19.2

7K 536 36
                                    

Adita menggigit kuku jarinya,  sebuah kebiasaan jika dia sedang bingung level dewa. Adita ingin sekali memberitahukan kabar tentang lelaki bernama Darrel itu pada Akamega tapi itu berarti Adita harus pulang ke rumah Esta, gengsi itu memang susah.

"Kalau aku pulang,  malu. Kalau gak pulang gatel ini lidah mau bilang ke kak Mega, gimana ya?"tanya Adita pada bayangannya sendiri yang ada di cermin "Kalau Adita pulang ke Indonesia,  mau naik apaan? Odong-Odong?  Itu juga gak ada disini."

"Atau mungkin Adita menyelinap aja gitu,masuk ke sana?"Adita menghela nafas"Tapi gak mungkin, banyak penjaga. Terus Adita nanti ngomong apa ke kak Nial, Aku amnesia separuh hari gitu? Gak mungkin dong."

Lily tidak sengaja melihat Adita berbicara tidak jelas , sebenarnya dia penasaran dengan gadis yang dibawa Nial ituLily juga kasihan karena dia tidak punya tempat tinggal dan saudara disini. Namun, Lily juga curiga akan satu hal, mungkin saja Adita itu orang yang dicari paman Marc.

"Ekhemm.."Lily berdehem di samping Adita, membuatnya langsung melonjak karena kaget.

"Ahh...kak Lily mau bikin Adita ke sleo? Lantainya licin loh."tunjuk Adita pada lantai marmer di bawahnya "Licin ini."kata Adita sambil menggosokkan kakinya cepat.

Lily tersenyum "Siapapun tau kalau lantai batu di pel itu licin, tapi aku bingung kamu kenapa berbicara sendiri seperti itu, apa jangan-jangan kamu itu pasien rumah sakit jiwa yang kabur?"pertanyaan Lily membuat Adita menggeleng cepat, segila-gilanya kelakuaan dia, Adita gak pernah jadi orang gila.

"Nggak lah, masa cantik-cantik gini kakak bilang gila. Nih ya kak, harus kakak tau Adita di Indonesia banyak fans, ya cuman sekarang berkurang sih."jawab Adita jujur "Ngomong-ngomong kalau Adita mau ke Eneltes Street itu naik bus bisa gak?"

Seharusnya Lily tau, Adita ini memang dia. Perempuan Indonesia yang sedang di cari keluarga jauhnya paman Marc "Ah, kamu mau ke kediaman Mr. Axelor?"Lily menghela nafas "Kenapa kamu bohong sama Nial?"

Adita memundurkan langkahnya pelan "Kenapa kak Lily tau?"cicit Adita dengan raut wajah khawatir.

"Biar nanti aku yang bicaranya pada Nial, sekarang aku akan mengantarkanmu, aku bukan bermaksud mengusir hanya saja, kamu tidak bisa lari seperti ini semua orang pasti khawatir. "Bujuk Lily dengan senyuman tulus "Kamu bisa ke sini lagi kalau sudah pulang nanti."


Adita terharu, perkataan kak Lily membuat Adita sedikit mengalah, walaupun Esta sudah membuat dia galau tapi keluarga yang lain tidak berbuat salah apapun "Iya kak, maafin Adita sudah bohong. Sebelumnya, Adita mau jujur."

Adita mengulurkan tangannya ke tangan kanan Lily "Galau Adita gak bohong...suami Adita bener-bener selingkuh..Uwahhhh."tangis Adita mengiringi suara pintu yang tertutup,  didalam sana Nial sedang mencerna perkataan Adita.


***

C

arisa duduk santai menikmati pemandangan dihadapannya, Esta sedang berdiri diatas kasur king size  sambil melempar-lempar guling untuk mengusir Elif yang sudah bersiap melompat ke atas kasur. Jhonson hanya menatap Esta geli, tentu saja gerakan Esta itu salah besar, karena itu membuat Elif ingin menggoda dan mengejarnya.

"Nananana..kokobop."gumam Carisa sambil menaikan volume musik di handphone-nya tanpa mempedulikan Esta yang melompat tak karuan di kejar Elif yang mengaum kecil.

"Masih belum nyonya, kasihan Esta sudah jelas jingkrak-jingkrak begitu."kata Jhonson dengan jari telunjuk yang sudah mengarah ke atas kasur yang berantakan.

"Biarin, biar tau rasa."ujar Carisa dengan senyuman yang sengaja dibuat sejahat mungkin "Elif, kejarnya yang kencang!!."

"Mommy!!!."teriak Esta tidak terima,  kucing besar didepannya malah makin gencar melompat "Mau gue bedah lo? Minggir huss...huss."Elif hanya mengikuti insting hewani-nya untuk tetap bermain.


"Chelsea, paman Marc bilang dia sudah menemukan Adita. Dia sedang dalam perjalanan kesini."ucap Amanda dengan nada dibuat sebahagia mungkin "Kenapa gadis kecil itu haris kembali saat aku sudah mengorbankan harga diriku untuk kembali pada Esta. " Suara hatinya menunjukkan jika Amanda membenci hal ini, iya dia sudah berhasil menipu semua orang dengan drama-nya ini, tapi Adita gadis yang sudah ia tandai sebagai musuhnya itu malah ditemukan.

"Syukurlah kak Amanda, aku akan menemui Esta dan bibi Car dulu."Chelsea tersenyum dan meninggalkan Amanda yang mulai gusar "Jika wanita menyebalkan itu tidak datang kesini, aku pasti berhasil mengambil hati Esta kembali."cibir Amanda dengan tangan yang terarah untuk mengacak rambutnya, agar orang-orang disini melihat Amanda merasa bersalah dan frustasi, Amanda tersenyum kecil.

Chelsea yang melihat Esta sedang berlarian tak tentu arah dengan lompatan yang terlihat sangat lucu langsung tertawa , Chelsea langsung menghampiri Carisa yang masih asik mendengarkan musik.

"Bibi Car, Adita sedang dalam perjalanan ke sini."bisik Chelsea sambil melirik Esta "Tapi jangan biarkan kak Esta lepas dari Elif."Carisa langsung bangun "Ayo, kita kebawah "

"Jhonson ayo, kunci pintunya!!."perintah Carisa sambil menuntun Chelsea,  Esta yang fokus pada Elif tidak tau kalau pintu jalan terakhirnya terlepas dari kucing besar itu sudah terkunci rapat.

Diperjalanan Adita hanya melipat tangannya diatas dada, saat mau berpamitan kak Nial  sudah tidak ada, padahal walau hanya sebentar bertemu di Paris Adita sangat menyukainya, Kak Nial itu baik, tidak seperti dokter gila yang sedang ia benci.

"Kenapa cemberut,  ayo kamu harus kuat. Kalau dia selingkuh,  kamu juga selingkuh,  kalau dia jahat kamu juga jahat dong."nasihat Lily sambil mengusap kepala Adita.

"Ishhh..ajaran darimana itu? "Suami Lily yang sedang menyetir langsung melihat Adita dan istrinya dari jendela "Kamu jangan dengar istri saya, masa nasihatin gak bener gitu."

Lily melempar tisu dipangkuannya "Jangan ikut-ikut!!."Adita tersenyum,  dulu juga dia waktu lagi akur suka berantem sama Esta. Tunggu, Adita buru-buru menutup matanya, menghalangi bayangan Esta di tukang bakso yang tiba-tiba berputar di otaknya.

"Adita gak apa-apa kok, malah nanti kalau suami Adita gitu lagi. Adita jambak dua-duanya."kata Adita yakin, Lily langsung mengangkat jempol tanda setuju.


Di rumah Mr. Axelor semuanya sudah siap menyambut Adita, bahkan Effsel dan Karen sudah menyiapkan hadiah spesial untuk Adita, tongkat besbol. Siapa tau, Adita mau langsung memukuk Esta dan Amanda bersamaan.

"Apa kamu lihat-lihat."sinis Carisa pada Amanda yang tersenyum ke arahnya, membuat Amanda langsung melengos dengan tangan yang sudah terkepal erat.

Carisa melirik Amanda tajam "Kenapa kamu disini,  seharusnya kamu sedang bersama suami kamu-kan. Oh iya, kamu mau bercerai. Saya sudah yakin sih, beda kalau perempuan baik sama yang tidak baik. "Ucapan Carisa hanya didengar Amanda karena semua orang berada dibelakang, dalam hatinya Amanda bersumpah akan membalas semua sakit hatinya ini.

"Aku benar-benar tidak tahu kalau.."perkataan Amanda terpotong karena Carisa sudah berlari ke arah mobil Lily yang sudah terparkir didepan. Sontak Amanda menghela nafas kasar sambil berusaha untuk tetap tenang.

"Ayo, kita sambut ADITA."bisik Karen dengan dingin.

Dokter Are you Crazy? (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang