empat belas

10K 700 26
                                    

Adita menarik nafas sepanjang mungkin dan berlari secepat yang dia bisa saat Cheetah ganjen berjenis kelamin laki-laki milik kakek Esta kembali mengejar-mengejarnya lagi seperti mengejar buruan yang lezat, walaupun Elif mengajaknya bermain tapi tetap saja rasanya menegangkan. Apa salah dan dosanya hingga si Elif ini begitu mengincarnya di pertemuan pertama.Apa mungkin kecantikannya juga ber-efek pada hewan?, Adita semakin histeris saat Elif sudah semakin dekat, bagaimana pun juga dia tidak akan pernah bisa menandingi lari seekor Cheetah.

"HUAHHHH!!!AKU HARUS LEBIH CEPAT DARIMU ELIFF!."

Chelsea menggoyangkan pundak Esta yang terlihat kaku melihat pemandangan dihadapannya, Chelsea benar-benar tidak habis pikir sepupunya ini benar-benar jadi pengecut jika sudah berhadapan dengan Elif yang sebenarnya selalu bertingkah elegan dan baik hati itu. Yah Chelsea juga bingung sebenarnya, kenapa Elif senang sekali bermain dengan Istri Esta yang bahkan baru sekali bersamanya,  biasanya Elif tidak mau di sentuh oleh siapapun kecuali beberapa keluarga Axelor yang di sukainya.

"Axe, kenapa kamu tidak menolong istrimu, Elif benar-benar tidak berhenti bermain. Sudah hampir 1 jam dia main kejar-kejaran dengan Adita."bujuk Chelsea tanpa mempedulikan ekspresi ketakutan Esta yang semakin menjadi saat Elif sudah menyusul Adita dan memberikan mainan berbentuk kelincinya pada Adita.

Esta benar-benar tidak bisa bergerak jika ada di posisi Adita, kenapa bocah kecil itu begitu pemberani. Sejak mereka datang dan berkenalan dengan keluarganya, Adita langsung menghampiri Elif dan mengusap-usap kepala dan punggungnya.  Dan lebih mengerikan lagi, Kucing rakus itu langsung menyukai bocah kecil miliknya?, tunggu miliknya? Esta menggeleng, tapi ciuman di pipinya waktu iti jadi melayang lagi di benaknya.

"Adita?"sapaan dari balik pohon membuat Adita melonjak,  siapa tau itu adalah ibunya Elif. Pasti lebih besar dari Elif, mungkin ibunya terkena obesitas, berarti ukurannya akan lebih-lebih besar lagi, sayangnya tidak ada cheetah yang berbicara di Paris, mungkin kalau di Indonesia  bisa ada di sinetron, filmnya Adimas. Mr.Axelor yang Manula tapi masih ganteng ternyata  sedari tadi mengintip Adita dan Elif di balik pohon.

"Elif? Kamu menyukai Adita?"Mr.Axelor mengusap kepala Elif, tanpa disangka Elif malah ingin kembali di usap oleh Adita. Hal itu membuat Adita jadi terharu,  ternyata Elif gak mau Adita di kacangin.

"Adita, saya sangat senang kamu disini, apalagi Elif sangat menyukaimu."tulus Mr.Axelor sambil mengusap kacamatanya dengan sapu tangan "Apakah kamu sudah bertemu Amanda?"

"Maksud kakek,  Amanda itu yang ngasih My husband sama Adita bunga ? Yang namanya mirip merk brownies "Untunglah, bahasa inggris Adita lancar, setidaknya dia masih bisa mengerti walaupun logat Mr.Axelor  sedikit berbeda, mungkin karena lidah kakek Esta ini terlalu sering makan roti Perancis.

"Kakek ingin kamu mengerti, bahwa Esta dulu lama bersama Amanda, jadi jika mereka sangat dekat kamu jangan terlalu cemburu. Lagi pula Amanda sudah menikah."

Adita mengangguk, walaupun sebenarnya kata-kata kakek Esta gak ada yang nyangkut satupun, Adita gak ngerti ya allah. Maksudnya apaan sih, kan emang Amanda sama Esta itu sahabatan dan saudaraan, lagian kalau cewek cantik merk brownies itu macem-macem atau mau ngerebut Pak dokternya, Adita akan menunjukkan kekuatan sebenarnya dari seorang anak ibu Kasih .

"Ah kakek ini, Adita kan cantik, baik jadi gak mungkin my husband macem-macem. Kalau misalkan My husband macem-macem Adita bakalan ngasihin dia ke Elif."Adita mengusap kepala Elif "Iya kan Elif?". Elif hanya mengangkat kepalanya ke arah Adita.

Mr.Axelor tersenyum hangat "Kamu mau melihat-lihat bagian rumah lain? Biar Karen dan Efsel yang akan menemanimu."Adita langsung mengangguk "Mau kek, mumpung lagi di sini. Kapan lagi Adita jalan-jalan di rumah Holang kaya."

"Hmmm..Holang kaya? Apa itu?"

"Itu kek pohon yang warna-warni, disini ada?"alih Adita dengan wajah malu "Adita langsung ke dalam aja ya manggil ka Karen sama Efsel, yang anaknya bibi Elina itu kan?"

"Oh maksudnya...hmmm mungkin ada. Ya, mereka sedang ada di kolam ikan yang didalam, langsung saja ajak mereka."Elif yang sedari tadi duduk langsung mengikuti langkah Adita, membuat Adita mau-tidak mau harus memperbesar langkahnya, nih kucing jalannya ngeselin banget sih.

Amanda menghampiri Esta yang sedang meminum kopi, Amanda tau Axe  belum berubah selama tiga tahun terakhir. Mungkin, yang berbeda adalah dia sudah menikah. Amanda tersenyum kecut, seandainya dulu dia... Sudahlah, lagipula Amanda tidak boleh menaruh harapan untuk orang yang sudah dimiliki dan Axe juga terlanjur membenci keputusan Amanda untuk menikah dengan Sam , walaupun kebahagiaan jauh dari kehidupan pernikahannya.

"Axe?"

Esta menyimpan cangkir kopi ditangannya, senyuman tipis terukir dibibirnya. Amanda meletakkan secangkir coklat panas, dan langsung duduk, membuat Chelsea yang ada didampingnya memilih untuk pergi.

"Kak,  aku mau pergi. Teman-temanku, akan datang sore ini. "Chelsea menepuk pundak Amanda.

"Bagaimana kabar kamu?"tanya Esta sambil memandang wajah pucat Amanda.

"Baik, sungguh menyenangkan bisa bertemu denganmu lagi."Amanda menelan ludah, entah kenapa hatinya masih berdesir melihat tatapan Esta, dia seharusnya tidak boleh begini.

"Aku mencoba menghubungi kamu saat pernikahan,  tapi kamu tidak menjawab, kenapa? ."

Amanda menggeleng "Aku tidak bisa melihatmu disana Axe, kamu ingat janji kita dulu?"

Esta menaikkan alisnya bingung "Aku datang ke pernikahanmu dengan Sam, dan kamu juga lupa janji itu. Sekarang kita punya kehidupan masing-masing. Kamu dengan Sam, dan aku dengan Adita."

"Iya, aku mengerti. Tapi jika takdir bisa diulang, apa kamu mau mengubah jalan ini?"

Esta menghela napas "Takdir? Iya, lebih tepatnya kamu yang mengubah takdir ini, Amanda Stell."

Adita terdiam dibalik pintu tempat ia bersembunyi, tadi saat mau mencari Karen dan Effsel ia tidak sengaja melihat Esta sedang duduk. Ternyata pilihannya untuk menemui Esta kurang tepat. Dan sebagai akibatnya Adita harus mencerna sekaligus menerjemahkan perkataan dari Amanda dan Esta, karena mereka memakai bahasa inggris. Adita bisa mengambil kesimpulannya setelah mendengar perkataan terakhir Esta, ada kisah cinta yang tersembunyi antara Esta dan Amanda.

"Yah, padahal aku males buat masuk kedalam takdir yang  kaya gini."Adita mengusap airmata nya yang tiba-tiba saja mengalir.

"Pliss Adita jangan lebay, jangan nangis. Kenapa harus nangis?"Adita memainkan ujung sepatunya "Padahal rencananya mau seneng-seneng di sini,  tapi malah ketemu sama mantan yang belum dilepaskan suami sendiri "kesal Adita dengan setengah berbisik.

"Adita belum 24 jam di Istana ini "Adita menarik napasnya panjang dan berteriak.

"MY HUSBAND AKU MAU JALAN-JALAN."

Esta mengerjapkkan matanya "Dimana asal suara bocah itu?"

***

Sebelumnya mohon maaf karena lama update, lagi sibuk sama tugas :(

Dokter Are you Crazy? (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang