‹ ‹ ✾ s e b e l a s ✾ › ›
Hari ini Kassie sedang pusing tujuh keliling. Pasalnya, guru matematikanya memberikan tugas yang cukup banyak dan wajib dikerjakan dengan kelompok belajar yang telah diberikan. Bahkan beliau menyuruh mereka untuk berfoto bersama sebagai bukti kalau mereka benar-benar belajar bersama. Foto tersebut adalah syarat untuk UTS. Bu Penny memang ada-ada saja.
Dara hanya bisa mengeluarkan kata-kata menenangkan saat Kassie terus-terusan uring-uringan mengenai hal ini. "Udahlah, Kas. Apa sih hal terburuk yang akan terjadi?"
"Ya menurut lo aja Dar. Lo liat nggak sih gimana setiap hari Chrissy ngeliat gue seakan-akan dia mau nelen gue bulet-bulet?" Kassie mengacak-ngacak rambutnya sendiri frustasi. "Kenapa juga harus di rumah gue coba?"
"Ya nggak apa-apa, seenggaknya kalo di rumah lo, lo nggaka akan diapa-apain sama Chrissy." Dara tertawa, disambut oleh toyoran oleh Kassie.
"Nggak lucu tahu!"
Kassie mempersiapkan berbagai macam jenis snack yang jumlahnya cukup banyak untuk menyambut teman-teman sekelompoknya agar setidaknya jika nanti terlalu canggung untuk berbicara, makanan bisa menyelamatkan segalanya. Namun Dara—yang dipaksa Kassie untuk ikut datang ke rumahnya—malah ikut menyemili makanan yang sudah disiapkan Kassie. Ketika diprotes, cewek berambut pixie itu malah menyalahkan Kassie kenapa ia mengundangnya.
Bel pintu berbunyi. Jantung Kassie sedikit berdebar, tidak siap dengan apa yang akan dihadapinya di balik pintu. Namun ia langsung dapat bernapas lega ketika melihat cengiran lebar Jason yang berada di baliknya.
"Ada Kak Keira nggak di rumah?" tanyanya iseng.
"Kak Keira nggak suka berondong!" jawab Kassie ketus yang hanya mengundang tawa dari Jason.
"Nggak usah cemburu gitu dong."
"Jujur ya, lo orang terpede yang pernah gue temuin di muka bumi ini."
"Itu pujian nggak sih?"
"Terserah lo deh." Kassie kembali menata buku-buku yang akan dipakai untuk belajar di atas meja karena ia masih merasa gugup dengan kedatangan Chrissy dan Lea. "Jas, Chrissy sama Lea mana sih?"
Jason mengangkat bahu. "Nggak tahu, nggak bareng. Mungkin masih di jalan kali, Kas."
Tidak lama kemudian, bel kembali berbunyi. Kali ini Dara berinisiatif untuk membukakan pintu. Dan benar saja, Chrissy dan Lea sudah berada di depan pintu dengan wajah yang bisa dibilang tidak ada ramah-ramahnya sama sekali.
"Halo temen-temen!" sapa Dara riang. Namun mereka berdua hanya tersenyum tipis dan masuk tanpa permisi. Dara memutar bola matanya dan menyesali inisiatifnya sendiri untuk membukakan mereka pintu.
"Kok lo ada di sini sih, Dar?" tanya Jason. "Lo kan sekelompok sama siapa tuh lupa gue, si Indra."
Dara mengerucutkan bibirnya, ia malas mendengar nama itu karena cowok yang sekelompok dengannya itu menjadikan tugas ini sebagai ajang modus. Membuatnya yang tidak suka matematika, menjadi semakin benci.
"Ya nggak apa-apa dong, kan Kassie sahabat gue." Dara merangkul Kassie erat.
Akhirnya mereka mulai mengerjakan tugas. Materinya sudah disampaikan oleh Bu Penny di pertemuan sebelumnya, namun Kassie ditugaskan untuk kembali menjelaskan materi tersebut. Dara ikut mendengarkan walaupun dengan tangannya yang sibuk memakan keripik kentang, agar saat nanti waktunya belajar kelompok, ia tidak harus bertanya pada Indra yang nilainya kedua paling tinggi setelah Kassie.
Jason yang paling lamban di antara semuanya, setidaknya begitu kelihatannya. Chrissy dan Lea jarang mengajukan pertanyaan dan tampak sibuk mengerjakan tugas mereka, jadi Kassie berasumsi bahwa mereka sudah mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quaternary
Fiksi RemajaIni adalah sebuah kisah tentang empat remaja di sekolah menengah atas paling bergengsi di kota, SMA Adyatma. Berawal dari kedua sepupu yang sangat akrab, Keira dan Kassie-seperti cewek-cewek sekolah itu pada umumnya-tergila-gila pada si kembar tampa...