"Dokter Esta, Ada permintaan tranfer pasien dari rumah sakit Harapan mereka bilang rumah sakitnya tidak mampu menangani pasien , dia mengalami pendarahan otak akibat kecelakaan, dokter yang menanganinya bilang jika mereka kekurangan staff untuk melakukan operasi Kraniotomi , apa kita harus menyetujuinya ?."tanya salah suster yang memasuki ruangan Esta.
Esta berbalik sambil menekan dahinya "Itu berarti mereka mempercayai kita, apapun resikonya kita harus melakukan sebaik mungkin, lagipula kita punya banyak staff ahli. Tapi tunggu dulu, Pendarahan di otak?"
"Iya dok, bukannya itu sulit ditangani ya?"
"Tidak kita masih bisa melakukan tindakan, ada banyak kasus yang pernah terjadi, dan dokter Pramudya selalu berhasil menanganinya. Kita akan menerima tranfer pasien itu"Esta berkata gusar, semoga saja tidak ada komplikasi lain yang terjadi pada pasien.
Suster itu kembali mengangkat teleponnya "Anda bisa mentransfer pasien itu kemari pak, iya dokter kami menyetujui semua. Baik, silahkan lakukan sesuai prosedur "
***
Gean menatap deretan foto Adita saat masih SMA di lemarinya, dari sisi lain Amanda masih duduk di atas Sofa, menyimpulkan kalau Gean memang masih mencintai Adita, baguslah ini akan menjadi peluang emas. Apalagi Gean sudah mau mengikuti rencana Amanda agar Adita semakin dekat dengannya.
"Well, kamu lebih cocok dengan Adita ."Amanda mengusap cincin ditangannya dan membukanya perlahan. Gean menyandarkan tubuh di dinding "Jadi maksud lo, gue harus bikin seolah-olah Adita mencintai gue di Konfersi pers itu?"
"Yah, nanti aku akan nyuruh orang untuk menyalakan Video kalian berdua waktu SMA, dan Video di pesta yang gak mereka tau, didepan semua orang yang hadir. Itu bakalan jadi pemandangan menarik, Well siapa yang nggak bakal narik kesimpulan kalau kalian itu pacaran?"
Gean mengangguk setuju, tangannya menarik sisi jendela. Tanpa diduga, sikutnya menyenggol salah satu foto Adita hingga terjatuh dan pecah. Lelaki itu mengambilnya perlahan, entah kenapa ada perasaan aneh melingkupinya.
***
Adita bernafas lega saat melihat artikel yang baru saja diliris, penjelasan mengenai hubungannya dengan Gean yang baru dan pemberitahuan mengenai konfersi pers yang akan mereka adakan.
Adita mengangkat tangan ke arah mobil yang baru saja melintas, padahal lampu merah. Tapi masih saja ada mobil atau motor yang melintas dengan sengaja karena suasana jalan yang lumayan sepi. Sebagai ucapan terima kasih pada Gean yang sudah menyelamatkannya dari kemarahan Esta,pastinya momy dan papy mertua, Adita berjanji dalam hatinya untuk mentraktir Gean karamel machiato super enak didekat kantor, untuk Esta tentu ada Macaron super manis ini, tapi belum bisa mengalahkan manisnya tentunya.
Adita terkekeh pelan "Deh kok deg-degan yah mau ketemu my husband."
Adita berlari kecil, hingga Ia melihat sebuah bola berwarna merah menggelinding ke tengah jalan. Seorang anak berusia sekitar 7 tahun berlari mengikuti bolanya yang makin menggelinding jauh. Dengan wajah panik, Adita melambaikan tangannya untuk mencegah anak itu agar tidak semakin ketengah, ya benar itu anak yang hilang di toko tadi.
"Gini nih kalau orang tua sibuk megang hp"Adita bergumam sambil berlari kecil "Adek...adek jangan ke tengah!!!."
Adita langsung mengapit bola merah itu karena kedua tangannya memegang makanan Esta, Ia melemparkan bolanya ke sisi jalan membuat sebagian makaronnya malah berjatuhan ke aspal. Adita hanya terkekeh ke arah anak kecil itu, Ia langsung melambai-lambaikan tangannya ke arah Adita sambil tersenyum senang karena bolanya akan kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Are you Crazy? (Proses Revisi)
Chick-Lit#47 dalam chicklit Maret 2019 "Cerita chapter 26 dan beberapa bagian di Private follow sebelum membaca" Mutiara Anandita hanyalah gadis polos berusia belum genap 18 tahun yang memilih menjadi sales perusahaan obat dan menawarkan beberapa produknya...