"Jangan lupa sarapan, ne?"
Taehyung mendengus malas mendengar suara Bogum yang keluar dari benda berbentuk kotak pipih tersebut. Kedua tangannya sibuk mencari hoodie hitam di antara puluhan baju yang bertumpuk dalam lemari.
Ponselnya sendiri diapit oleh bahu kanan yang naik sebelah dan kepala menenteng ke kanan. Sedikit repot untuk dibayangkan, memang.
"Ne... kau sudah bilang itu berkali-kali hyung."
Sahutnya, berdecak kesal karena benda yang dicarinya tak kunjung ketemu. Ia bangkit dari posisi jongkok, dan sedikit meringis ketika perutnya terasa nyeri.
"Aku khawatir!"
"Kau juga sudah bilang itu tadi."
Taehyung berkacak pinggang, matanya melirik kearah keranjang berisi tumpukan pakaian kotor miliknya. Alisnya menaik sebelum kaki itu mendekati benda tersebut.
"Aish! terserah kau saja. Mau aku antarkan bubur? kata Minho lambungmu masih rentan..."
Ia memaki dalam hati melihat benda yang dicarinya berada di dalam sana. Brengsek, sudah susah payah mencari di lemari ternyata berada di keranjang pakaian kotor.
Ingatkan dia untuk laundry tumpukan baju kotor itu nanti.
"Tak usah repot-repot." balasnya teramat cepat, membalikkan diri lalu kembali menghampiri lemari dan meraih salah satu baju disana secara asal.
"Lalu kau akan sarapan apa?"
Taehyung tergagap mendengar pertanyaan itu. Bingung untuk memberi jawaban dikala dirinya sendiri pun bertanya akan hal itu. Ia berdeham cukup lama,
"Uhm---itu. Sudah ya, aku tutup." ucapnya lalu mematikan telepon itu dengan sangat cepat. Mengubah mode ponselnya menjadi diam, lalu menaruhnya diatas nakas.
Kakinya berjalan kearah cermin besar di ujung kamar, lalu menatap pantulan dirinya yang shirtless di dalam sana.
Tubuh tegap dan perut yang dilingkupi perban dengan rapih. Ia membulatkan mata saat menyadari tubuhnya terlihat lebih kurus.
Jangan-jangan lemaknya tak sengaja terambil saat operasi kemarin, pikirnya bodoh.
Ia mengendikkan bahu lalu tangannya bergerak memasangkan kaus kebesaran berwarna abu-abu kepada tubuhnya secara perlahan. Setelahnya ia meraih ponsel dan menyelipkannya ke dalam saku celana.
Ia keluar kamar dan berjalan menuju meja makan. Disana ia mendapati teman satu grupnya sedang menikmati sarapan yang sudah disediakan oleh manager mereka.
Sang manager yang sedang berbicara pada Namjoon seketika menoleh ketika melihat dirinya mendekat. Sejin tersenyum, "Lekas sarapan, Tae."
Mereka semua yang sedang fokus dengan makanannya pun mendongak mendengar perkataan Sejin. Tatapan sinis mereka layangkan kepada Taehyung yang berdiri dalam diam.
"Aku sudah membawakan bubur seperti biasa." ucap Sejin dengan tangan mengangkat kotak makanan yang sama dengan milik Taehyung kemarin.
Taehyung mengangguk, lalu bergerak menarik kursi kosong disebelah Sejin dan mendudukinya. Mencoba mengacuhkan tatapan-tatapan tajam yang dilayangkan kepadanya dan memilih fokus kepada sekotak bubur yang kini berada dihadapannya.
Ia membuka tutup kotak makanan itu dan meraih sendok yang disodorkan oleh sang manager. Ia menghela nafas sebelum menyendokkan bubur ke dalam mulutnya.
Satu suap.
Dua suap.
Tiga suap.
KAMU SEDANG MEMBACA
deepest [kth]
FanfictionSeharusnya tidak akan terasa sakit, sama sekali tidak bagi seorang Kim Taehyung yang nampaknya hanya tahu bagaimana cara menjadi brengsek di hadapan member grupnya. Seharusnya tidak akan terasa menyakitkan, karena walau orang-orang tak pernah tahu...