‹ ‹ ✾ d e l a p a n ✾ › ›
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan. Adam memarkirkan vespanya di garasi rumahnya. Ia baru saja selesai latihan bersama teman-temannya di studio yang mereka sewa di dekat sekolah. Cowok itu masuk ke dalam rumah dengan tas gitar tersampir di bahunya.
"Adam." Suara berat ayahnya yang begitu familier di telinganya membuatnya terhenti. Ia hendak pergi langsung ke kamarnya, biasanya ayahnya sudah berada di kamar pada waktu ini. "Kamu habis dari mana? Tadi Papa sama Mama cuma makan malam berdua. Aiden pastilah lagi nongkrong sama temen-temennya kayak biasanya. Tapi kamu selalu ada. Kamu belajar kelompok?"
Cowok itu menggaruk belakang kepalanya. Ia tahu apa yang akan ayahnya katakan jika ia menjawab yang sejujurnya. Tetapi Adam tidak pernah berbohong. "Aku habis latian, ada gig di Sweetbrew, kafe omnya Ernest Sabtu ini."
"Gig?" Dimas mengerutkan dahinya. "Adam, kita udah bicara kan soal menyeimbangkan hobi dan akademik? Sekarang kamu udah kelas dua belas. Harus fokus."
"Iya Pa, aku tetep fokus kok. Papa tenang aja," ucap Adam berusaha meyakinkan.
"Ini terakhir kalinya ya, Dam. Papa nggak mau tahu. Habis ini Papa nggak mau denger lagi kamu nge-band di kafe atau di manapun. Ekstrakurikuler aja cukup. Ngerti?" Dimas memasang raut yang serius, dan jika ia sudah memasang tampang seperti itu, Adam tahu, mustahil untuk membantahnya.
"Iya, Pa."
"Ya udah kamu makan dulu sana," suruh Dimas.
"Iya Pa, nanti aku makan, aku mau ke kamar dulu."
Adam pergi ke kamarnya dan merebahkan dirinya di tempat tidur. Saat ia membuka ponsel, grup mereka yang berjudul "Captivated uye uye" sedang ramai membahas tentang betapa senangnya mereka akan performance yang akan mereka tampilkan Sabtu nanti, dan Ernest akan terus mencarikan gig untuk mereka.
Cowok itu menghela napas dan segera menutup aplikasi chat tersebut, lalu meletakkan ponselnya di dalam laci nakasnya.
Malam ini Kassie menginap di rumah Keira. Ibu dan ayahnya pergi ke luar kota dan asisten rumah tangganya juga sedang pulang kampung. Cewek berambut sebahu itu paling tidak suka sendirian di rumah, ia bersyukur rumah Keira berada tepat di sampingnya, sehingga ia tidak perlu jauh-jauh mencari tempat pengungsian.
Ia sedang berada di tempat tidur Keira, menengkurapkan diri sambil meng-scroll instagramnya sementara kakak sepupunya sedang mandi. Tiba-tiba ia teringat Aiden saat basket minggu lalu. Ia segera mengetikkan namanya di kolom cari. Sebuah akun dengan username @aidenparamarta muncul di paling atas. Jantungnya berdegup ketika membuka akun yang tidak diproteksi itu. Ia memiliki sekitar 5.000 pengikut.
"Gila hits banget nih orang," gumam Kassie sambil melihat-lihat fotonya sampai bawah. Ia tampknya tipikal orang yang suka fotografi, karena jarang sekali ada foto dirinya. Kebanyakan foto diambil dari sudut-sudut yang unik, dan membuat hal-hal yang biasa jadi terlihat menarik. "Feeds-nya idaman banget, aesthetic!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Quaternary
Teen FictionIni adalah sebuah kisah tentang empat remaja di sekolah menengah atas paling bergengsi di kota, SMA Adyatma. Berawal dari kedua sepupu yang sangat akrab, Keira dan Kassie-seperti cewek-cewek sekolah itu pada umumnya-tergila-gila pada si kembar tampa...