Dua Puluh Satu

6.2K 454 9
                                    

"Hoammm."Adita menguap lebar sebelum menggerakan tangannya ke samping tubuhnya, membuat Esta yang berada disamping ikut terbangun karena tangan Adita tepat mengenai matanya.

Esta mendorong bahu Adita risih "Minggir!!!Sakit."kata Esta dengan suara yang sedikit serak, Adita hanya mengerjapkan matanya dan kembali tidur, mengabaikan tempatnya berada sekarang.

Diluar kamar, Adimas melangkahkan kakinya kesana-kemari sambil melirik ke arah kamar Kakaknya, Adimas ingin tahu apa yang Kakak iparnya itu lakukan pada kakak semata wayangnya, apa mungkin di gantung dilemari? Atau dibuat makanan ringan?, Adimas harus mencari tahu, tidak mungkin Adita akan melepaskan kakaknya begitu saja.

"Hmmm..mencurigakan."Adimas mengerutkan keningnya "Apa mungin, terjadi pembunuhan di dalam sana karena telah terjadi perselingkuhan antara Abang gue dengan mantannya?"

Pramudya yang sedari tadi duduk di dekat Adimas menyentil telinga anak bungsunya itu "Dih, lama-lama kamu itu jadi gila. Sudah Ayah bilang, mening jadi dokter aja daripada jadi aktor."sinis Pramudya dengan pandangan menyelidik.

"Jangan-jangan kamu, mau bikin cerita kakak kamu? Di jadiin ftv gitu? Jangan malu-maluin ayah lah, ngapain!."

Adimas langsung menggeleng kencang "Nggak yah, gak segitunya aku bikin ftv. Kalau mau mening aku bikin tentang ayah, Derita Aktor yang di kekang untuk jadi dokter oleh..."belum selesai Adimas berbicara , derap langkah ibunya membuat Adimas berbalik ke kamarnya.

"Ayah satu bikin pusing, apalagi ditambah momy, bisa hilang pesona gue."ucap Adimas sebelum benar-benar menghilang ke arah kamarnya lagi.

Carisa menunjuk Adimas "Sayang, anak kamu kurang ajar banget sih. Momy-nya dateng malah pergi."Pramudya melirik isterinya dan tersenyum miring "Anak kamu!."

"Mah, mening kamu bangunin Esta dia harus ke rumah sakit, dokter-dokter lain pada nanyain loh."ucap Pramudya sambil menyenggol bahu Carisa, yang sedang asik menonton serial drama korea disalah satu channel asing.

"ESTA!!ESTAAAA!!BANGUN!!"teriak Carisa tanpa beralih dari TV, membuat Pramudya langsung menutup telinganya "Berisik mah, nontonnya nanti aja lagian plastik gitu di tonton."

Carisa melotot"Plastik-plastik ,papih kalau nyinyir jangan di depan momy, momy ini paling gak suka kalau ada yang ngehina oppa-oppa."Carisa mengangkat alisnya "Papi aja sana bangunin mereka."

"Dih momy, papih cari ismud baru tau."

"Cari aja sana, tapi pulang-pulang, papih momy bakar pake spirtus."balas Carisa dengan tubuh yang sudah terlentang di atas soffa.

Esta, Adita Bangun!!

Esta, Adita!!

Adita mengucek mata dan menepuk punggung Esta lumayan kencang "Bangunn itu di suruh bangun!! "Esta menggeliat sambil melirik Adita "Udah baikan jadinya?"

"Nggak..ogah..mbohhh."

Esta  memajukan bibir dan merogoh saku celananya "Padahal mau dikasih gelang ini kalau dimaafin."Ucap Esta sambil memperlihatkan sebuah gelang bermotif bunga.

Adita melengos cuek "Deh..emang aku apa digoda pake gelang, murahan banget. Di goda itu pake rumah kalau enggak mobil mewah!."Esta mencebik

"Matre!! "

***

Adita menyapa beberapa karyawan yang berada di depannya, ditangan Adita ada plastik besar berisi oleh-oleh yang ia siapkan untuk beberapa orang, termasuk Putri dan Mega yang  paling berisik kalau menyangkut gratisan. Adita menatap poster yang di pajang didekat ruangannya.

"Pelaksanaan makan hangat dokter & tropica di Hotel Transia dimeriahkan oleh Keanu Adam dan Guntur Geandra Elang."Adita mengerutkan kening "Geandra Elang? Kok kaya kenal ya?"

Adita membulatkan matanya dan membaca lagi poster di depannya "Guntur Geandra Elang."ulang Adita dengan wajah bingung, nama itu berasa sangat familiar ditelinganya.

Mega dan Putri langsung menghampiri Adita dengan wajah sumringah "Mana nih?"

"Apa? Giliran disuruh jemput di Bandara gak ada yang dateng. Gini aja sahabatan kita?"Adita mengangkat plastik ditangannya.

"Lo kalau marah , muka nambah tua sepuluh tahun."ucap Putri dengan jari telunjuk berada didepan hidung Adita.

"Masa ah? Imut gini kok."Adita menepuk pipinya sendiri dan tersenyum.

Mega menarik bahu Adita mendekat "Lo beneran ketemu Daren?"

"Nggak ketemu cuman dikasih tau, kalau Daren-Daren itu ada Paris kak Mega."

Mega mengangguk "Ya udah, ayo kedalem yang lain nanyain lo. Apalagi bu Siska lo siap-siap aja dirempongin."

Benar saja, Adita bahkan harus ekstra sabar menghadapi kerempongan atasannya yang satu ini. Entah kenapa Adita serasa jadi selebritis yang sedang mengadakan jumpa pers.

"Jadi Gimana Adita? Udah dapet momongan belom?"

"Belom bu, Adita nunda dulu punya anak."

Siska mengangguk "Padahal kan dokter Esta udah Mapan, terus kamu juga bentar lagi nambah usia. Pengen banget deh ibu gendong anak kamu."

Adita terdiam "Kan saya yang hamil bu, bukan dokter Esta jadi gimana Adita aja mau hamil kapan. Kalau ibu pengen gendong anak, kan Bak Lika baru ngelahirin, nah anak bak Lik aja ibu."jawab Adita dengan satu tarikan nafas.

Mega dan Putri langsung menginjak kaki Adita gemas.


Dokter Are you Crazy? (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang