#Bagian 43
Keira
"And today i'm officially missing you."
____________________________________
"Itu cowo yang waktu itu kan? Kok ada di rumah Keira mulu sih? Itu cewe siapa lagi?" tanya Arga pada diri sendiri. Ia memutuskan untuk menelfon Leon.
"Halo? Dimana lu?" kata Arga di telfon.
"Biasa tongkrongan" jawab Leon santai.
"Lu ke rumah Keira sekarang bisa kaga? Temenin gue"
"Ga kapok lu ke rumah Keira? Bukannya waktu itu lu udah kesana tapi diusir?" tanya Leon.
"Ya iya emang. Tapi gue gamau nyerah lah. Ntar keduluan lagi sama Raka. Yaudah cepetan sini lu" jawab Arga.
Tak lama Leon datang ke rumah Keira.
"Darimana sih lu? Lama amat anjir kek dari Jakarta ke pluto" timpal Arga protes.
"Ah elah, masih untung gue dateng lu. Tuh liat di jendela atas" timpal Leon sambil menunjuk ke arah jendela lantai 2 rumah Keira.
"Keira?" kata Arga lalu fokus melihat Keira yang muncul di jendela itu.
Arga menatap Keira nanar dari kejauhan. Ia tau rindunya sangat besar. Sudah lama rasanya Arga tidak bertemu dengan sosok perempuan yang sangat sempurna baginya. Terlebih Keira sudah lama tidak masuk sekolah. Kabarnya sih Keira sakit.
Namun, Arga pun masih tidak tau sebenarnya Keira mengidap penyakit apa. Arga pun berjalan ke dekat pintu rumah Romeo melihat Arga dengan tatapan tajam. Seketika Arga menghentikan langkahnya.
"Ngapain lagi lo kesini?" tanya Romeo pada Arga.
"Ketemu Keira. Kenapa? Masalah buat lo?" kata Arga songong.
"Lo balik sekarang!" kata Romeo pada Laura.
"Eh ntar dulu. Lo gaboleh kasar sama cewe" timpal Arga.
"Bukan urusan lo" jawab Romeo.
"Songong banget lo jadi orang. Kasar banget ke cewe" kata Arga.
"Udah ga. Katanya lo gamau cari ribut. Gimana sih lo" timpal Leon.
"Kasaran mana sama perlakuan lo ke Keira?" timpal Romeo tegas.
Arga hanya terdiam. Begitu juga dengan Leon. Arga tau dia salah. Tapi jujur sakit hatinya masih ada sampai saat ini. Apalagi saat Arga mengira bahwa lelaki yang sekarang mengobrol dengannya adalah pacar baru Keira.
Tanpa berkata apapun Laura berjalan pergi meninggalkan rumah Romeo. Sementara Arga masih diam mematung di depan Romeo.
"Kenapa lo diem? Ngerasa bersalah?" kata Romeo dingin.
"Lo sebenernya siapa sih?" tanya Arga kesal dan mulai mengepalkan tangannya.
"Romeo." jawabnya dingin.
"Oh jadi nama lo Romeo. So kegantengan banget lo jadi cowo." ledek Arga.
Tak sadar di belakang Romeo ada Keira yang sedaritadi diam mematung melihat perdebatan antara Arga dan Romeo.
"Keira?" kata Arga. Seketika Romeo menoleh ke belakang. Ya benar saja itu Keira.
"Sejak kapan lo berdiri disitu?" tanya Romeo.
"Sejak Laura dateng ke rumah dan lo debat sama Arga" jawab Keira dingin.
Arga terus menerus mematung melihat Keira. Ada rasa rindu yang sangat besar baginya. Ia menatap Keira dengan tatapan dalam. Agak berbeda sepertinya. Iya berbeda.
Wajah Keira terlihat lebih pucat dari sebelumnya. Ciri khas orang yang memang sedang sakit. Arga menjadi sedikit khawatir dengan kondisi Keira saat ini.
"Kei gue bisa jelasin soal Laura" kata Romeo. Namun, Keira langsung berjalan ke lantai atas. Tanpa berbicara apapun pada Romeo.
"Ah udah, pergi lo sana!" tegas Romeo pada Arga lalu menutup pintu rumah dengan keras.
"Tuh orang kenapa sih? Marah marah mulu. Lagi pms kali ya?" kata Leon.
"Udah balik yuk" ajak Arga lalu berjalan dengan langkah berat untuk pergi meninggalkan rumah Keira. Arga pun mengendarai motornya untuk pulang ke rumah.
Sementara di rumah Keira. Romeo mencoba untuk menjelaskan kejadian tadi.
"Kei gue bisa jelasin" kata Romeo.
"Jelasin apaan sih? Tadi Laura kan? Yaudah sih gue juga ga ngelarang lo buat ketemu sama dia" jawab Keira.
"Iya tapi lo pernah bilang ke gue buat ga hubungan lagi sama Laura"
"Itu gimana diri lo. Prinsip lo. Bukan tergantung gue. Gue cuma nasehatin lo doang. Mana yang baik sama mana yang engga. Laura tuh ga baik rom. Dia udah nyakitin lo. Lo ga inget?" kata Keira panjang lebar.
"Iya gue inget. Tapi gue pikir Arga juga ga baik buat lo" timpal Romeo tiba tiba.
"Kok lo malah bawa bawa Arga sih? Apa hubungannya sama dia? Kita ngomongin soal lo sama Laura bukan soal gue sama Arga" kata Keira.
"Tetep aja kei. Laura Arga tuh sama menurut gue. Arga ga baik buat lo. Lo yakin cowo bocah kaya dia bisa jagain lo? Gue sih ga yakin. Buktinya terakhir lo sakit gara gara dia. Dan gue makin ga suka sama dia setelah sifat dia yang seolah nantangin gue" jawab Romeo jelas.
"Terserah lo rom. Gue cape. Gue mau istirahat. Besok gue mau sekolah" timpal Keira lalu masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamar dengan kencang.
Romeo hanya menghembus nafasnya. Lalu ia berjalan kembali ke kamarnya. Entah apa yang ia fikirkan namun satu yang benar benar ia fikiran diantara hal yang lainnya yaitu soal penyakit Keira. Jika soal Laura saja ia seperti ini apalagi saat ia mengetahui penyakitnya yang sebenarnya.
Haiii guys yang udah baca part ini jangan lupa di vote okay. Jangan pelit vote! Share juga biar banyak yang baca. Thank u 💜.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEIRA [REVISI]
Teen Fiction[TAMAT] "Kalau nanti kamu rindu aku. Lihat saja langit malam diatasmu. Aku ada di salah satu ribuan bintang di angkasa. Menatapmu dengan seribu bisu dan terperangkap oleh rasa ingin temu. Percayalah, jika ada jalan untuk kembali, aku ingin kembali l...