"Padahal Adita udah__hiks..hikss, Adita udah minta maaf sama dia, tapi dia ngehina Adita terus__hiks..hiks."
Adita menatap Esta dengan wajah yang basah.
"Dia juga bilang sama Adita, kalau cewek miskin kaya Adita gak mungkin punya suami dokter___hiks..hiks. Emangnya , cewek miskin gak bisa dapet suami dokter, kan bisa. Buktinya adita jadi istri kamu."Adita sesegukan sambil menunduk "Adita sakit hati sama dia__hiks..hiks."
Esta mengepalkan tangannya, Ia memegang bahu Adita dan tersenyum kecil.
"Kamu punya suami mantan atlet taekwondo, husband kamu ini bakal bikin dia jadi makanan landak mini."hibur Esta dengan hati yang makin bergemuruh karena Adita hanya diam, sambil kembali menangis, padahal Esta ingin menghibur Adita.
"Landak mini gak makan daging, jadi makanan elif aja."Adita menghapus air mata yang menetes ditangan Esta "Bukan ingus kok."
Esta memegang tangan Adita.
"Emang siapa dokter itu ?"
"Namanya Halim___."
Adita mendongkak saat Esta langsung berjalan keluar, perasaannya mengatakan kalau lelaki menyebalkan itu akan menjadi daging kalengan, yesss!!.
"My husband tunggu!! Emang kamu tau nama bapaknya ?"Adita mengusap air matanya dan berlari kecil mengikuti Esta.
Tanpa basa-basi, Esta mendobrak pintu ruangan Halim dengan kakinya dan menatap lelaki yang tengah duduk santai itu marah.
Halim langsung berdiri "Ada apa anda kesini dokter Semesta, bukannya__."
Bukk...bukk tanpa basa basi Esta meninju wajah Halim membuat lelaki itu terhuyung ke arah jendela.
"Banyak ngomong lo brengsek."
Sebagai perlawanan Halim membalas pukulan Esta tepat di pipinya, Adita buru-buru menarik jas dokter Halim hingga ia terjatuh, membuat Esta leluasa untuk kembali memukul Halim, sebenarnya itu licik, tapi ya sudahlah yang penting sekarang suaminya menang.
"Ada apa ini?"entah darimana dokter Pramudya tiba-tiba datang dengan beberapa suster, Adita bepura-pura menangis lagi, kali ini lebih kencang, membuat Halim menatapnya kesal.
Semesta melepaskan tangannya dari kerah Halim dan berdiri.
Pramudya menatap menantunya "Kamu kenapa Nak?"
Adita langsung memeluk mertuanya dan menangis kencang meniru drama korea yang sering ia tonton , Halim menghela nafas kasar.
"Esta, kamu tau bukan di rumah sakit ini kita tidak boleh membawa masalah pribadi, bagaiman jika ada pasien yang datang."
Halim langsung menyela "Iya pak Pramudya, saya sampai kaget di serang secara tiba-tiba."
Esta menunjuk wajah halim dengan jari telunjuknya "Jangan coba-coba nutupin kesalahan lo ya."
"ESTA!!."Pramudya menatap Halim "Kamu juga tidak boleh memperlakukan pengunjung rumah sakit apalagi relasi kita seperti itu Halim, hal ini juga dapat membawa citra buruk bagi rumah sakit."
Esta menatap Adita "Mungkin memang masalah pribadi, tapi aku tidak bisa menerima Adita di sakiti seperti itu, apapun yang terjadi jika siapapun menyakiti Adita berarti dia menyakiti aku juga."
Adita mengerjapkan matanya, perkataan Esta membuat sesuatu di hati Adita melesat cepat, sebuah kata bernama baper langsung membuat Adita bersemu merah, jika setiap hari Esta begini maka Adita bisa terkena serangan hati.
Adita tersenyum ke arah Esta, membuat lelaki itu terpaku melihat senyum manis yang baru pertama kali Esta sadari,sudah selama tapi dia baru menyadari senyum Adita mampu membuatnya berhenti bernafas walaupun sekejap.
***
Carisa memeluk menantunya setelah mendengar cerita Esta, sebagai perempuan Carisa dapat merasakan bagaimana sakitnya hati Adita saat itu "Kurang ajar banget dia, menantu momy yang secantik ini di buat menangis, lain kali kamu langsung aja pukul kepalanya pake handphone, kalau rusak momy ganti."
"Momy jangan provokasi kakak ipar sesadis momy"Adimas melipat lengan kemejanya "Tenang kakak ipar, aku akan balasin dendam kamu nanti."Adimas mengankat tasnya.
"Mom, aku harus syuting siang nanti, Kak Adita mau ikut? Daripada di rumah gak asik."
Carisa mengangguk.
Adita yang diajak Adimas ke lokasi syuting duduk di salah satu tenda ditemani assisten Adimas bernama Vega, ternyata lokasi syuting ini sangat ramai, ditambah peralatan syuting, Adita menunjuk salah satu aktris.
"Itu Anaya Galih ya kak Vega, cantik banget."puji Adita sambil meminum milkshake-nya, Vega langsung berbisik.
"Dia suka sama Adimas, waktu mereka syuting di Jakarta katanya Vega itu deketin Adimas mulu."
"Oh, pantesan mau main film sama Adimas mulu, tapi katanya ada pendatang baru kak Vega, mana orangnya?"
Adita menatap sekeliling, siluet lelaki yang berada di ujung taman membuat Adita menyemburkan minumannya.
"Adita kamu kenapa?"
Adita mengusap mulutnya cepat "Nggak kak Vega."
Vega menunjuk lelaki itu "Nah, itu tuh Guntur Geandra Elang, dia penyanyi sekaligus pendatang baru juga."
Adita menelan minumannya dan menatap lelaki yang juga tengah menatapnya dari jauh.
"Pantesan kaya tau namanya."
"Kamu kenal Gean?".
Adita melirik Vega dan tersenyum kecil "Kakak kelas SMP, terus jadi kakak kelas di SMA."
"Mantannya yah?"Vega terkekeh, Adita menggeleng kecil, belum sempat jadi pacar apalagi mantan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Are you Crazy? (Proses Revisi)
ChickLit#47 dalam chicklit Maret 2019 "Cerita chapter 26 dan beberapa bagian di Private follow sebelum membaca" Mutiara Anandita hanyalah gadis polos berusia belum genap 18 tahun yang memilih menjadi sales perusahaan obat dan menawarkan beberapa produknya...