Reason [Armin x Reader]

1.9K 172 32
                                    

Request dari Ten_aru

---

Pernahkah kau bertanya pada dirimu sendiri,

apa alasanmu menjalani hidup?

mengapa kau tetap ingin bertahan hidup, meski cahaya kehidupanmu mulai redup?

Jika kau bertanya padaku, maka jawabannya adalah--

--aku sering memikirkan hal itu. Bahkan, saat ini aku telah ditelan oleh jurang keputusasaan yang membuat hidupku tak lagi berarti.

Kemudian keajaiban itu terjadi. Aku mulai menemukan alasan baru untuk hidup. Alasanku itu adalah--

"[Name], maaf terlambat mengunjungimu."

--seorang lelaki yang saat ini berdiri di depanku dan menatapku khawatir.

Aku dengan segera melempar silet yang kupegang ke belakang, "Tidak apa-apa."

Armin Arlert. Seorang lelaki bersurai pirang dengan manik biru laut. Ia lelaki yang begitu baik.

Armin selalu di sisiku, di saat dunia tak memihak padaku. Ia mengetahui segala hal tentangku.

Termasuk kelainan Self Injury dan penyebabnya ini.

Meski begitu, ia tak menjauh dariku.

Tapi, ada satu hal yang tidak kusuka darinya.

"[Name], kau melakukannya lagi?"

Ia terlalu peka jika dibandingkan dengan orang lain.

Aku menunduk, tidak berani menatap matanya, "T-tidak kok." Aku mengukir senyum.

Aku dapat mendengar Armin menghela napas, "Kau mau pergi keluar denganku?" Armin mengulurkan tangannya padaku.

"Apa boleh?" tanyaku. Armin hanya tersenyum lembut kepadaku, "Baiklah. Tapi, aku ingin main ke rumahmu lagi, Armin."

Ah, jalan-jalan bersama pahlawanku? Pasti rasanya menyenangkan.

***

Aku terus berjalan menundukkan kepalaku. Entah kenapa, aku sedikit takut dengan puluhan pasang mata yang memandangku tidak suka.

Kurasakan Armin mengeratkan genggamannya. "Jangan takut, [Name]," ucapnya, "mereka hanya iri padamu."

Tentu saja mereka iri. Siapa sih yang tidak mau berjalan bersama utaite favoritnya?

Ah, ngomong-ngomong, Armin cukup terkenal. Selain ia menyambar berbagai kejuaraan akademis, ia juga dikenal sebagai salah satu utaite dengan suara yang unik.

Dan jika kau berhubungan dengan salah satu orang terkemuka, pastinya kau bisa menebak apa yang terjadi, bukan?

***

Mataku berbinar saat melihat begitu banyak piala dan piagam yang terpampang di etalase ruang tamu. Meski sudah berkali-kali aku mengunjungi rumah Armin, aku masih saja terpukau dengan hasil dari usahanya ini.

Attack on Line!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang