14 | witing tresno jalaran soko kulino

158 11 1
                                    

‹ ‹ ✾ e m p a t  b e l a s  ✾ › ›

Sudah separuh jam istirahat Dara mengelilingi sekolah untuk mencari Keira, namun ia tidak kunjung menemuinya. Padahal bisa aja ia pergi ke kantin dan membeli cemilan, perutnya sudah meraung-raung minta diberi makan, padahal ia tidak pernah melewatkan sarapan pagi barang satu haripun. Pesan-pesannya tidak dibalas dari semalam, media sosialnya juga tidak aktif dan kini ia tidak bisa menemukannya di manapun. Ia mulai khawatir ada sesuatu yang buruk tengah menimpa Keira.

Dara yang sudah menyerah akhirnya pergi ke toilet untuk sekadar bercermin, namun ternyata di tempat itulah ia akhirnya menemukan orang yang selama ini ia cari-cari. Keira sedang mengaplikasikan kembali bedaknya sambil mengobrol dengan kedua sahabatnya, Sheryl dan Nanda. Ketiganya serempak menoleh ketika Dara masuk.

"Eh ada Dara," sapa Nanda yang sedang duduk di atas meja wastafel.

"Kak Keira!" seru Dara nyaring membuat yang dipanggilnya merasa kaget. "Sumpah Kak, gue udah nyariin dari tadi lo nggak ada di mana-mana, terus semalem gue juga chat Kakak tapi nggak ada yang dibales sama sekali gue pikir lo kenapa-kenapa!" katanya panjang lebar.

"Dar, tenang dulu Dar." Sheryl terkekeh melihat tingkah cewek berambut pixie—yang mulai memanjang—yang sedang panik-panik ajaib. "Ada apa sih?"

"Kenapa Dar? Aku kemarin ngerjain deadline essay sastra Inggris sampe hampir mati, jadi aku bener-bener nggak buka chat sama sosmed sama sekali," jelas Keira. "Figuratively mati tapi aku nggak kenapa-kenapa kok," koreksinya.

"Kak, besok kan Kassie ulang tahun, nah aku—"

"Hah?" potong Keira dengan kening berkerut. "Hah?! Ini tanggal... Oh iya! Sumpah gue lupa. Mati mati mati, gue lupa! Untung lo ngingetin astaga gue kakak paling buruk di dunia."

Sebelum Dara sempat mengatakan apapun lagi, bel tanda istirahat selesai berbunyi. Cewek itu marah-marah dalam hati karena perutnya sangat lapar sekarang walaupun jam makan siang belum tiba.

"Ya udah Kak, nanti gue pengen ngomongin sama Kak Keira buat ngerencanain surprise gitu. Nah, dia tipikal yang suka kejutan nggak sih? Soalnya gue banyak ketemu sama orang-orang yang nggak suka."

"Secuek-cueknya Kassie, dia suka di-surprise-in. Oke, nanti pulang sekolah gue kabarin lagi ya," jawab Keira.

Setelah membuat kesepakatan, mereka semua kembali ke kelas masing-masing. Kelas setelah jam istirahat adalah mata pelajaran matematika, dan jika saja Dara terlambat barang satu menit saja, ia akan dikeluarkan dari kelas.

Dara sampai kelas tepat sebelum Bu Penny masuk ke dalam kelas. Kassie, anak kesayangan Bu Penny, tentu saja sudah duduk rapi di mejanya dengan buku-buku dan pensil yang tersusun dengan teratur. 

"Ke mana aja lo, Dar? Gue cariin ke mana-mana nggak ada. Untung lo nggak telat masuk kelas, kalo nggak mati aja lo kena semprot Bu Penny," bisik Kassie yang hanya dijawab dengan cengiran Dara.

Sepulang sekolah, Dara sedang menunggu abangnya untuk menjemputnya karena motornya sedang berada di bengkel. Sebetulnya bisa saja cewek itu meminjam motor ninja milik abangnya, namun tentu saja ia tidak diberi izin. Saat sedang menunggu, ia bertemu dengan Jason yang sedang berjalan menuju motornya.

"Jas!" panggil Dara sambil berlari-lari kecil menuju cowok itu.

"Eh, Dara. Kok belom pulang?" jawabnya sambil melepas satu earphone-nya yang tadi bertengger di telinganya.

"Gue lagi nungguin abang gue jemput nih lama banget."

"Loh, emang motor lo ke mana?"

"Motor gue lagi diservis di bengkel," dengus Dara, lalu ia teringat sesuatu. "Jas, besok kan si Kassie ulang tahun. Terus rencananya gue sama Kak Keira mau bikin kejutan gitu kan. Lo mau ikut nggak?"

QuaternaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang