Thirty Eight

2.2K 71 1
                                    

#Bagian 38

Keira

"Maaf bukan maksutku untuk melukaimu. Hanya saja aku ingin sendiri dulu. Ini bukan salahmu. Aku minta maaf."

____________________________________
 
Telfon ditutup. Romeo hanya memandang telefon genggamnya. Ia berfikir apakah harus ia datang menemui Laura. Jika ia datang juga untuk apa? Hanya membuatnya teringat tentang memori dimasa itu.

"Apa gue harus dateng untuk nemuin Laura? Lagian Laura kapan datengnya ke Indonesia. Tiba tiba ngajak ketemuan. Ah paling dia ngajak Johny buat ketemu sama gue" tutur Romeo agak kesal.

🎬🎬🎬🎬🎬🎬

Arga berjalan di koridor sekolah. Ia berjalan sambil memikirkan soal Keira. Ya walaupun mereka sudah putus tetapi tetap saja Arga masih menyimpan perasaan pada Keira. Mau bagaimana pun Keira masih menjadi prioritas di hidupnya.

"Arga!" teriak seseorang di belakangnya. Dan suara itu adalah suara seorang perempuan.

Arga menoleh ke arah belakang. Ia melihat seorang perempuan berdiri di belakangnya. Perempuan itu tersenyum genit pada Arga. Ya siapa lagi jika bukan Ashley.

"Argaaaa!" teriak Ashley. Lalu berlari mendekati posisi Arga.

"Apa?" tanya Arga dengan exspresi malas.

"Jalan yuk" kata Ashley sambil memegang tangan Arga.

"Apaan sih ley. Gausah pegang pegang deh" timpal Arga sambil melepas tangannya dari genggaman Ashley.

"Ih gue cuma mau ngajak lo jalan abis pulang sekolah. Bisa kan?"

"Pulang sekolah Arga sama gue. Gausah gatel gitu jadi cewe” Kata Ashilla yang tiba tiba datang.

“Dih so cantik banget lo. Bye” Kata Ashley malas.

“Thanks chill, udah pusing gue sama si Ale Ale” Kata Arga sambil memegang tangan Ashilla. Ashilla hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.

“Yaudah, gue duluan ya chill. Dah” Kata Arga sambil mengacak ngacak rambut Chilla. Lalu pergi berlari.

“Ih berantakan rambut gue. Ngeselin banget” Jawab Chilla.

Arga pun pergi menjauh dari Ashilla lalu berjalan keliling sekolah. Ia berjalan menuju taman belakang sekolah. Dulu taman itu adalah taman yang sering Arga dan Keira kunjungi saat masih bersama.

Arga duduk di kursi taman lalu melihat sekeliling. Ia mengeluarkan telefon genggamnya lalu membuka galeri handphone nya. Ia melihat kembali foto berduanya bersama Keira. Tepat saat mereka ada di taman itu.

"Apa gue salah ambil keputusan?" tanya dirinya sendiri.

Saat itu Arga tidak tau harus berbuat apa. Karena di otak dan hatinya masih tertutup oleh emosi. Itu sebabnya akhirnya Arga memilih untuk melepaskan Keira.

"Apa gue chat dia aja? Untuk pastiin kabar dia? Dia juga udah lama ga masuk sekolah" ucap Arga.

Setelah berpikir cukup lama akhirnya Arga memilih untuk memulai pembicaraan di line. Tanpa basa basi Arga langsung menanyakan kabar Keira.

Saat beberapa lama setelah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat beberapa lama setelah itu. Keira masih belum membalas pesan dari Arga. Entah Keira tidak memegang telfon nya atau memang malas membalas pesan dari Arga.

Arga hanya terus menerus menatap layar handphone nya. Memastikan bahwa Keira akan membalas pesannya. Arga pun kembali ke kelasnya. Di koridor sekolah ia bertemu dengan Sherlyn. Sahabat Keira.

"Sher!" panggil Arga.

"Apa?" jawab Sherlyn malas.

"Keira apa kabar?" tanya Arga.

"Kesambet apa lo nanyain Keira? Emang masih peduli?" jawab Sherlyn menusuk.

"Masih lah sher. Kalo gue ga peduli lagi sama dia, gue gaakan mungkin nanyain kabar dia. Gue chat dia juga ga dibales"

"Itu artinya, Keira udah kelewat muak sama lo"

"Apaan sih sher. Gue nanya doang Keira kabarnya gimana"

"Kenapa lo gak  nanya kabar pacar baru lo aja? Lo udah punya pacar kok nanyain mantan. Ga punya pendirian banget sih lo" kata Sherlyn dengan memberi penekanan pada kata 'pacar'.

"Pacar? Pacar apa maksut lo?" tanya Arga heran.

"Ashley. Lo pacaran kan sama dia? Udah deh gausah ngelak. Pengkhianat cocok kok sama cewe gatel" timpal Sherlyn ketus.

"Apaan sih lo. Gue gak pacaran juga sama Ashley. Siapa yang bilang gue pacaran sama dia?"

"Tanya aja sama si Ashley. Udah lah gue males debat sama lo. Waktu gue kebuang gara gara debat sama orang kaya lo" tutur Sherlyn lagi lagi menusuk ke hati.

“Dan satu lagi, jangan so kegantengan lo jadi cowo. Ashley diembat, Keira di embat, Ashilla juga lo embat” Sambung Sherlyn emosi.

Lalu Sherlyn berjalan menjauh dari Arga. Namun Arga memanggilnya kembali dan berkata satu kalimat yang mungkin jika Keira dengar Keira akan sangat senang mendengarnya.

"Sherlyn tunggu!" teriak Arga. Sherlyn pun berhenti sejenak lalu menengok ke belakang.

"Bilang sama Keira. Gue sayang dia" kata Arga. Sherlyn hanya bisa mendengarnya lalu menghembus napasnya. Sherlyn langsung pergi menjauh dari posisi Arga.

Haii guys yang udah baca part ini jangan lupa vote ya. Jangan pelit vote. Oh iya share juga cerita ini ke temen temen kalian. Sorry nge update part barunya lama soalnya lagi sibuk sama kegiatan di sekolah. Thank u 😊.

KEIRA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang