#Bagian 31
Keira
"Lantunan melodi itu tlah berhasil membawa ku kembali ke arus masa lalu beserta perasaan yang kian hari kian membesar."
____________________________________
Keira menatap layar handphone nya benar benar serius. Ia melihat layar handphone nya dengan mata yang mulai memerah. Ia mulai meresapi rasa sakit itu lagi. Bahkan ini lebih sakit dari kemarin.
Tak sadar Keira air mata mengalir di pipi Keira. Keira menangis tanpa suara. Sungguh, itu benar benar sesak rasanya. Ingin berteriak tapi tak bisa. Itulah yang dirasakan Keira. Tak ada yang tau bahwa di dalam kamar Keira menangis.
Sudah ber jam jam yang lalu Keira menangis. Ia tidak ingin keluar kamar ataupun makan. Ia hanya menangis dan melamun terus menerus. Tiba tiba ada suara ketukan pintu dari luar kamar Keira.
Tok..tok..tok..
Keira tidak menghiraukan suara ketukan pintu. Ia pun tidak peduli siapa yang ada di depan pintu kamarnya. Intinya dia hanya ingin diam menyendiri di kamarnya. Tenang, damai.
"Kei, buka pintunya. Lo gamau makan malem dulu gitu?" tanya Romeo. Ya yang mengetuk pintu kamar Keira adalah Romeo.
Keira tidak merespon omongan Romeo. Romeo sudah berkali kali menyuruhnya keluar untuk makan malam. Romeo pun mulai curiga. Hatinya mulai tak tenang. Firasatnya berkata bahwa Keira sedang tidak baik baik saja.
Romeo pun mengambil keputusan untuk mendobrak pintu kamar Keira. Saat Romeo berhasil mendobrak pintu kamar Keira ia masuk ke dalam kamarnya. Namun, tak ia temukan Keira di dalam kamar itu.
Romeo melangkah pergi ke balkon kamar Keira. Membuka pintunya dan benar saja, Keira ada disana. Namun, saat Romeo menemui Keira, Keira terlihat jatuh pingsan disana. Dengan hidung yang mimisan.
"Kei? Lo kenapa? Kok bisa kaya gini sih?" kata Romeo bingung karena kedua orang tua Keira sedang tidak ada dirumah.
Romeo melihat ke arah handphone yang di pegang Keira di tangan kiri nya. Romeo mengambil handphone nya. Dan pas handphone Keira sedang berada di room chat "Arga".
Romeo membaca semua chatnya. Dan Romeo mendapati kata kata Arga yang memutuskan Keira begitu saja. Sekarang Romeo tau, penyebab Keira bisa seperti ini adalah Arga.
"Anjing! Liatin aja lo Arga kalo sampe adik sepupu gue kenapa napa! Gua abisin lo hari ini juga!" kata Romeo dengan rasa penuh kedendaman.
Romeo mengendong Keira ke mobil lalu membawanya ke rumah sakit terdekat. Romeo menyetir mobilnya diatas kecepatan normal. Ia benar benar panik karena takut Keira kenapa-napa.
"Sorry kei, gue gabisa jagain lo. Gue gabisa jadi kakak sepupu yang baik buat lo. Seharusnya lo ga pernah ada hubungan sama Arga. Kalo lo ga pernah kenal sama Arga, lo gaakan mungkin kaya gini kei. Gue janji, gue bakal bales semua yang Arga lakuin sama lo" kata Romeo.
Saat sampai di rumah sakit, Romeo langsung membawa Keira ke ruang UGD.
"Maaf pa, tunggu diluar ya jangan dulu masuk" kata suster di rumah sakit itu.
"Tapi sus.." jawab Romeo.
"Kami akan berbuat semaksimal mungkin. Mohon bapak tunggu diluar karena takutnya mengganggu konsentrasi dokter yang sedang menangani pasien" kata suster itu.
Romeo terpaksa harus menunggu diluar untuk beberapa menit. Setelah itu keluar dokter dari dalam ruangan tempat Keira di tangani.
"Dok, gimana kondisi adik sepupu saya?" tanya Romeo khawatir.
"Bisa kita bicara di ruangan saya?" kata dokter itu serius.
"Iya dok" jawab Romeo.
Romeo pun berjalan ke ruangan dokter itu. Saat sampai di ruangannya. Dokter mempersilahkan Romeo untuk duduk.
"Silahkan duduk. Langsung saja ya saya jelaskan" Kata dokter.
"Iya silahkan dok"
"Pasien yang bernama Keira mengalami Leukimia atau kanker darah" kata dokter.
"Hah? Leukimia? Dokter gak salah kan? Ga mungkin Keira leukimia. Keira sehat kok dok" jawab Romeo tidak percaya.
"Tapi memang kenyataannya begitu. Keira sudah terkena Leukimia stadium 3" kata dokter lebih jelas.
"Stadium 3? Dok, ga mungkin. Dokter salah nge diagnosa nih. Ga mungkin Keira leukimia dok" jawab Romeo masih membantah kenyataan.
"Maaf, anda harus menerima kenyataan"
"Dok apakah leukimia ini bisa di sembuhin?" tanya Romeo.
"Kemungkinan pasien untuk sembuh hanya sekitar 10%" jawab dokter.
"Hah? Tapi bisa sembuh kan dok iya kan?"
"Kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien. Anda berdoa saja. Semoga ada keajaiban dari Tuhan"
"Tapi dok, kenapa bisa Keira kena leukimia? Padahal gaada riwayat keluarga kena leukimia"
"Penyebabnya banyak. Bisa saja karena kelainan genetik, paparan bahan kimia, atau imun yang rendah. Apa pasien tidak mengeluh sakit? Atau pusing sebelumnya?"
"Emm.." kata Romeo mengingat kembali apakah pernah Keira mengeluh sakit padanya.
Haii guys yang udah baca part ini jangan lupa vote and comment okay. Jangan bosen bosen baca ceritanya hahaha. Jangan lupa di share juga. Di part part berikutnya bakal ada konflik baru guys. Jadi, ikutin aja terus gimana alur ceritanya ya guys 😊💞.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIRA [REVISI]
Teen Fiction[TAMAT] "Kalau nanti kamu rindu aku. Lihat saja langit malam diatasmu. Aku ada di salah satu ribuan bintang di angkasa. Menatapmu dengan seribu bisu dan terperangkap oleh rasa ingin temu. Percayalah, jika ada jalan untuk kembali, aku ingin kembali l...