01 | keira athalia marinka

573 48 15
                                    

‹ ‹   s a t u   › ›

Pagi ini Keira bangun tepat pada alarmnya yang berbunyi tepat pukul lima. Tanpa ngulet-ngulet yang berarti, dengan semangat ia bangkit dari tempat tidur dan membereskannya. Setelah menyusun bantalnya dan melipat selimut, Keira segera ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya. Ia tidak pernah sesemangat ini pada hari pertama sekolah. Ini hari pertama dari tahun terakhirnya di SMA Adyatma, hari ini harus sempurna baginya.

Ia mematut dirinya di depan cermin. Ia begitu menyukai seragam sekolahnya; kemeja putih, rok lipit selutut bercorak tartan, dasi senada, dan sweter berwarna navy dengan logo sekolahnya di bagian dada sebelah kiri. Setelah menyisir rambut sebahunya, memakai bedak, dan mengoleskan sedikit liptint di bibirnya, Keira sangat siap untuk berangkat.

Sebelum pergi ke sekolah, Keira mengetuk pintu rumah Kassie untuk mengajaknya berangkat bersama. Menurutnya, akan lebih mudah untuk menyesuaikan diri bagi sepupunya itu jika ada senior—dirinya—yang mendampingi dirinya. Meskipun minggu lalu sebelum kegiatan belajar dimulai Kassie sudah menjalani orientasi, Keira yakin pasti cewek itu tidak akan ingat apa-apa.

Mbak Nur, asisten rumah tangga Kassie, membukakan pintu. Orang tuanya yang sibuk jarang berada di rumah di hari biasa, mereka biasanya ada di rumah setiap akhir pekan saja. Seperti biasa, Keira langsung melangkah cepat ke lantai dua paling pojok, kamar berpintu cokelat tua dengan tempelan bertulisan "Kassie's" di depannya.

Tanpa mengetuk, Keira membuka pintu kamar Kassie yang tak pernah dikuncinya. Ia berseru, "ayo berangkat!"

Mulut Keira terbuka lebar ketika mendapati Kassie yang bukannya bersiap-siap, ia malah masih meringkuk di atas kasurnya dengan selimut menutupinya sampai leher.

"KASSIE!" pekik Keira nyaring.

"Berisik elah Kei." Kassie menutupi kepalanya dengan bantal. "Aku capek abis MOS, hari ini mau skip aja ah paling juga nggak penting."

Mendengar hal tersebut, Keira menjadi gusar. Ia melangkah mendekat ke arah tempat tidur Kassie dan menarik selimutnya sampai jatuh ke lantai. Udara yang dihembuskan pendingin ruangan membuat Kassie bergidik.

"Hey!" protesnya.

"Skip skap skip skap skip. Ringan banget tuh rahang!" Keira menyilangkan tangannya di dada. "Hari pertama sekolah itu adalah hari yang paling nggak boleh dilewatin! Lagian hari ini aku mau ngasih tur singkat."

"Oke, princess. Aku mau siap-siap dulu," kata Kassie mengalah.

"Buruan, sepuluh menit atau nggak ada waktu buat tur!" seru Keira saat Kassie sudah hampir memasuki kamar mandi.

"Bawel!"

Biasanya Keira berangkat ke sekolah dengan sepeda atau naik angkutan umum, tapi semenjak Kassie satu sekolah dengannya, mereka bersama-sama berangkat dengan mobil serta sopir pribadi sepupunya itu.

Setelah Kassie selesai bersiap-siap—yang ajaibnya—bahkan kurang dari sepuluh menit, mereka berangkat ke sekolah. Keira tak ada henti-hentinya berceloteh tentang hari-harinya di SMA Adyatma. Suasananya, teman-temannya, dan lagi-lagi pujaan hatinya, Adam. Kassie yang sudah lelah mendengarnya hanya manggut-manggut saja sambil sesekali menanggapi.

"Oke kita sampe!" seru Keira riang.

Mereka sampai ke gedung SMA Adyatma yang megah dan dilengkapi berbagai macam fasilitas. Keira turun dari mobil, lalu Kassie mengekor di belakangnya dengan malas-malasan.

Sesampainya di dalam, Keira bertemu dengan kedua teman sekelasnya saat kelas 10 dan 11 dulu, yang merupakan teman terdekatnya hingga sekarang, Sheryl dan Nanda. Seperti tipikal cewek-cewek yang baru bertemu setelah liburan pada umumnya, mereka menjerit nyaring dan berpelukan.

QuaternaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang