Adita menghampiri ibu mertuanya sambil membawa nampan berisi obat dan juga air putih.
"Momy mertua kenapa sakit? Tadi siang gak apa-apa."Adita memberikan obat Carisa dan duduk khawatir.
"Momy udah lama gak liat oppa ganteng, kurang piknik kali ya, jadi kurang sehat gini."ucap Carisa sambil menekan dahinya, Adita langsung mengambil alih tangan Carisa dan memijit kepalanya pelan.
"Kamu pinter mijit-mijit ya pasti Esta seneng."Carisa terkekeh, membuat Adita berkerut bingung.
Esta yang baru pulang dari rumah sakit langsung menyandarkan bahunya di soffa dan menatap momy serta Adita "Aku pulang kok gak di sambut" Carisa menepuk tangan Adita "Tuh husband kamu nanya, kenapa kamu gak cium dia kaya di drama korea kalau suaminya pulang."
"Gak ah momy mertua, Estanya bau."jawab Adita dengan tubuh yang beralih ke arah Esta "Mau dibikinin kopi?"
Giliran Esta yang mengerjapkan matanya bingung "Tumben nawarin minuman, mulai cinta ya?"
Adita buru-buru melempar bantal di dekatnya ke wajah menyebalkan dihadapannya
.Carisa tersenyum ke arah anaknya "Kamu udah gede ya, udah mulai romantis kaya papi kamu, tapi sayang banget momy lebih suka Park Seo Joon, drama barunya bikin momy baper."
Esta menekan tombol on di remote tv "Momy udah tua, kenapa si suka banget nonton konser sama drama korea?."Esta menghela nafas "Mening urusin Adimas tuh, suruh cari calon isteri."
"Kalau dia sih cilok di kasih pita juga doyan, tapi gitu maunya."Carisa menggeleng "Ah, momy tadi dapet kiriman ikan tongkol dari pak Ridwan, bikin makanan dong kek Adita, dia jago masak, jago mijit juga pantes kamu suka telat bangun."
"Maksud momy apa."Esta buru-buru berdiri mengabaikan serial anime Boruto yang ia sukai "Aku masak dulu."
"Ciee berdua."Carisa menarik celana katun Esta, membuat anaknya itu langsung menghepas pelan.
"MOMY!!!."
Didapur, Adita sibuk mengotak-ngatik alat pembuat kopi di dekat lemari gelas, tapi alat itu tetap tidak bekerja.
"Colokin coba ke idung, pasti nyala."ucap Esta dari arah pintu, Adita mengangkat kabelnya.
"Makanya liat dulu."tambah Esta sambil membuka kulkas.
Adita memutar bola matanya kesal "Kalau di colokin ke idung namanya alat pembuat upil bukan kopi."Cibir Adita sambil mengangkat gelas kopi Esta.
"Nih, udah jadi."
"Simpan aja dulu, kita masak buat Momy katanya mau makan ikan tongkol."
"Tongkol?"ulang Adita dengan tatapan aneh menurut Esta "My husband aja yang goreng ya, Adita bagian nyiapin bumbu."
Esta mengangguk "Ok, gampang kok goreng ikan."Adita hanya nyengir sambil mengupas bawang putih.
Pluk..pluk..pluk
"Aa..aaaa kenapa gini "Esta mundur sambil mematikan kompor "Kenapa minyaknya meledak-ledak ?"
Adita melemparkan tutup panci "Pakai itu, biar gak meledak-ledak kaya bom aja meledak, masak tongkol aja udah kaya perang."Adita terkekeh.
Esta berkacak pinggang "Sengaja ya gak ngasih tau?"
Adita menggeleng "Jangan fitnah itu kejam tau."
Esta menatap Adita yang tengah menumis bumbu membelakanginya, tiba-tiba sebuah ide membuat Esta tersenyum, ia memeluk Adita dari belakang, membuat gadis itu langsung melotot ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Are you Crazy? (Proses Revisi)
Chick-Lit#47 dalam chicklit Maret 2019 "Cerita chapter 26 dan beberapa bagian di Private follow sebelum membaca" Mutiara Anandita hanyalah gadis polos berusia belum genap 18 tahun yang memilih menjadi sales perusahaan obat dan menawarkan beberapa produknya...