‹ ‹ ✾ d u a p u l u h e m p a t ✾ › ›
Bukan suatu hal yang sulit untuk beradaptasi dengan keberadaan Ivan di Captivated. Pertama, orangnya humoris parah, tipikal yang bisa mengubah situasi yang super canggung menjadi cair, walaupun di antara mereka bertiga tidak ada yang benar-benar dekat dengannya.
Kedua, benar kata Adam, kemampuan main gitarnya luar biasa. Selain bisa main gitar, dia juga bisa main bass, drum, keyboard, dan bahkan bisa bernyanyi. Dia bisa mengambil alih semua peran. Super multitalenta.
"Sumpah kita nggak usah ada deh, udah lo sendiri aja Van," kata Yoga sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Iya tunggu aja, nanti kalian semua gue gulingkan kecuali Keira soalnya gue nggak bisa suara cewek," tawa Ivan. "Mau lagu apa jadinya sok, apa aja gue bisa. Tapi saran gue yang kalian udah biasa bawainnya terus terkenal juga lagunya."
Keira berpikir-pikir sejenak, menggali kembali playlist-playlist yang sering ia buat di akun Spotify-nya.
"Lagu ini gimana? Hmm 'Dia' lagunya Maliq d'Essentials?" usul Keira.
"Good choice!" jawab Ivan, lalu mencoba-coba chord di gitarnya. "Gimana, coba nggak nih pilihan Keira?"
Ernest dan Yoga mengangguk setuju dan menyesuaikan dengan alat musik mereka masing-masing.
"Coba-coba samain sama aslinya deh, Dam," ucap Keira, membuat seisi garasi Ernest menoleh ke arahnya.
"Masih kangen lo sama Adam diliat-liat," goda Ernest.
Keira digoda satu band, termasuk Ivan yang tidak tahu apa-apa tapi tetap mengambil kesempatan untuk mengata-ngatainya. Pipinya memanas dan berubah merah seperti tomat yang sedang ranum.
"Ivan! Ayo mulai sekarang!" jerit Keira yang salah tingkah, dan disambut oleh tawa oleh ketiga temannya. "Jangan ketawa lo! Buruan rekaman, pada mau terkenal kan?"
Nanda sudah menghabiskan waktu sepuluh menit di depan TV hanya untuk memilih-milih film apa yang akan mereka nonton di Netflix. Keira ingin nonton film bergenre rom-com tetapi Sheryl ingin menonton film bergenre thriller.
Hari ini mereka menjadwalkan seharian ini untuk nonton film, ngemil, dan bermalas-malasan di kamar Nanda yang super besar, nyaman, dan memiliki fasilitas yang serba ada. Mulai dari TV 43 inci beserta dengan peralatan home theater-nya, tempat tidur king size, dispenser, coffee maker, bahkan treadmill sediri. Nanda tidak perlu keluar kamar sekali. Yang membuat kedua sahabatnya itu malas ke rumahnya adalah jarak rumahnya yang sangat jauh dari sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quaternary
Fiksi RemajaIni adalah sebuah kisah tentang empat remaja di sekolah menengah atas paling bergengsi di kota, SMA Adyatma. Berawal dari kedua sepupu yang sangat akrab, Keira dan Kassie-seperti cewek-cewek sekolah itu pada umumnya-tergila-gila pada si kembar tampa...