‹ ‹ ✾ t i g a b e l a s ✾ › ›
Kebiasaan terburuk Keira adalah, ia sangat jarang bisa belajar di kamarnya. Jika bertemu tempat tidur sedikit, ia akan langsung terlelap. Banyak yang iri dengan kemampuannya yang pelor alias nempel langsung molor, namun kadang kelebihannya itu menjadi bumerang tersendiri baginya. Contohnya, harusnya sekarang ia sudah menyelesaikan essay sastra Inggrisnya yang berjumlah 2.000 kata, namun kenyataannya ia tertiddur dan baru menulis sekitar dua ratus kata, dan yang lebih parah, deadline-nya adalah besok pagi.
Jam di ponselnya menunjukkan kini pukul tujuh malam, ia meminta izin pada ibunya untuk pergi keluar agar bisa menyelesaikan tugas tanpa ketiduran, lalu memesan ojek menuju kafe yang terlalu sering ia kunjungi akhir-akhir ini, Sweetbrew. Keira bukan tipikal orang yang suka nongkrong sendirian, namun semenjak akrab dengan barista-barista di sana, kafe itu sudah menjadi rumah keduanya.
Seperti biasa Keira akan memesan minuman favoritnya, Red Velvet Frappuccino. Alih-alih bertemu dengan barista-barista yang ia kenal, ia malah bertemu dengan satu-satunya cowok yang berani berambut gondrong di SMA Adyatma. Aiden mengikat rambutnya menjadi man bun dan ia menggunakan apron berwarna putih.
"Selamat datang di Sweetbrew, mau pesan apa, Kak? Biar saya tebak, Red Velvet Frappuccino?" tanya Aiden sambil memamerkan senyum terbaiknya.
Keira membelalakkan matanya. "Lah loh? Kok?"
"Iya, ini hari pertama gue part time di sini," jelas Aiden.
"Gue ngerasa aneh aja lo, seorang lo, kerja part time. Terus, dari mana lo tau menu favorit gue?" tanya Keira curiga. "Lo nguntit gue ya? Ngaku!"
"Jujur ya, lo cewek terge-er yang pernah gue temuin. Ya nggak lah, gue tahu dari barista-barista di sini tadi pas ngobrol katanya ada cewek yang kalo mesen Red Velvet mulu, terus barang-barangnya selalu match warna pink semua, gue langsung berasumsi itu lo." Cowok itu sedikit tertawa.
"Ketawa kan lo. Terus alasan lo di sini kenapa?"
"Gue pengen buka coffee shop gue sendiri nanti. Gue udah belajar perkopian dari kelas sepuluh, tapi belum pernah bener-bener kerja dan bikin kopi dengan pressure kayak gini. Terus waktu itu Sweetbrew lagi hiring, so I gave it a go dan keterima. Boom. Here I am," jelasnya panjang lebar. "Jadi, lo mau pesen apa?"
Keira berpikir sejenak. "Oke, karena lo barista baru di sini, gue mau mesen sesuatu yang beda. Gue pengen mesen latte, dan gue harus ngeliat lo bikin art-nya. Gimana?" tanyanya dengan senyum menantang.
Aiden mengangkat kedua bahunya cuek. "Oke, challenge accepted."
Karena Sweetbrew memiliki open bar, Aiden dapat mempersilakan Keira untuk masuk dan memamerkan kelihaiannya dalam meracik kopi. Mulai dari membuat espresso, steaming susu, sampai pada bagain favorit Keira: latte art. Cewek itu segera mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan Aiden yang dengan jagonya membuat tulip di atas kopinya. Matanya berbinar-binar. Video diakhiri dengan cowok itu menyodorkan cangkir kopi sambil melihat kamera. Ia memang benar-benar tahu bagaimana caranya menjadi charming.
"Wow! Yay, keren!" sorak Keira bertepuk tangan sambil melompat-lompat riang. "Mau dong diajarin bikin juga ih."
Aiden tersenyum. "Ya, boleh aja. Yang penting bayar aja dulu."
Wajah Keira memerah, ia terlalu bersemangat sampai lupa membayar. Ia segera merogoh tasnya untuk mengambil dompet.
"Jangan lupa tag gue kalo mau dimasukkin ke story ya," pesan Aiden ketika Keira hendak membawa cangkirnya ke mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quaternary
Teen FictionIni adalah sebuah kisah tentang empat remaja di sekolah menengah atas paling bergengsi di kota, SMA Adyatma. Berawal dari kedua sepupu yang sangat akrab, Keira dan Kassie-seperti cewek-cewek sekolah itu pada umumnya-tergila-gila pada si kembar tampa...