuti dengan tubuh yang perlahan tegak. Lambaian tangan mereka layangkan, sebelum membalikkan diri menuju backstage.
Yoongi membalikkan diri disaat yang lain sudah menghilang dari tatapan penonton. Ia mendekatkan mic yang digenggamnya kedepan mulut, lalu senyum gigi ia tampilkan.
"ARMYY!!!"
Ia terkekeh saat seruan penonton semakin keras---lelah pun seolah musnah saat mendengar seruan itu. Tangannya melambai lalu berlari menghampiri teman-temannya yang sudah keluar dari stage.
Ia tersenyum sopan ketika memberikan mic kepada salah satu staff, dan membungkuk saat berpapasan dengan suatu rookie grup ditengah perjalanan.
Sopan, kan?
---kecuali jika ada Taehyung disekitarnya.
"Minggir, bodoh." sentaknya kasar kepada Taehyung yang berdiri didepan pintu---menghalangi jalan Yoongi untuk masuk ke dalam.
Taehyung menoleh, lalu memutar bola malas. Ia sedikit berjalan kearah samping, memberikan celah agar Yoongi dapat masuk. Yoongi melotot kearah Taehyung yang dibalas senyum sinis.
DUK!!
Yoongi melebarkan mata ketika kakinya dihadang oleh sesuatu. Tubuhnya oleng kedepan dengan kaki yang menapakkan lantai secara tak teratur. Untung saja Hoseok yang berada tak jauh dari sana menangkap tubuh lunglai itu.
Mampus, batin Taehyung sinis. Ia mendenguskan tawa kecil sebelum bersedekap dada memerhatikan Yoongi yang misuh-misuh dalam dekapan Hoseok.
Yoongi menoleh cepat, menampakkan amarah yang bercokol diwajah. Kakinya yang gesit bergerak menghampiri Taehyung, dengan kepalan tangan yang siap melayang.
"BRENGSEK!!"
kepalan Yoongi melayang kearah wajah Taehyung, namun sayang---dapat ditangkis oleh Taehyung. Taehyung memiringkan kepala, dengan tangan yang memelintir lengan Yoongi. "Apa, sih?"
"AHHK---TANGANKU, BANGSAT!" umpatnya kesakitan. Kakinya bergerak menendang udara---berharap tubuh Taehyung terkena salah satu dari tendangan tersebut.
"Lepaskan, Tae." Namjoon memerintah, membuat Taehyung perlahan melepaskan kekangannya. Ia tersenyum tipis ketika semua orang yang ada disana menonton mereka, baguslah, biar Yoongi mati karena malu.
Taehyung tersentak ketika Yoongi mencengkram kerah kemejanya, walau begitu ia tetap memasang ekspresi datarnya. Padahal dalam hati sudah mengumpat karena pasokan udara yang mulai menipis. Sok kuat memang, biar saja. Toh, jalan hidupnya memaksa agar ia seperti itu.
Namjoon memijat pelipisnya pelan, pusing melihat dua bocah yang terus menerus berkelahi. Belum lagi suara Hoseok, Seokjin, dan Jimin yang menyemangati Yoongi.
Tak lupa, si bungsu pun ikut berpartisipasi dengan cara mencicit meminta Yoongi berhenti. Para staff ikut larut dalam kebisingan, semua kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
deepest [kth]
FanfictionSeharusnya tidak akan terasa sakit, sama sekali tidak bagi seorang Kim Taehyung yang nampaknya hanya tahu bagaimana cara menjadi brengsek di hadapan member grupnya. Seharusnya tidak akan terasa menyakitkan, karena walau orang-orang tak pernah tahu...