7

7.1K 836 88
                                    

Taehyung termenung memikirkan perkataan Sejin-hyung yang mengharuskannya datang untuk mengklarifikasi foto yang beredar dikalangan penggemarnya.

Aku ingin semua hadir karena ini berpengaruh untuk grup kalian.

Taehyung menghela nafas lelah. Ia menggigiti bibirnya terus menerus, wajahnya kentara sekali bingung.

Matanya menatap pergelangan tangan yang terbalut infus, membuatnya mengerucutkan bibir mengingat dirinya yang dipaksa Bogum dan Minho untuk kembali keruang rawat beserta infus baru yang meliliti tangannya.

Namun tak lama tatapannya kembali bingung. Ia mengumam pelan, "Aku ingin hadir besok, namun bagaimana dengan operasinya?"

"Ada apa, hm?" Taehyung tersentak ketika Bogum meraih wajah Taehyung agar menatap kearahnya. Ia mendapati wajah Taehyung yang sedikit linglung.

"Ceritalah padaku." ia duduk disebelah brankar Taehyung lalu tersenyum, walau dalam hati ia bertanya-tanya mengapa tatapan Taehyung tak seperti biasanya yang hampir selalu datar.

Agaknya ada sesuatu yang membuat Taehyung terus-menerus termenung. Tak seperti biasanya, batin Bogum.

"A---aku bingung...?" balasnya yang malah terdengar seperti pertanyaan. Matanya melihat kesana-kemari tak memperdulikan Bogum yang sedang menatapnya.

"Bingung?" Bogum mengulang ucapan Taehyung. Taehyung mengangguk pelan, "Besok, hyung..."

"Besok? Ada apa? kau tidak berniat untuk membatalkan operasimu, bukan?" tanya Bogum was-was. Taehyung menatap mata Bogum, tak berniat untuk menjawab pertanyaan.

"Kau tahu, fotoku yang sedang terluka sudah tersebar luas. Begitu juga foto para hyung yang berkeliaran di rumah sakit," Taehyung bercerita dengan nada pelan. Bogum membulatkan matanya kaget, "Lalu?"

"Kami harus mengklarifikasi foto-foto itu besok, tepat di pagi hari." Taehyung menjelaskannya dengan nada datar, namun ia tahu Taehyung sebenarnya sedang kebingungan saat ini.

Bogum mengernyit. Seingatnya besok adalah jadwal operasi Taehyung. Ia menggeleng pasti, "Kau tidak ikut, Tae. Kau harus operasi besok."

Taehyung menatap Bogum dalam diam, lalu menunduk dalam untuk beberapa menit. Bogum sendiri memberikannya waktu untuk berpikir.

Terdengar helaan nafas Taehyung diikuti kekehan yang terdengar menyebalkan, "Tentu saja. Lagipula untuk apa aku ikut acara tidak penting itu?! persetan dengan para hyung. Aku tak peduli!"

Bogum menatap Taehyung lamat-lamat lalu menghela nafas. Dalam hati ia berkata, kau bohong, Tae.
Kau peduli, namun kau terlalu menutup diri.

"Walau begitu, kabarilah mereka. Kau sudah bilang jika kau akan melakukan operasi, bukan?" Taehyung tersenyum tipis sembari menaikkan alisnya sekali. Bogum menangkap gerakan tersebut ialah iya. Bogum mengangguk pelan, "Syukurlah."

Dering telepon membuat Bogum meraba saku celananya, meraih benda kotak yang berbunyi itu lalu beranjak keluar kamar.

"Tae, aku angkat telepon dahulu." ucapnya sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. Taehyung mengangguk.

Taehyung kembali memikirkan pilihan yang telah ia putuskan. Dalam hati ia ragu, karena ia yakin--- seyakin-yakinnya bahwa para hyung akan marah besar padanya.

Namun ia kembali menguatkan dirinya agar tetap pada pendirian. Tak peduli para hyung akan berkata apa, ia sudah memilih yang terbaik. Ini juga demi mereka.

"Ssh..." Taehyung seperti ditarik dari pemikirannya secara sekejap kala perutnya sepeti dihantam berkali-kali.

Ia meringis, tangannya beralih memukul perutnya berkali-kali, berharap agar perutnya tak semakin sakit.

deepest [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang