Lima

12.1K 904 35
                                    


Adita memandangi orangtuanya satu persatu dengan tatapan tak percaya.

"Jadi ini yang ibu sama ayah lakuin dibelakang Adita?"

"Neng, gak baik kalau nolak lamaran lelaki. Nanti kamu susah dapet jodoh lagi." Kasih berusaha mendekati Adita yang kini tengah duduk diatas pohon mangga depan rumah mereka.

"Turun neng, nanti ada tetangga liat-kan jadi malu."

"Pokoknya Adita gak mau" rengek Adita sambil naik ke atas dahan yang lebih tinggi, mencari tempat yang lebih aman dari ayahnya yang kini sudah mengambil tangga .

"Nih ya bu, yah. Monyet aja kalau mau dikawinin paksa gak akan ada yang rela "Adita menunjuk wajahnya sendiri "Apalagi Adita yang manusia ini."

Wisnu menepuk batang pohon mangga yang ditempati Adita dan menggoyangkan nya cepat. Membuat Adita berteriak histeris sambil memegangi dahan disampingnya.

"Ayah mau bunuh Adita?.Bunuh aja, Bunuh."Adita menatap ayahnya yang darah tingginya terlihat mau kambuh dan menghela napas kasar.

"MAU TURUN GAK ?"

"Iya, iya Adita turun. Nanti dikutuk jadi batu belah lagi."Kalau ayah yang sudah bertindak mana Adita berani.

Setelah Adita turun dari pohon dengan tangga yang dipegang suaminya. Barulah kasih berani menghampiri Adita dan menuntunnya ke teras rumah.

"Sini duduk dulu!!."

Adita meneteskan air matanya dan mulai menangis kencang. Dia menendang-nendang sendal jepit yang berjejer dibawah sepatunya, koleksi ayah kalau mau ke masjid.

"Gak mau pokoknya bu, dikasih apa sama mereka, tuh calon besan ibu?. Nanti Adita gantiin deh."

"Emang kamu bisa gantiin 10 hektar sawah sama biaya pernikahan kamu yang hampir 2 M?"tuntut Kasih yang membuat Adita langsung puyeng.

Mana cukup gaji Adita, 100 tahun berlalu baru lunas itu mah

"Ayah yakin kok kamu suka sama orangnya . Dia bule, berpendidikan dan juga mapan. Ayah setuju banget punya mantu kaya gitu "Wisnu mengelus kepala Adita yang naik turun karena sesegukan.

"Masa ibu tega liat Adita nikah muda, terus nanti gendong anak gak kuliah.  Ih, bayanginnya aja Adita udah kelewat gak mau."

"Calon ibu Mertua kamu bilang dia bakalan kuliahin kamu.Diluar negeri atau Ditempat lahirnya si lee min ho mantanya si Susi juga boleh."

"Neng Suzy bu bukan Susi."Wisnu meralat perkataan Kasih pada aktris korea idolanya.

Kasih memboyong kertas-kertas yang diberikan Carisa dan menyodorkannya pada Adita yang sudah berhenti menangis karena tetangga nya pada liatin dari rumah mereka.

"Tuh disini juga tercatat , kamu boleh menunda dulu kehamilan. Karena usia kamu masih ber-resiko tinggi kalau hamil."

Adita menatap kertas-kertas ditangan ibunya benci campur kesal.  Tapi saat matanya menangkap salah satu tulisan yang tercatat,  keinginan nya berubah 360 derajat .

"Adita mau aja deh."

Adita bebas menonton konser boyband kesukaannya dalam waktu dan tempat yang tidak dibatasi  Dengan fasilitas terbaik dan kursi VVIP.
Cat :Hadiah dari Calmer cantik kamu

CARISA


Kalau rezeki kaya gini ditolak, gak akan mungkin Adita nonton konser boyband  fasilitasnya VVIP.

Masalah nikah biarin dulu aja.Ntar  Adita pikirin lagi.


Kalau akhirnya Adita menemukan pencerahan, beda lagi dengan Esta . Dia memijit pelipisnya, pusing, marah dan lega sedang bercampur aduk dibenaknya. Pusing karena harus menikahi gadis yang aneh bin ajaib. Marah karena dinikahkan sebentar lagi tanpa ada surat undangan, tapi lega karena selamat dari si Elif dan dapat hadiah rumah sakit kakek yang berbasis di Yogyakarta.

"Udahlah gue yakin pernikahannya nanti gak seabsurd pikiran lo itu."hibur Adimas yang kembali terbahak saat mengingat perkataan momy pada kakaknya ini.

"Pokoknya kalau sebulan nikah kamu masih perjaka. Momy bakalan potong anu kamu buat si Elif yang udah dikebiri."

Adimas terpingkal-pingkal membayangkan kucing tak berdosa seperti Elif, kupingnya selalu panas hanya karena momy dan dady-nya selalu membicarakan nya untuk mengancam Esta.

"Hahha..tapi gue bener-bener gak yakin tuh cewek bakalan mau begituan sama Bapak dokter pedofil kaya lo."yakin Adimas yang sudah meluncurkan ekspresi geli ngeselinnya.

"Berisik adik Setan lo!."

"Yah kalau gitu lo kakak setan."

"Isshhh..bener juga kata lo."

Esta menepuk jidatnya, dia baru ingat ancaman momy tadi. Rasanya Esta ingin sekali menembak mati si Elif itu, tapi dia pasti akan dicoret dari silsilah keluarga Pramudya dan keluarga Axelor karena pada faktanya,  kucing besar sialan itu adalah kesayangan kakek-kakeknya. 

"Bagaimana ini?"








Dokter Are you Crazy? (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang