Delapan Belas

7K 513 30
                                    

"Sayang, lihat nih makanan spesial hari ini udah dapet lisensi dari para momy kpopers ."Carisa meletakkan makanan ditangannya di meja depan Adimas. Diliriknya Adimas yang tengah menonton ftv-nya sendiri dengan wajah penuh ekspesi.

"Kenapa sih kamu, kelamaan digantung kaya pakean dalemnya mang Aman dibelakang?"Carisa menghela nafas pelan, beginilah kelakuan anak bungsunya kalau lagi nonton ftv sendiri, rada aneh lebih tepatnya tambah aneh. Kalau fans Adimas cuman tau dia itu ganteng plus aktingnya bagus, maka sebagai momy Carisa tau Adimas sampe ke dalem selempaknya.

"Mom, menurut mom aku cocok emang jadi tukang cendol? Soalnya fans aku pada bilang kalau ftv aku ini bener-bener bikin baper . Terus seandainya aku jadi tukang cendol, satu hari aku bakalan langsung jadi juragan."pertanyaan Adimas tidak terlalu diperhatikan Carisa, karena sekarang tangannya sedang sibuk dengan gadget milik Adimas yang diletakan sembarang di sofa ruang TV.

"Sayang, kamu bikin anak orang kabur???"Carisa melotot ke arah Adimas "Kamu udah ngelakuin apa , ya ampun sampai anak orang kabur? ADIMASS!!."

Adimas melirik tangan Carisa, dia lupa menghapus pesan dari Effsel tadi.

"Bukan aku mom, Abang bikin Adita kabur gara-gara mantannya itu..eh."Adimas langsung menutup mulutnya dengan bantal "Ma..maksudnya..itu...itu,  duh."Adimas langsung berdiri saat momy-nya terlihat akan terjatuh alay.

"Ya Ampun SEMESTA!!!! Lama-lama gue masukin juga lo ke dalem perut lagi, sekalian sama cewek yang satu itu."

"Ih, kan Amanda bukan anak momy. Nanti jadi mantan kakakku ternyata adalah kakak kandungku lagi... tunggu tapi kayanya itu bagus dijadiin ftv baru aku mom."Adimas tersenyum lebar ke arah Carisa yang sudah angry mode.

"Adimasss!!"


***

Adita menepuk bahu Nial cukup kencang "Itu bukan penjahatnya ternyata, salah denger sama salah lihat"cengir Adita saat mata dan telinganya kembali sadar , ternyata tadi itu bukan dokter gila atau Effsel Adita cuman berkhayal sepertinya, jadi malu.

"Kamu membuatku hampir kena serangan jantung tau."Nial menghentikan kakinya yang mulai terasa pegal.

"Masa gitu aja kena serangan jantung, langsung end dong."cibir Adita dengan tangan yang mengusap dadanya yang bergemuruh efek lari dari khayalannya sendiri "Duh, serasa keracunan baper tapi yang nge-baperinnya malah terbang pake naga."Nial langsung menatap Adita dengan mata yang menyipit.

"Maksudnya?"Adita menggeleng "Gak usah dipikirin, kak Nial lagi gak baper jadi gak bakalan tau."jawab Adita sambil menepuk pundak Nial pelan "Adita numpang ke toilet nanti, sakit perut. "

Nial terbahak "Kamu mau ikut sama aku, karena mau numpang ke toilet doang?"

Adita mengangguk mengiyakan "Ya daripada pup pake kantong kresek terus dibuang sembarangan di sini,nanti di penjara di sini gimana?"Adita mengusap perutnya "Duh, cepetan dong udah 34 persen lagi kekuatan Adita buat nahannya, mana gak ada batu lagi, toilet juga tiba-tiba suka gak ada kalau lagi dibutuhin"

"Iya mobilnya didepan. Kenapa nyari batu kan sakit perut?"

"Kepo banget sih, cepetan nih. Jimat...batu itu penangkal gitu deh...ahhhh!!!."Adita berlari ke arah mobil yang ditunjuk Nial, lelaki itu hanya menggeleng pelan.


***

"Aduh ibu anak kita...ternyata bukan anak kita dia anak tetangga, Bagas dia....."

Kasih menyenggol bahu suaminya yang malah sibuk membaca koran sambil meminum teh manis dingin.

"Pak ftv nya asik ini, pemainya Adimas adik menantu kita loh. Tuh liat si Adimas dari tukang cendol berubah jadi anak orang kaya, udah ketauan kalau dia anak yang tertukar sama anak tetangga."tunjuk Kasih sembari memakan kripik pisang yang ia buat sendiri, tatapan Kasih beralih saat suara ketukan didepan pintu rumahnya terdengar nyaring.

Dokter Are you Crazy? (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang