How He Shows His Love [Levi x Reader]

2.4K 196 103
                                    

Rikues VioxieNeeko

---

Levi dan [Name] duduk berhadapan di salah satu meja di sudut kantin. Manik hitam legam tajam milik Levi berfokus pada [Name] yang tengah sibuk bermain game.

Walau tampang Levi datar dan sangar, ia merupakan seorang lelaki yang tak betah diacuhkan dalam kurun waktu lama. Apalagi bila diacuhkan oleh dewi pujaannya.

Percayalah.

"[Name]."

"Ah, diam dulu. Sebentar lagi aku menang."

Levi mendengus gusar dalam batinnya. Dalam hati ia melontarkan pertanyaan, siapa pacarmu yang sebenarnya, [Name]?

Cemburu pada game memang terdengar konyol. Jika yang mengalaminya adalah seorang Levi Ackerman, ini menjadi semakin konyol.

Tapi, tak apa. Levi sudah kebal terhadap kebiasaan [Name] ini. Selama ia masih bisa menikmati tiap bagian wajah [Name] yang tengah serius, ia rela.

Lagipula [Name] tidak pernah serius. Kapan lagi Levi menikmati keseriusan gadis nakal ini, selain saat bermain game?

"Ah, akhirnya aku menang!" [Name] meletakkan ponsel di atas meja, menatap Levi. "Makanannya sudah sampai?"

"Pesan saja belum."

"Oh, iya." [Name] terkekeh geli. "Kenapa aku akhir-akhir ini menjadi pelupa, ya?"

"Kau dari lahir sudah pelupa," timpal Levi.

[Name] mengerucutkan bibirnya tak terima, "Dulu aku ini pintar, lho."

"Pintar mengibuli," ucap Levi, "Berhenti seperti itu, menjijikkan."

[Name] melempar kotak tisu ke arah wajah Levi. Tentu saja Levi dengan cepat menghindar, instingnya bagus.

"Hei, jangan melempari orang sembarangan!"

Peluh dingin mengalir di kening [Name] saat teriakan itu terdengar. [Name] takut-takut menoleh, lalu tersenyum lebar seperti orang yang tak bersalah.

"Kaupantas mendapat itu, bitch."

"Ap--"

"Diamlah." Levi bangkit, melirik [Name] sekilas, "Ayo, [Name]."

"Ah, darling, tunggu aku!" [Name] berlari menuju Levi yang sudah mendahuluinya. Ia tertawa keras saat orang yang ia rendahkan mendecih.

"Jangan memanggilku seperti itu."

"Ah, kau ini membosankan sekali." [Name] merogoh sakunya, mengeluarkan sebungkus mie instan. "Padahal, tadi hampir saja ada perang seru."

Levi menggeleng saat melihat [Name] memakan mie instan itu tanpa dimasak. "Perbaiki sikapmu."

"Ah, kau mau?" [Name] mengambil sekepal mie instan mentah itu, menyodorkannya pada Levi. "Enak, lho."

Tanpa permisi, Levi merampas bungkus mie instan itu. Ia melemparkannya ke tong sampah terdekat.

[Name] terpatung menyaksikan aksi Levi. Makan siangnya telah digagalkan oleh kekasihnya sendiri.

Attack on Line!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang