#Bagian 20
Keira
"Bahagia itu simple kok. Cuma liat kamu bahagia ya aku juga ikut bahagia."
____________________________________
"No. There is no story I need to tell"
"Yakin gaakan cerita sama gue?" tanya Keira, Romeo hanya mengangguk pelan.
"Terus cewe di bingkai foto itu siapa?" tanya Keira.
"Bu-bukan siapa siapa"
"You lie romeo. I can see it from your face. Itu foto Laura kan?" timpal Keira sambil tertawa.
"Okay. The woman in the photo is Laura" jawab Romeo.
Keira hanya tersenyum kecil pada Romeo. Lalu menatap mata Romeo dan menepuk pundak Romeo pelan.
"Hey boy. How long do you keep going like this?" tanya Keira.
"I don't know" jawab Romeo pasrah.
"Romeo, lo gabisa terus terusan kaya gini. Lo harus lupain Laura. Laura udah ninggalin lo gitu aja tanpa alesan yang jelas. Bahkan kenyataannya setelah lo tau, dia selingkuh kan dari lo? Lo seharusnya nunjukin sikap sama dia kalo lo bisa hidup tanpa dia, bukan malah jadi kaya gini. Lo gaboleh terus menerus galau gara gara dia" kata Keira mencoba membuka mata hati Romeo agar tidak terus menerus memikirkan tentang Laura. Mantan pacarnya yang telah meninggalkannya begitu saja demi laki laki lain.
"Kei, gue terlanjur sayang sama dia. Gue gabisa lupain dia gitu aja"
"Okay. From now, I will help you to forget him. Gue gasuka ya lo jadi lembek gini gara gara cewe. Gue juga jadi ga respect sama Laura. Awas aja lo kalo balik lagi sama cewe kaya dia"
Romeo hanya menunduk, mengepal tangannya. Namun, saat Keira berbicara seperti itu ia tersenyum kecil pada Keira. Begitu juga Keira, ia tersenyum kecil pada Romeo. Keira hanya menepuk pundak Romeo lalu berkata.
"Success bro. I'm sure you can" kata Keira lalu ia pergi keluar kamar Romeo dan kembali ke kamarnya.
Saat kembali ke kamarnya, Keira teringat tentang kejadian Ashley dan Ashilla tadi sore di parkiran sekolah. Keira langsung menelfon Leon untuk menanyakan tentang Ashilla.
"Halo le? Gue ganggu ga? Ada yang mau gue tanyain nih sama lo" tanya Keira.
"Iya, ga ganggu kok. Kebetulan gue lagi santai. Kenapa kei?" jawab Leon.
"Ashilla tuh sebenernya siapa sih?" tanya Keira to the point. Leon langsung terdiam beberapa detik.
"Le? Kok diem?" tanya Keira lagi.
"Hah? gimana kei?"
"Ashilla tuh siapa sih sebenernya? Tadi pas gue balik sekolah, gue kan dianter Ashley. Nah si Ashilla tiba tiba ngeberentiin mobil Ashley. Gue gatau mereka ngomong apa diluar mobil karena gue di dalem mobil. Tapi si Ashilla sampe nampar Ashley"
"Kei, sebenernya, Ashilla itu masa lalunya Arga. Ashilla dulu pernah jadi cewe yang Arga sayang. Tapi Ashilla direbut sama Raka. Ashilla lebih milih Raka. Sampe akhirnya Ashilla pindah ke Jerman karena ayahnya juga orang jerman. Dia blasteran Indo-Jerman kei." jawab Leon.
"Ashilla, pernah jadi segalanya buat Arga. Ashilla juga adalah salah satu alasan Arga kenapa dia bersikap dingin selama ini ke cewe cewe. Karena dulu sebelum Arga sama lo, dia bener bener berharap Ashilla balik ke dia. Jadi dia tetep setia nunggu Ashilla balik ke dia dengan cara jaga hati dia disini dan dingin sama semua cewe yang dia temuin, kecuali Ashilla" sambung Leon.
"Walaupun Arga tau kalo Ashilla lebih milih Raka dibanding dia?" tanya Keira.
"Iya, kei" jawab Leon.
🎬🎬🎬🎬🎬🎬
06.50 AM
"Aduh ini jam berapa sih? Masih ngantuk gue" kata Keira dengan nyawa yang masih setengah full setengah engga. Keira melihat jam di kamarnya. Seketika Keira langsung loncat dari kasurnya.
"Hah anjir? Jam 6.50? Mampus gue telat" kata Keira sambil buru buru ke kamar mandi. Selesai mandi dan siap siap. Keira lari turun ke lantai bawah untuk langsung pergi ke sekolah.
"Mamaa!! Keira berangkat sendiri aja ya? ini udah telat" kata Keira berteriak di dalam rumah.
"Eh, yaampun Keira. Kamu ini jangan teriak teriak di dalem rumah dong" timpal ibunda Keira.
"Iya ma maaf"
"Kamu berangkat sama papah kan? Kemarin udah perjanjian loh"
"Ih tapi Keira udah telat ma. Nungguin papah nanti makin telat"
"Keira biar berangkat sama Romeo aja tante" kata Romeo.
"Eh? kok jadi—" tanya Keira yang omongannya masih terpotong.
"Stt, diem" perintah Romeo.
"Yaudah daripada Keira makin telat, Romeo kamu anterin Keira aja ya. Gapapa kan ya?" kata ibunda Keira.
"Iya tante gapapa kok. Sekalian Romeo juga ada keperluan keluar. Mau ketemu temen" jawab Romeo.
"Yaudah hati hati ya Romeo, Keira" kata ibunda Keira. Mereka pun berpamitan dengan ibunda Keira.
Setelah itu Keira langsung lari masuk ke mobil. Lalu Romeo mengendarai mobilnya. Sementara Keira terus memandang jam tangannya.
"Takut banget kayanya telat. Biasa aja kali. Telat doang panik amat" timpal Romeo. Mata Keira terbelalak. Lalu menatap Romeo tajam.
"Apa?" tanya Romeo karena aneh pada tatapan Keira.
"LO BILANG TELAT DOANG? TELAT DOANG? LO TAU GA KALO GUE TELAT SANKSI NYA DISURUH BERSIIN LAPANGAN! MALES BANGET GUE" kata Keira kesal.
"Yaudah mabal aja kalo gitu" jawab Romeo tertawa kecil.
"Anjir sesat lo kakak sepupu!"
"Eh seriusan. Daripada lo ke sekolah dimarahin mending kita jalan ke pvj atau ke dago. Lo gamau gue jajanin emang?" ajak Romeo.
"Terus gue nanti di sekolah absennya tanpa keterangan dong"
"Tenang aja. Gue yang bilang"
"Bilang ke siapa?"
"Temen lo lah. Udah mana nomor telfonnya"
"Nih" kata Keira sambil memperlihatkan nomor telfon Sherlyn.
Lalu Romeo menelfon Sherlyn dengan ponselnya. Keira hanya menatap Romeo aneh.
"Halo?" kata Romeo.
"Iya. Ini siapa ya?" jawab Sherlyn di telfon tersebut.
"Ini kakak sepupunya Keira"
"Oh iya, ma-maaf kak. Tadi ga manggil kakak soalnya gatau ini kakak sepupunya Keira"
"Gausah minta maaf. Gue cuman mau bilang Keira hari ini gabisa masuk sekolah, dia izin ada acara keluarga" kata Romeo pada Sherlyn.
"Oh iya kak. Nanti aku sampein ke guru yang ngajar"
"Oke, makasi"
Telfon ditutup. Romeo tersenyum kecil pada Keira.
"Terus sekarang kita kemana?" tanya Keira.
"Ke rumah selingkuhan pacar lo" jawab Romeo.
Haii guys yang udah baca part ini jangan lupa vote ya 💜. Kalo bisa share ke temen-temen kalian juga biar banyak yang baca okay 😊.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIRA [REVISI]
Teen Fiction[TAMAT] "Kalau nanti kamu rindu aku. Lihat saja langit malam diatasmu. Aku ada di salah satu ribuan bintang di angkasa. Menatapmu dengan seribu bisu dan terperangkap oleh rasa ingin temu. Percayalah, jika ada jalan untuk kembali, aku ingin kembali l...