Sebelumnya Seia minta maap, karena FF ini bukan SnK, melainkan Kurobas :v FF ini didedikasikan untuk Akashi, husbu Seia yang lagi ultah
---
Suasana kelas hening. Menyisakan suara detik jam yang terus berdenting. Semua siwa menatap ke depan, diam tak bergeming.
"Ehem! Hari ini, seperti yang kalian tahu, Bapak akan membagikan hasil PAS IPA kemarin." Pak Guru di depan kelas bersuara, "Bagi yang namanya Bapak panggil, maju ke depan."
Deg.
Suasana kelas menjadi semakin mencekam. Terkecuali Akashi Seijuurou, matanya terus merekam aktivitas Pak Guru, penasaran.
Pak Guru mulai memanggil siswa di kelas satu per satu. Akashi bosan. Ia terus menunggu, tapi namanya tak kunjung disebut. "Lama amat etdah."
"Akashi Seijuurou."
Akashi segera bangkit dari bangkunya. Ia berjalan menuju Pak Guru, menerima hasilnya.
Ia kembali ke bangkunya. Dilihatnya hasil jerih payah belajarnya selama ini.
Akashi terkejut bukan main. Pasalnya, nilai yang ia dapat tak sesuai harapan.
"Asik, gua dapet 89!" Kise berseru senang, membuat Akashi sontak menoleh.
Kise berjalan menghampiri Akashi. Matanya melirik kertas ujian Akashi. "Dapet berapa lu, Bro?"
Akashi memeluk kertas ujiannya erat-erat. Ia menggelengkan kepalanya. "Jelek."
"Eh, ya, Bro, dapet berapa lu?" Aomine turut penasaran akan hasil yang didapat Akashi.
"Pokoknya jelek. Nilai jelek ga patut dipublikasikan." kata Akashi, "Emang nilai lo berdua berapa?"
"Gua dapet 89!" jawab Kise bangga.
"Dapet 35 gue." jawab Aomine lesu, "Udah biasa."
"Oh."
"Nilai lu berapa, anjir?" tanya Kise dan Aomine serempak.
"87." jawab Akashi.
Aomine mematung. Ia pikir, nilai Akashi beneran jelek, jadi kan dia ada temennya.
Yah, bayangin aja. Nilai 87 itu jelek?
Diulang lagi.
Delapan puluh tujuh. Delapan puluh ditambah tujuh. Sudah diatas KKM.
"Lo nilai 87 kek gitu jelek? Apa kabar gue yang 35?"
"Dibawah 90 itu jelek." ucap Akashi singkat, "Eh, kok lu lebih tinggi dari gue, Kis?"
Kise mengangkat bahu. Ia tersenyum senang. "Ga tau. Padahal kan gua nyontek lu semua ye."
"Rezeki orang yang dibully mulu kali." tutur Aomine.
"Udah lah, ikhlasin aja. Untung masih diatas KKM juga."
"Ga bisa." Akashi meremas kertas, "Sejelek-jeleknya nilai gua, gua ga terima kalau lebih jelek dari nilai orang yang nyontek ke gua."
"Coba liat." Aomine merebut kertas ujian Akashi. Ia melihat kertas Akashi dan Kise bergantian.
"Lah, ini jawaban Akashi ada yang disalahin njir!" seru Aomine.
Kise dan Akashi ikut memeriksa. "Iya juga."
Akashi menghampiri meja Pak Guru dengan membawa lembar ujiannya. "Pak, yang nomor ini jawaban saya bener, kok disalahin?"
"Mana?" Pak Guru menatap jawaban yang ditunjuk Akashi. "Oh, iya. Maaf."
Angka 87 dicoret, jadi 90. Lumayan.
"Kok cuma segitu doang, Pak?" tanya Akashi. Ia masih belum puas.
"Lah, ini kan pilihan ganda. Masih bagus udah dapet sembilan."
"Pak, ini menyangkut pekerjaan bapak, lho." ucap Akashi, "Kalau Pak Kepsek tahu, nanti dia kecewa sama kinerja bapak, terus bapak dipecat kan gawat."
Angka 90 dicoret lagi. Kini angka 93 terpampang besar di kertas Akashi.
Akashi tersenyum. "Gitu dong, Pak."
---
HBD Seiiiii muach muach muach
TANGGAL 25 LEVI ULTAH OEMJIH
KAMU SEDANG MEMBACA
Attack on Line!
FanfictionBerisi cerita-cerita para tokoh Attack on Titan dalam aplikasi sosial media bernama "Line". Note : karakter tokoh sengaja diubah demi kesuksesan dalam menghibur para pembaca. Baca juga sequel cerita ini, Attack on Line! - Book 2. I'm not the own of...