02 | kassandra aliana fransisca

395 43 16
                                    

‹ ‹ ✾ d u a  ✾ › ›

Kassie mengekor di belakang Keira, sementara kakak sepupunya itu menjelaskan panjang lebar mengenai apa yang ditunjukkannya, ia benar-benar cocok menjadi tour guide museum atau semacamnya. Kassie cukup yakin seniornya sudah menjelaskan tentang seluk-beluk gedung Adyatma yang besar itu, tapi ia tidak terlalu ingat—lebih tepatnya memilih untuk tidak terlalu memerhatikan.

"Jadi ini perpustaka—"

"Shh!" penjaga perpustakaan yang tampak sudah berusia lanjut dan berwajah galak meletakkan jari telunjuknya di bibirnya. Ia memang terkenal menyebalkan, tapi salah Keira juga bersuara terlalu keras.

"Ups maaf Bu." Keira terkekeh pelan.

Perpustakaan Adyatma adalah surga para pecinta pengetahuan dan penikmat sastra. Pasalnya, bisa dibilang perpustakaan ini adalah salah satu ruangan terbaik di sekolah. Sangat besar, nyaman, dan memiliki koleksi buku yang luar biasa lengkap. Sesuai dengan misi SMA Adyatma untuk meningkatkan minat literasi remaja di Indonesia yang persentasenya sangat kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. Keira sangat menyukai tempat ini, walaupun seringkali ia cuma membaca novel-novel fiksi atau mengerjakan tugas yang butuh Wi-Fi kencang (atau mengunduh film terkadang).

Setelah ke perpustakaan, Keira mengarahkan Kassie ke kafetaria. Kafetarianya sangat besar dengan meja-meja bulat yang dikelilingi oleh kursi-kursi yang juga berbentuk bulat, tidak tampak seperti kafetaria pada umumnya. Lalu ke gimnasium, unit kesehatan sekolah, lab-lab, sampai toilet perempuan. Ya, selengkap itulah tur dari kakak sepupunya itu. Kassie memastikan dirinya untuk mengingat-ingat letak semua ruangan itu kali ini. Karena setelah ini ia tidak akan mendapatkan tur dari siapapun lagi. Dan jika ia lupa, ia harus bertanya pada orang asing dan Kassie paling anti soal itu.

Kassie sekarang tahu kenapa alasan kakak sepupunya begitu mengelu-elukan sekolahnya. Ia memang tidak melakukan riset saat mau mendaftar ke sekolah itu, ia hanya mendengarkan Keira untuk masuk ke sekolah yang sama dengannya, dan ia menurut saja.

"Jadi, kamu kelas apa?" tanya Keira sesaat setelah ia melirik jam tangannya.

"10 IPA 3," jawab Kassie. "Kamu tahu itu di mana?"

"Ehm, halo? Kamu ngeraguin tour guide handal ini?" Keira memutar bola matanya. "10 IPA 3 ada di lantai tiga. Ya udah ya aku ke kelasku dulu, sebelum tempat duduk yang strategis pada penuh nih."

Kassie menarik lengan Keira sebelum ia sempat melesat ke kelasnya. "Temenin," katanya sembari nyengir.

Satu-satunya kekurangan SMA Adyatma adalah, gedung berlantai empat ini tidak dilengkapi dengan lift, setidaknya begitulah menurut Kassie.

"Make some friends," pesan Keira ketika mereka sudah sampai di depan kelas Kassie. "Kamu bakal butuh temen buat makan siang."

Kassie terkekeh, "gitu ya fungsi temen menurut Princess Keira."

"Yah, salah satunya." Keira nyengir. "Ya udah. Have fun adik kecilku."

"Just want to remind you that I'm taller than you!" seru Kassie ketika Keira sudah hampir menghilang di tangga, kelasnya berada di lantai dua.

"Bawel!"

Kassie masih sedikit tertawa ketika ia menyadari bahwa ia harus masuk ke dalam kelas. Sendirian. Mungkin ini adalah hal remeh bagi sebagian orang, tapi bagi Kassie, ini momen yang sangat membuatnya gugup. Ia sudah memegang gagang pintu selama setidaknya semenit, tetapi ia tak kunjung membuka pintu.

"Ehm, lo mau di situ terus apa gimana? Soalnya gue mau masuk." Suara seorang cowok mengagetkan Kassie yang mendadak latah, "eh copot!" cowok itu tertawa.

QuaternaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang