Corpse [Eren x Reader]

1.5K 153 5
                                    

Req dari nurauliarahmi__

---

Jangan pernah berpikir bahwa hidupmu akan selalu berjalan dengan normal seperti hari-hari biasa. Suatu hari nanti, akan muncul sebuah titik di mana seluruh alur hidupmu berubah drastis.

Percayalah pada pengalamanku ini.

Pada awalnya, aku sama seperti kalian, selalu menikmati hidup apapun yang terjadi. Tapi, sekarang semuanya itu tinggal kenangan.

Semua itu terjadi pada malam itu, malam saat natsu matsuri diadakan. Pada saat itu, aku tidak menyangka hal ini akan menimpa diriku.

"Eren! Oi!"

Tersentak dari lamunanku, aku menoleh, menatap wajah pucat itu, "Apa?"

"Aku ingin eskrim."

Astaga, tidakkah ia sadar siapa dia ini? Eskrim, katanya?

"Hantu tidak memerlukan makanan."

Kupalingkan wajahku darinya. Tak kupedulikan ocehan tak jelas dari bibirnya yang pucat.

"Eren-sama."

Tch. Dasar hantu banyak bacot.

"Apa maumu?" bentakku, "Kenapa kau selalu mengikutiku? Alammu bukan di sini, [Name]."

Meremas rok putihnya, ia menunduk. Aku mendadak merinding saat suasana hati gadis--hantu itu berubah.

"Kau bertanya apa mauku?" [Name] mendongak, "Kenapa aku di sini? Bukankah itu tugasmu untuk membantu rakyatmu, Eren-sama?"

Aku tersentak melihat tatapan matanya, sangat berbeda dari biasanya, "Memang apa yang bisa kubantu untuk arwah penasaran sepertimu?"

"Membunuh orang yang telah membunuhku."

"Apa?"

Membunuh, katanya? Yang benar saja. Bahkan, aku sendiri tidak tahu kenapa gadis itu bisa menjadi arwah dengan penampilan yang menyeramkan, padahal wajahnya kuakui cukup cantik.

"Bunuh orang--"

Klek!

Aku menoleh ke arah pintu kamarku yang tiba-tiba terbuka. Ah, Mikasa rupanya, "Kau bicara dengan siapa?"

"Dengan--" aku menggeleng, yang bisa melihat [Name] kan hanya aku, "Aku hanya latihan drama, agar bisa mengalahkan kata-kata pedas raja seberang saat pertemuan nanti."

Mikasa mengangguk singkat, "Cepat ganti bajumu. Kita akan berangkat sebentar lagi." Ia kemudian meninggalkan kamarku.

Aku menghela napas kasar. Hampir saja.

Kubuka lemari, memilih baju yang pantas kupakai. Setelah menentukan pilihan, aku berjalan menuju kamar mandi.

"Woah, ternyata kau memiliki roti sobek!"

Aku menoleh ke belakang, lalu mendelik, "Jangan seenaknya menembus ruangan, [Name]!"

[Name] tertawa, berhasil menghindari siraman air dariku, "Cobalah menjadi galak saat berhadapan dengan raja seberang, Pangeran."

Attack on Line!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang